CINTA SEORANG PANGERAN

Pernikahan Edward (5)



Pernikahan Edward (5)

0Setelah mengudara hampir 20 jam akhirnya pesawat mendarat di Bandara New York John F Kennedy. Tanpa melalui pemeriksaan scanning visa dan pemeriksaan petugas imigrasi, rombongan keluarga Kerajaan itu langsung meluncur menggunakan mobil rolls-royce. Alena masih ngantuk Ia tidur dalam pelukan Nizam. Padahal tadi dipesawat Ia sudah tidur tapi kemudian Ia terbangun untuk memakan sesuatu.     

Lalu Ia kemudian berbincang-bincang dengan Cynthia sampai pesawat mendarat. Sekarang Ia ngantuk lagi karena sedikit jet lag juga. Nizam mengusap perut Alena yang semakin buncit. Agaknya dia memiliki hobi baru sekarang. Mengelus-ngelus perut Alena menimbulkan keasyikan tersendiri. Walau kadang-kadang tangannya suka tergelincir ke bagian bawah perut Alena. Alena biasanya suka mencubit punggung tangan Nizam yang suka tergelincir mendadak. Biasanya Nizam suka mengaduh-ngaduh kalau Alena sudah mencubitnya dengan kesal.     

"Kita telat hampir sebulan karena perkuliahan sudah mulai sejak selesai musim dingin." Kata Alena.     

"Tidak apa-apa, Kita pasti bisa menyusul ketinggalan kita. Aku sudah menyuruh orang untuk mengurus administrasinya. Bukankah semester ini mata kuliah yang diambil tinggal sedikit lagi. Kita hanya tinggal menyelesaikan tugas akhir. Bukankah Kau memilih mengerjakan proyek untuk tugas akhir mu" Kata Nizam.     

"Iya..Aku tidak bakalan sanggup kalau harus mengerjakan thesis apalagi ujian komprehensif. Otakku malas kalau harus menghapal banyak materi atau membuat thesis" Kata Alena sambil memegang tangan Nizam yang mulai tidak bisa membedakan yang mana perutnya dan yang mana daerah di bawah perut.     

"Apa kepalamu juga mengalami jetlag? mengapa tanganmu tidak mengelus perutku dengan benar" Tanya Alena gusar.     

"Tidak Sayang, Aku hanya memberi tahu anak kita jalan keluar dari perut mu kelak" Kata Nizam dengan wajah serius. Mendengar kata-kata Nizam yang luar biasa menyebalkan orang yang mendengarnya membuat Arani yang duduk disamping sopir duduk dengan gelisah. Pasti sebentar lagi akan ada kelakuan konyol Nizan. Tingkah Nizam kalau bersama Alena konyolnya melebihi Pangeran Thalal. Mana penyekat mobil nya tidak ditutup.     

Untungnya Semenjak Alena hamil 4 bulan sopir yang dipilih Nizam adalah seorang wanita. Wanita yang sedang hamil terkadang ingin bertingkah sedikit bebas seperti duduk dengan tubuh sedikit terbuka. Sehingga Nizam tidak membolehkan laki-laki manapun satu mobil dengan Alena kecuali Pangeran Thalal.     

Nizam hidup lama di Amerika, Ia terbiasa mendapatkan melihat gaya hidup orang Amerika sehingga Ia sendiri terkadang tidak masalah bertingkah romantis terhadap Alena.     

Sementara itu Pangeran Thalal jarang menunjukkan kemesraan di depan orang banyak. Cynthia adalah orang yang lumayan keras dan serius. Walau pun Cynthia orang Amerika tapi Ia hidup serba kekurangan. Ia terbiasa bersikap penuh dengan kehati-hatian dan menjaga sikap. Ia tidak suka bertingkah konyol didepan orang lain, kecuali mungkin kalau sedang berdua.     

"Mengapa Kau harus memberitahunya, bukankah Ia akan keluar sendiri" Kata Alena dengan kesal.     

"Bagaimana kalau nanti dia tersesat di dalam perutmu?" Nizam masih tetap bertingkah konyol.     

Aaah...Ingin rasanya Arani berteriak frustasi, sesuai dengan dugaannya Nizam pasti bertingkah konyol lagi. Nizam adalah Pangeran Putra Mahkota yang akan memimpin kerajaan pusat yang memiliki 20 Kerajaan bawahan. Pemilik kekayaan kedua setelah Ayahnya. Pemegang puluhan perusahaan yang tersebar di seluruh dunia. Putra Mahkota yang kejeniusan menjadi bahan penyelidikan di kerajaan Azura. Menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan cabang olahraga.     

Gaya bicara Nizam penuh dengan wibawa, bahkan setiap Nizam berbicara di suatu forum yang lain pasti akan terdiam mendengarkan. Kalau Nizam sedang marah maka gunung pun akan ikut bergetar. Tapi di depan Alena, kewibawaan dan kekejaman Sang Pangeran hilang lenyap bagaikan butiran debu yang terbang ditiup angin. Dan Arani serta dua pengawalnya lah yang paling banyak mengetahui perubahan kepribadian Nizam yang menjadi semakin kejam sekaligus semakin konyol.     

Arani menggelengkan kepalanya. Bagaimana bisa seorang bayi bisa tersesat keluar dari perut ibunya. Ha...ha...ha..Nizam ternyata benar-benar punya sisi humor yang sangat tinggi. Alena sendiri kadang menangkap humor suaminya dengan wajah yang polos. Tapi kali ini agak nya Alena sedang serius.     

Alena melotot pada suaminya, "Apa kau pikir perutku ini kota metropolitan, dan bayi kita adalah penduduk kampung?"     

Nizam tertawa terbahak-bahak melihat Alena marah-marah. "Jangan marah-marah nanti bayinya kaget. Coba pegang dia bergerak-gerak dalam perutmu"     

"Besok kita USG 4D yu.." Kata Alena tiba-tiba.     

"Iya...boleh...Aku tidak sabar ingin melihat Anak kita."     

"Pasti Ia tampan seperti dirimu" Kata Alena.     

"Hmmm....Aku pikir dia akan cantik seperti dirimu" Kata Nizam sambil tersenyum.     

"Apa Kau ingin anak kita perempuan? Bukankah Kau perlu seorang anak laki-laki untuk menjadi pewaris tahta kerajaan"     

"Akukan sudah bilang kalau Aku tidak keberatan dengan anak perempuan. Laki-laki atau perempuan sama saja"     

"Tidak!! Aku ingin bayi laki-laki."     

"Itu diluar wewenang kita Alena"     

"Aku tidak mau Kau punya anak laki-laki dari wanita lain"     

"Kau ini, memangnya siapa yang akan membuat anak dengan wanita lain" Kata Nizam dengan enteng. Kalimat Nizam yang diucapkan dengan wajah datar membuat Arani refleks memalingkan wajahnya ke belakang tapi langsung kembali ke depan karena tampak Nizam melotot tidak suka. Mengapa kata yang dipilih Nizam terdengar sangat vulgar. Bukankah lebih sopan kalau kalimat membuat anak diganti dengan memiliki anak.     

"Aku hanya ingin membuat anak denganmu, Mau sampai tujuh juga Aku tidak keberatan" Kata Nizam lagi sambil mesem-mesem     

"Nizam..Aku bukanlah kucing yang sekali beranak langsung 6, Aku tidak mau memiliki anak terlalu banyak" Kata Alena.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.