CINTA SEORANG PANGERAN

Janji Nizam



Janji Nizam

0Cynthia memegang tangan Alena yang berkeringat dingin. Cynthia dapat merasakan apa yang dirasakan Alena. Hatinya terasa sangat pedih. Ia melihat mata Alena yang menatap tajam kepada Nizam kini tampak berkaca – kaca. Cynthia tahu Alena sangat sedih walaupun Ia berusaha menguatkan diri. Alena mencoba bersikap lebih dewasa dibandingkan dengan waktu kedatangannya yang pertama kali.     

Alena sendiri tidak ingin memprovokasi orang, Ia melihat bagaiman santainya gaya Putri Kumari saat menghadapi Para putri yang mencoba mengganggunya. Ia ingin sekali bersikap seperti Putri Kumari. Jadi walaupun ini sangat menyakitkan, Alena mencoba tidak melakukan hal yang akan membuat Ratu Sabrina marah. Kedua anaknya sekarang ada di bawah wewenang Ratu Sabrina walaupun Ia yang menyusuinya tetapi pengawasan sekarang di ambil alih oleh Ratu Sabrina. Dan Alena masih belum mengetahui tentang hal ini.     

Tetapi yang Alena tahu kalau Ratu Sabrina kelihatannya menganggap bahwa kedua anaknya jauh lebih berharga daripada dirinya sendiri. Ia tidak boleh memusuhi ibu mertuanya. Ia ingin berada disamping anaknya dengan nyaman.     

Wajah Cynthia tampak lebih tegang dari Alena ketika menunggu apa yang akan dikatakan oleh Nizam. Nizam akan berjanji untuk bersikap adil secara fisik kepada para istrinya. Dan ini bukan main – main, ucapannya sama seperti undang – undang yang harus dipatuhi. Bagaimana bisa Nizam mau meniduri semua istrinya kalau Ia berjanji akan membubarkan harem kepada Alena dan dirinya.     

Apa kemudian Nizam melupakan niatnya semula setelah melihat betapa cantiknya para putri itu. Apakah Nizam sama saja seperti pria lain yang tidak bisa menolak ketika ada wanita cantik yang merangkak di kakinya. Apalagi Nizam memiliki alasan yang sangat kuat untuk melakukan itu semua.     

Suasana tampak begitu hening ketika Nizam menghela nafas sebelum Ia kemudian mengangkat tangannya untuk mengucapkan janjinya.     

" Aku Pangeran Nizam Al – Walid, berjanji kepada para putri semuanya bahwa Aku akan bertindak adil dengan mematuhi perintah Ibunda Ratu Sabrina untuk bermalam dengan kalian secara bergiliran. Dan Aku akan menghentikan penggiliran itu jika memang Kalian yang memintanya untuk berhenti.     

Aku Pangeran Nizam Al- Walid tidak akan menghindari kewajiban lahir dan batin terhadap kalian. Karena itu adalah hak kalian, jika memang kalian menginginkannya dengan asumsi, kalau yang dimaksud batin itu adalah kebahagiaan yang akan diperoleh oleh kedua belah pihak dan tidak akan saling menyakiti.     

Ibunda Ratu Sabrina mengambil kalian dari keluarga kalian masing – masing untuk mengisi harem yang Kumiliki. Aku harap kita akan bekerja sama untuk menciptakan suasana damai yang tercipta di antara kalian.     

Aku akan tepati janjiku sepanjang Kalian bisa berbuat damai di dalam harem. Tetapi Aku harap kalian juga mematuhi Ibunda Ratu sebagai pengurus Harem sampai Aku kelak menjadi Raja dan pengurus Harem akan dijabat oleh Ratu utama " Kata Nizam dengan suara lantang selantang suara burung malam yang tiba – tiba terdengar.     

Angin berdesau meniup daun pepohonan yang berderet di sisi tempat acara makan berlangsung. Para Putri tampak terpakau dengan keindahan janji Nizam dan hati mereka tampak sangat bahagia. Tanpa sadar mereka semua langsung membungkukkan badannya memberikan hormat dan mengucapkan terima kasih kepada Nizam. Nizam tersenyum sambil memandang kepada Putri Nadia yang ternganga mendengar janji manis Nizam.     

Putri Nadia sama sekali tidak mengira kalau Nizam akan bersedia mengucapkan janji itu. Ia tadinya menyangka kalau Nizam akan menolaknya karena Ia tahu persis kalau Nizam sangat mencintai Alena tetapi dengan janji ini, Nizam memberikan harapan kepada mereka semua tentang harapan yang hampir terpadam. Bahkan ada beberapa putri yang meneteskan air mata.     

Ratu Sabrina memandang anaknya dengan perasaan campur aduk, antara bahagia dan sedih. Ia bahagia karena sekarang Nizam terlihat lebih dewasa dan tidak keras kepala seperti waktu itu. Nizam terlihat sudah kembali menjadi anak yang patuh. Ratu Sabrina memeluk Nizam dengan erat dan mengelus punggungnya dengan lembut.     

"Terima kasih Anakku. Kau sekarang lebih memahami kondisi kerajaan seperti apa. Dan bagaimana tanggung jawab dari seorang pangeran Putra Mahkota " Kata Ratu Sabrina sambil mengusap air matanya yang menetes. Nizam balas memeluk Ibunya dengan erat.     

"Ibunda, demi dirimu Aku akan berusaha melakukan yang terbaik. Ibunda menginginkan Aku menjadi Raja yang paling hebat maka Aku akan berusaha memenuhinya " Kata Nizam membalas perkataan ibunya dengan lembut. Ibunya jadi menangis di iringi tangisan putri yang lain. Suara tangisan jadi sedikit riuh karena masing – masing tidak bisa menahan kebahagiaan sekaligus kesedihan.     

Alena menatap nanar ke arah para putri yang menangis. Hatinya bagaikan di iris sembilu, Akhirnya Ia tidak bisa menahan diri untuk ikut menangis. Hanya Cynthia yang menatap tajam ke arah Nizam sambil menggelengkan kepalanya. Ia benar – benar takjub mendengar kata – kata Nizam.     

Nizam yang sedang memeluk ibunya menatap wajah Alena yang berurai air mata, tetapi Nizam malah tersenyum. Apalagi kemudian Ia melihat wajah Cynthia yang sedang terus memandangnya. Mata Cynthia tampak melebar melihat senyum Nizam. Bibir Cynthia mengerucut ke depan dan terus memandang Nizam.     

"Alena mengapa kamu menangis ?" Cynthia berbisik di telinga Alena. Alena malah terisak – isak. Putri Kumari yang ikut meneteskan air mata memandang ke arah Alena dengan wajah iba. Ia kemudian menghampiri Alena.     

"Yang Mulia jangan khawatir, Janji yang diucapkan oleh Yang Mulia Nizam tidak akan mengurangi rasa cinta Yang Mulia pangeran kepada Yang Mulia Putri Alena.." Kata Putri Kumari dengan sopan.     

Putri Kumari kemudian menyodorkan tisu dan Alena mengambilnya untuk menghapusnya,     

"Benarkah seperti itu? " Kata Alena sambil menatap Putri Kumari.     

"Tentu saja. Bukankah tadi Yang Mulia Pangeran mengatakan kalau Yang Mulia hanya akan berbagi fisik dan bukan hati ' Kata Putri Kumari.     

"Oh ya.. apa bedanya berbagi fisik atau hati ? Kalau kedua – duanya mencerminkan perselingkuhan juga" Kata Cynthia sambil merengut.     

"Tentu saja ini berbeda. Yang Mulia Pangeran Nizam tidak berselingkuh tetapi Yang Mulia hanya melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai penerus tahta kerajaan Azura. Dan sebagai wanita pendamping Pangeran Putra Mahkota kita harus mendukung setiap langkah Yang Mulia agar cita – cita Ratu Sabrina ingin menjadikan Kerajaan Azura menjadi kerajaan yang terhebat akan terlaksana" Kata Putri Kumari membesarkan hati Alena.     

Alena merasakan kesejukan saat mendengar kata – kata Putri Kumari. Putri Kumari mungkin ada benarnya juga. Ia sangat mencintai Nizam dan juga sangat ingin mendukung Nizam sebagaimana Putri Kumari mendukungnya.     

"Jangan bicara bullshit di sini " Kata Cynthia sambil menarik tangan Alena menjauh dari Putri Kumari. Alena berbalik menatap Cynthia dengan pandangan tidak mengerti.     

"Maaf Yang Mulia Putri Cynthia. Maksud dari Yang Mulia itu apa sebenarnya ?" Kata Putri Kumari dengan mimik wajah terkejut dan Ia berkata sambil menundukkan pandangan matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.