CINTA SEORANG PANGERAN

Kesaksian Niken ( 2 )



Kesaksian Niken ( 2 )

0Niken menatap Alena dengan pandangan permintaan maaf dan Alena memandang dengan penuh rasa terima kasih. Ia baru bertemu Niken untuk yang pertama kalinya setelah bertahun-tahun Ia tidak bertemu dengan nya. Ia dan Niken hanya selisih umur sekitar dua tahunan tetapi wajah Niken walaupun cantik terlihat lebih tua dan dewasa daripada Alena. Mungkin penderitaan hidup seseorang bisa membuat wajah terlihat lebih tua dari usianya.     

Yang Alena tidak mengerti bagaimana Niken bisa kenal dengan Nendri dan Andre. Nizam malah terlihat sedikit grogi. Jika sampai Niken berbicara bahwa Ia difasilitasi oleh Nendri dan Doni untuk membalas dendam maka urusannya menjadi sedikit rumit. Bukankah Ia yang membayar Nendri untuk mengatur Niken membalas dendam pada Andre sehingga Andre mengembalikan bayinya dan mencabut semua saksi dan barang bukti kasus ayahnya Alena.     

Tapi Nizam hanya bisa berdoa agar Niken menutupi keterlibatan Doni. Walaupun Ia sendiri sudah mengantisipasi hal ini kalau seandainya terjadi. Tetapi nantinya Doni akan menjadi korban untuk menutupi kasusnya. Kalau bisa jangan sampai Doni menjadi korban. Urusannya nanti jadi semakin melebar dan ribet. Padahal urusan kuliah dia belum beres. Belum lagi kasus di Azura.     

"Silahkan Saudari Niken untuk menceritakan almarhum Nendri dan Andre"     

Niken menarik nafas panjang sebelum dia berkata. Ia mengingat seluruh kejadian yang Ia alami. Ia juga melirik sosok tubuh yang berdiri di dekat pengasuh bayi Sisca. Pria itu mengenakan Hoodie hitam dan kacamata Ia juga membawa handycam posisinya terhalang oleh pria yang membawa yang sedang memvideokan persidangan dengan kamera Video berkaki. Sehingga tubuhnya benar-benar terhalang.     

"Saya bertemu Andre di Club Malam janjian hendak bertemu Nendri. Nendri adalah seseorang yang baru saya kenal. Dia mengajak saya bertemu untuk membicarakan tentang suatu pekerjaan."     

"Pekerjaan apa?" Kata Hakim Ketua tidak sabar.     

"Saya juga belum jelas pekerjaannya apa. Karena waktu itu ternyata dia tidak datang. Kemudian Saya bertanya kepada Andre dia malah menarik dan memaksa saya. Saya lalu dinodai dia." Sisca menangis tersedu-sedu.     

Pengacara Hartono dan Alena mengerutkan keningnya. Mereka mulai mencium kejanggalan dalam kasus ini. Nizam mulai sedikit gelisah dan Alena malah kebingungan. Nizam mengusap tekuknya yang terasa dingin.     

Ia menatap tajam wajah Niken lalu juga mencuri pandang pada Lila. Rasa curiga nya menyeruak tanpa bisa dicegah. Kepalanya menoleh ke belakang. Matanya terus mencari sosok tubuh yang dicurigainya. Tapi terlalu banyak orang yang hadir dan pada wartawan yang meliput. Ia tidak menemukan sosok tubuh yang dicarinya.     

"Kau lihat wajah Kakakku..dia mulai gelisah dan mencurigai seseorang. Kakakku seperti punya Indra ke enam. Melihat Lila otaknya langsung menganalisa. Ia pasti mencari Edward." Pangeran Thalal berbisik pada Cynthia.     

"Ssst...Aku ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya pada Niken. Kakakmu menyembunyikan sesuatu dari kita?" Kata Cynthia.     

"Menyembunyikan apa? " Kata Pangeran Thalal.     

"Makanya diam dulu, dan dengarkan kesaksian Niken."     

"Saya kesulitan keuangan sejak Ayah Kami meninggal. Kemudian Saya diajak teman saya untuk mencari pekerjaan di suatu Kafe. Di Kafe saya bertemu Nendri yang sedang minum kopi. Lalu dia menghampiri Saya dan menawarkan suatu pekerjaan. Dia kemudian mengajak saya bertemu di Club Malam milik Tuan Andre." Perkataan Niken terputus.     

"Sebentar Yang Mulia, Saya mau mengajukan pertanyaan" Pengacara Hartono langsung menginterupsi.     

"Silahkan Tuan Jaksa Penuntut"     

"Setahu Saya, Club milik Almarhum Tuan Andre adalah Club mewah yang tidak bisa sembarangan orang untuk masuk. Bagaimana bisa Saudari Niken masuk ke sana." Kata Tuan Taufik dengan pandangan menyelidiki.     

"Saya juga tidak mengerti karena memang Saya diberi kartu keanggotaan oleh Nendri, dengan kartu itu saya bisa langsung masuk." Niken menjawab dengan tenang.     

"Bagaimana bisa Nendri memiliki kartu tersebut?" Tanya JPU pada Niken.     

"Saya tidak tahu?" Kata Niken.     

"Apa Kita bisa menyelidiki tentang kasus Nendri?" Tanya Hakim Ketua kepada para pengacara     

"Yang Mulia, Setahu saya Nendri ini adalah ketua dari Agent jasa. Dan Ia termasuk orang yang sulit dilacak. Pekerjaan nya apa juga tidak terlalu jelas. Dan kelihatannya pekerjaannya memang banyak melibatkan para pejabat penting sehingga Kita sama samasekali tidak bisa menyelidikinya. " Pengacara Alena menjawab dan di iyakan juga oleh Jaksa Penuntut Umum.     

Nizam langsung merasa lega. Tidak salah Doni memilih Nendri sebagai Agent Jasa menyelidiki kasus Ayahnya Alena karena Ia benar-benar tidak terlacak. Sayang sekali Ia bertindak bodoh dengan menginginkan wanita yang salah.     

"Lila benar-benar hebat, dia mengajari Niken dengan baik" Bisik Cynthia.     

"Aku malah salut dengan Edward, Lihat Ia mengatur semuanya tetapi Ia samasekali tidak terlihat selembar rambutpun." Kata Pangeran Thalal.     

"Ia bukan orang bodoh.. Edward sangat cerdas" Bisik Cynthia     

"Sayang sekali Ia mencintai seseorang yang tidak mencintainya"     

"Kalau Kakakmu tidak datang merebutnya, Alena sudah jadi istri Edward"     

"Itu karena Kakak Putri Alena mencintai Kakakku" Pangeran Thalal membela Nizam.     

"Iyalah..kakak adik saling membela adalah hal biasa."     

Setelah para pengacara saling berargumen lalu para hakim berembuk maka keputusan dibacakan. Dan hasilnya Alena terbebas dari semua tuduhan.     

Alena memeluk Nizam dengan erat tapi kemudian Sisca tiba-tiba berdiri dan merebut bayinya di dalam gendongan babysisternya.     

Semua berteriak histeris ketika Sisca mengeluarkan pistol dan menempelkan pada bayinya.     

"Mundur semuanya!!! Aku tidak terima dengan keputusan ini. Ha...ha...ha.. luar biasa Kau Alena. Perempuan munafik..Kau mungkin bisa menipu semua orang tapi Aku tidak akan tertipu. Kecuali kau buktikan padaku bahwa kau benar-benar wanita bermoral yang baik hati."     

"Sisca jangan main-main..itu adalah bayimu" Pengacara Hartono berteriak ngeri.     

"Kenapa dengan bayi ini?? Aku rela hamil dan melahirkan nya agar dapat menikah dengan Andre. Sekarang Andre sudah tidak ada. Bayi ini tidak berguna lagi" Sisca berteriak mengerikan.     

Semua polisi bersiaga termasuk para pengawal dari Azura. Tetapi semua tidak berani maju karena takut Sisca nekad melukai bayinya sendiri.     

"Mbak..tolong, Mbak Aku mohon. Kalau Mbak tidak mau anak itu. Berikan padaku. Biarlah Aku yang merawat." Niken langsung menangis sambil mengulurkan tangannya.     

Sisca menempelkan pistol itu ke kening bayinya.     

"Diam..jangan mendekat!! Aku akan membunuh bayi ini lalu aku akan bunuh diri, kecuali..." Mata Sisca melirik ke arah Alena     

"Kecuali apa?? Katakanlah Sisca!! Kami semua akan memberikan apa yang kau inginkan!!" AKBP Santosa berkata sambil mengeluarkan pistolnya. Ia sendiri tidak mau gegabah. Ada bayi dalam pelukan Sisca membuat Ia tidak bisa bertindak leluasa.     

"Aku ingin Alena mati, menggantikan bayi ini. Alena majulah ke depan. Kau selalu memperlihatkan bahwa Kau adalah orang yang paling baik hati. Sekarang tunjukkan ke semua orang bahwa hal itu adalah benar." Permintaan Sisca membuat semua orang bagai disambar petir. Wajah Nizam sampai menghitam kelam.     

"Aku bersedia mati untuk menggantikan bayimu" Kata Alena sambil langsung melepaskan diri dari suaminya. Ia melangkah tanpa ragu ke depan Sisca.     

Nizam langsung meloncat dan memeluk Alena. Ia menjadikan dirinya tameng Istrinya.     

"Kau Gila Sisca!! Takkan Kau biarkan Kau menyentuh istriku walau hanya selembar rambut" Teriak Nizam.     

"Kau kira Aku takut untuk membunuhmu, Nizam Pangeran Azura. Akan Aku bunuh Kalian berdua, agar cinta kalian abadi sampai akhirat...ha..ha..ha.." Sisca mengarahkan pistolnya ke arah punggung Nizam yang memeluk Alena.     

"Kakak!! Kau jangan Gila!!!" Pangeran Thalal bagai putus nyawanya melihat Nizam menjadi tameng bagi Alena. Alena sendiri Ia mendorong tubuh Nizam sekuat tenaga.     

"Minggir Kamu Nizam!! Kau jangan mengorbankan nyawamu yang sangat berharga. Kau akan membuat murka seluruh rakyat Azura kalau kau mati di Indonesia. Kau ingin peperangan terjadi??" Alena meronta. Tapi Nizam malah semakin erat memeluknya     

"Aku tidak menginginkan mu untuk mati dengan melakukan tindakan bodoh" Bisik Nizam.     

Sisca semakin histeris. "Berhenti Kalian!! Mempertontonkan adegan bodoh ini, Nizam bersiap lah!!!!" Sisca bersiap menarik pelatuk pistol nya. Semua orang memekik..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.