CINTA SEORANG PANGERAN

Dia lebih cantik dari semua wanita



Dia lebih cantik dari semua wanita

0"Kemarin Aku mendengar kalau Yang Mulia melamarku melalui ayah dan ibuku, benarkah?" Kata Zarina bertanya kepada Pangeran Abbash. Pangeran Abbash mendengar pertanyaan Zarina yang begitu penting,  Ia baru memusatkan perhatiannya kepada Zarina. Ia memang berencana untuk menikahi Zarina agar Ia dapat kesempatan untuk berhubungan dengan Alena.     

Pangeran Abbash tahu kalau Zarina memiliki ilmu ghaib secara alami yang memang berasal dari kakeknya. Mata - mata Pangeran Abbash sudah banyak melaporkan kepadanya. Walaupun mata - mata itu akhirnya mati bunuh diri. Tetapi Ia sudah memiliki banyak informasi dari kediaman Nizam. Jadi Ia ingin memanfaatkan ilmunya Zarina agar Ia bisa mendapatkan Alena. Pemikirannya sungguh mirip dengan kakaknya     

"Oh ya.. benar. Aku tertarik mendengar tentang ceritamu dari pelayan. Mereka mengatakan kau menjadi simpanan Pangeran Thalal dan banyak ditindas oleh Putri Cynthia. Kebetulan Kakakku adalah mitra kerja dari Ayahnya Zarina dalam mengelola hotel jadi Aku juga ingin mempererat tali ikatan mitra kerja menjadi persaudaraan" kata Pangeran Abbash sambil tetap tersenyum. Matanya yang indah itu berbinar - binar dengan memikat.     

Semua mata yang memandang Pangeran Abbash sesaat terpaku menikmati keindahan pemandangan di depannya. Jangankan wanita yang laki - laki saja merasakan hatinya bergetar.  Mengapa ada laki - laki begitu tampan tapi sekaligus cantik. Hati mereka benar - benar menjadi tersentuh dengan ketampanan Pangeran Abbash. Termasuk Pangeran Thalal, Amar dan Jonathan tanpa sadar mereka ikut tersenyum ketika Pangeran Abbash tersenyum dan ketika Pangeran Abbash mengerjapkan bulu matanya yang panjang semua menelan ludahnya. Laki - laki di depannya ini sungguh berbahaya terhadap keamanan mental laki - laki dan perempuan. Harusnya yang seperti ini memang jangan dibiarkan berkeliaran berbahaya.     

Hanya Nizam yang sama sekali tidak tertarik. Melihat laki - laki tampan ini tersenyum, Nizam malah ingin sekali menendang dan memukulinya. Nizam sedari tadi sudah berhitung mundur dari sepuluh sampai ke satu demikian bolak - baik sampai lima balikan agar hatinya menjadi stabil. Ia tidak ingin lepas kendali hingga menyakiti Alena. Ia kapok menghukum Alena secara fisik. Jadi walaupun amarahnya sudah sampai ubun - ubun di kepalanya maka Nizam berusaha untuk menjadi tenang.     

"Mengapa Yang Mulia begitu gegabah dalam menceritakan berita kebohongan itu kepada orang tua hamba. Hamba tidak pernah menjadi simpanan Yang Mulia Pangeran Thalal dan hamba tidak pernah ditindas oleh Yang Mulia Putri Cynthia. Mereka sangat baik dan menghormati hamba" Kata Zarina dengan sedikit geram.     

Ia tadinya ingin memarahi Pangeran Abbash habis - habisan bila perlu dengan memukulinya tetapi melihat wajah tampan pangeran Abbash mana tega dia memukul pria setampan itu. Bagaimana bisa Ia memukul wajah pangeran Abbash yang halus, mulus, licin dan putih itu. Agaknya kalau ada serangga nempel pasti serangga itu akan terpeleset saking lembut dan licinnya pipi Pangeran Abbash. Karena itulah suara Zarina hanya sedikit keras dan jauh dari kesan memarahi.     

Semua mata kini benar - benar terpaku pada Pangeran Abbash dan mereka ingin tahu jawaban dari Pangeran Abbash yang sudah jelas - jelas kebohongannya ketahuan. Pangeran Abbash tau kalau semua mata sedang melihatnya dengan penuh kekaguman. Dan Pangeran Abbash tidak menyalahkan mereka. Pangeran Abbash sendiri sangat tau kalau dirinya memang tampan dan sering menjadi pusat perhatian.      

Pangeran Abbash biasanya tidak suka menjadi pusat perhatian tapi kali ini Ia seakan ingin tebar pesona pada orang - orang  yang ada dihadapannya. Entah laki - laki atau perempuan. Pangeran Abbash mengerucutkan bibirnya yang merah bagaikan memakai lipstik. Tidak ada bulu sedikitpun yang menghiasi wajah Pangeran Abbash padahal bagi laki - laki Azura tidak ada wajah tanpa berbulu. Nizam sendiri kadang membiarkan bulu - bulu menghiasi mukanya dengan rapih walaupun seringnya Ia mencukur habis bulunya kerana Ia tidak terlalu suka memelihara jenggot atau cambang termasuk kumis. Hanya  bulu ditangan dan kakinya yang dibiarkan lebat termasuk sebagian di dadanya.     

Arani mengernyitkan mukanya melihat Jonathan yang ikutan terpaku melihat Pangeran Abbash. Ia menginjak kakinya Jonathan lalu berbisik. "Perasaan kau pernah bertemu dengannya dan Ia pernah menghajarmu habis - habisan sampai tanganmu hampir tidak bisa digunakan sekarang kau melihatnya seakan ingin menelannya" kata Arani dengan sebal. Jonathan tidak menjawab pertanyaan Arani malah tetapi menyaksikan wajah Pangeran Abbash yang benar - benar so sweet.     

"Ia sangat cantik.. tidak .. tidak. Ia laki - laki, Ia sangat tampan. Tetapi mengapa Ia begitu cantik bahkan kecantikannya mengalahkan semua wanita yang ada disini" kata Jonathan sambil menelan ludahnya.     

"Jadi Ia lebih cantik dari Aku? " Kata Arani melotot tidak suka dengan pernyataan suaminya. Jonathan menjawab sambil matanya tetap menatap Pangeran Abbash.     

'Begitulah Arani.. dia benar - benar sangat tampan. Tampan dan cantik.. Ia jauh lebih  mempesona saat memukuliku waktu itu. Maaf Arani, kau memang kalah cantik darinya " Kata  Jonathan tanpa sadar.      

"Oh.. begitu. " Arani langsung cemberut mendengar kata - kata suaminya dan Jonathan langsung tersadar. Wajahnya langsung pucat dan Ia segera berpaling ke arah Arani dan berkata memelas.     

"Maafkan Aku.. Aku salah. Arani kau yang tercantik. Aku bersumpah. Tolong jangan hukum Aku. Punggungku masih terasa patah. Dan adikku sudah sangat kelelahan terus menerus kau suruh berdiri" Kata Jonathan dengan muka merana. Tapi Arani semakin murka mendengar kata - kata suaminya.     

"Semakin kau meratap Aku semakin tidak akan mengampunimu" kata Arani. Jonathan langsung menjawab sebelum kemudian Ia terdiam. "Aku akan diam.. Aku akan diam..."     

Sementara itu Pangeran Abbash menjawab dengan tenang dan elegan. Ia sama sekali tidak gugup walaupun Ia sudah ketahuan berbohong. Dengan tetap tersenyum dan mengerling pada Alena Ia menjawab. " Jangan salahkan Aku. Pelayan Putri Alena yang memberitahukan kepadaku. Ia mengatakan seperti itu. Mana Aku tahu kalau itu benar atau bohong." Kata  Pangeran Abbash sambil tetap tersenyum. Kemudian Ayahnya Zarina berkata sambil menatap wajah anaknya dengan sedikit marah     

"Tapi Nak, kalau benar yang dikatakan olehmu. Mengapa kau tidak pernah menelpon kami dan sebenarnya ini ada apa? Tolong jelaskan yang sejelas - jelasnya kepada Kami. Kau lihat kami sudah membawa tiga orang pengacara untuk menuntut Yang Mulia Pangeran Nizam karena Yang Mulia sudah menyembunyikanmu" kata Ayahnya Zarina dengan semangat dan penasaran dengan kejadian yang sebenarnya.     

"Ayah, perlu Ayah ketahui kalau Yang Mulia Nizam tidak pernah menahanku. Yang Mulia adalah pria yang paling sopan dan menghargai wanita. Aku datang ke sini pada mulanya untuk menyediakan makanan bagi pernikahan Tuan Jonathan dan Nyonya Arani. Tetapi kemudian karena Ayah dan Ibu tahukan kalau Aku sangat menyukai dan mengidolakan Pangeran Thalal maka Aku meminta Yang Mulia Nizam untuk mengizinkanku tinggal disini. Karena takut dilarang makanya Aku tidak menghubungimu"     

'Tapi Nak..  ini adalah kediaman laki - laki. Alangkah memalukan kalau ada anak gadis yang tinggal di kediaman laki - laki" kata Ibunya Zarina sambil berkaca - kaca. Ia sangat terpukul dengan kondisi anaknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.