CINTA SEORANG PANGERAN

Sudah Siap Mentalkah Putri Kumari ?



Sudah Siap Mentalkah Putri Kumari ?

0Latifa kemudian berkata lagi, Hamba tidak bisa mengatakannya karena semuanya belum jelas tetapi Yang Mulia Pangeran Nizam dan Putri Alena berhasil mengatasi situasi dan kondisi. Yang Mulia Pangeran Nizam hanya minta di bawakan ambulan dan bukan sepasukan prajurit itu tandanya situasi tidak genting.     

Yang Mulia Pangeran Nizam juga tidak melarang Yang Mulia untuk menjemputnya berarti situasi sudah aman terkendali " Kata Latifa sambil menoleh ke belakang.     

Ratu Sabrina seperti salah mendengar perkataan Latifa, pupil matanya membesar dan lalu berkata, "Apa Aku tidak salah dengar Latifa ? Kau mengatakan apa tadi ? Anakku dan Putri Alena dapat mengatasi situasi ? Apa yang dimaksud dengan putri Alena juga dapat mengatasi situasi ? " Ratu Sabrina menjadi sedikit kebingungan.     

"Hamba juga belum tahu pasti seperti apa kejadian sebenarnya, tetapi sebaiknya Ratu Sabrina dan Putri Kumari kembali lagi ke istana dan silahkan nanti bertanya langsung disana.     

Suasan di Bendara cukup mengerikan karena banyak mayat yang diturunkan dari pesawat. Semuanya berbau darah yang mungkin akan menganggu pemikiran Yang Mulia Ratu Sabrina dan Putri Kumari " Kata Latifa.     

Ratu Sabrina di larang seperti itu malah menggelengkan kepalanya sambil kemudian memanndang ke arah menantunya.     

"Apa kau mau ke bendara atau mau kembali lagi ke sana dan menunggu suamimu di di istana?" kata Ratu Sabrina.     

Putri Kumari tampak memerah mendengar perkataan Ratu Sabrina saat mengatakan bahwa Nizam adalah suaminya. Putri Kumari seumur hidupnya belum pernah melihat Pangeran Nizam. Ia hanya melihat di foto dan tayangan video saja. Jadi perasaannya sebenarnya sangat berdebar. Ia tidak sabar ingin bertemu dengan Nizam dan ingin tahu reaksi Nizam saat pertama kali bertemu dengannya.     

Ketampanan, kepintaran dan kewibawaan Nizam menjadi daya pikat tersendiri bagi semua wanita dimanapun. Apalagi di dalam harem yang semuanya adalah wanita milik Nizam. Di sentuh Nizam adalah keberkahan bagi mereka. Putri Kumari belum memiliki status apapun di dalam harem selain baru wanita yang dianggap istri Nizam secara adat dan ada dicatatan sipil. Ada sekitar sembilan puluh wanita yang tersisa dari seratus lebih.      

Ratu Sabrina sudah mulai menolak para pejabat, Raja dan para pengusaha yang menyerahkan putrinya untuk menjadi wanitanya Nizam. Putri Kumari adalah golongan terakhir yang masuk ke dalam harem bersama Putri Faiza, Putri keysa dan 3 putri lainnya.     

Mereka bertiga cukup menonjol dibandingkan wanita lain karena Putri Kumari memang memiliki kecantikan yang khas selain keistimewaan lain sedangkan Putri Faiza dan Putri Keysa menonjol karena mereka menjadi teman dekat dari Putri Rheina.     

Putri Kumari saat ini sedang naik daun karena berhasil menarik perhatian dari Ratu Sabrina. Sehingga hal ini menimbulkan juga kecemburuan dari para putri lainnya. Hanya Putri Alycia yang tidak terlalu berambisi menjadi Ratunya Nizam. Ia bukannya tidak ingin disentuh Nizam tetapi Ia terlalu pemalu dan penakut untuk bisa bersaing dengan para wanita lain.     

Putri Alycia hanya mengandalkan kecantikan dan kedudukannya sebagai Putri dari mentri pertahanan Azura yaitu Jendral Ghozali. Jadi semua orang memandang pamor dari pemimpin besar seluruh angkatan bersenjata di kerajaan Azura bersama Panglima besar dan para komandan lainnya.     

Putri Kumari memerah kulitnya tetapi karena kulitnya memang gelap maka merahnya wajah Kumari tidak terlihat. Bulu matanya yang lentik dan matanya yang bulat besar itu mengerjap membuat Ratu Sabrina sangat suka memandangnya.      

"Hamba tidak mau kembali lagi.. Ayo kita ke Bandara Ibunda Ratu, Hamba ingin membantu apapun yang hamba bisa bantu " Kata Putri Kumari dengan mata penuh semangat. Ratu Sabrina tersenyum sambil memegang tangan Putri Kumari.     

"Tadinya Aku mengira kalau Kau akan takut karena mendengar banyak jenazah yang pastinya penuh dengan luka - luka tetapi Aku lupa kalau kau adalah putri yang gagah perkasa. Kau sering ikut ke medan pertempuran. Kau seorang putri sekaligus seorang prajurit wanita. Baiklah Ayo kita melihat ke sana. Kita akan lihat apa yang telah terjadi sebenarnya " Kata Ratu Sabrina.     

Latifa kemudian berkata, " Baiklah Yang Mulia. Mari kita menuju bendara. Hamba lihat agaknya semua ambulan sudah pergi ke bendara sehingga kendaraan kita dapat melaju dengan cepat "     

"Apakan Perdana Mentri Salman masih ada di depan kita ?" kata Ratu Sabrina sambil melihat ke arah depan. Tetapi tidak ada mobil Perdana Mentri Salman di depan mereka.     

"Perdana Mentri sudah duluan Yang Mulia. Hamba lihat ketika ada ambulan mobilnya malah paling duluan melesat melebihi cepatnya mobil ambulan. Kemungkinan Perdana Mentri Salman sudah tahu sehingga Dia mendahului kita" Kata Latifa.     

"Syukurlah kalau begitu. Aku tahu dia orang yang sangat bisa diandalkan. Aku berharap dia masih bisa membantuku sampai Anakku siap memimpin kelak" kata Ratu Sabrina.     

"Ampuni Hamba Yang Mulia Ibunda Ratu, sesungguh kalau hamba menganalisa dari kejadian hari ini. Yang Mulia Pangeran Nizam harusnya sudah mampu untuk memimpin kerajaan ini " Kata Putri Kumari kepada Ratu Sabrina.     

Ratu Sabrina tersenyum menanggapi pernyataan dari Putri Kumari, "Kau memang benar dari segi apapun, anakku sudah layak untuk menjadi seorang raja tetapi dia tidak akan pernah menjadi raja seandainya Yang Mulia Baginda Raja Al- walid belum menyerahkan tahtanya atau Yang Mulia sudah mangkat" Kata Ratu Sabrina kepada menantunya.     

Putri Kumari tidak berani berkata lagi, ini adalah situasi yang sensitif. Ia tidak ingin menanyakan hal apapun yang akan membuat Ia terlihat tidak peka terhadap situasi ini. Karena sebenarnya siapapun akan bertanya mengapa Raja Al - walid tidak menyerahkan tahtanya saja kepada putra sulungnya itu. Bukankah dia sudah sakit - sakitan. Mengapa dia tidak beristirahat saja dan hidup dengan nyaman bersama para istri dan selir. Ada beberapa istana di kerajaan Azura selain istana di ibu kota.      

Ada lima istana yang tersebar di lima kota besar Di Kerajaan Azura yang semuanya adalah milik Raja Al - Walid. Raja Al - Walid bisa memilih salah satunya untuk ditinggali dengan para istrinya tetapi entah mengapa Raja Al - Walid seperti enggan meninggalkan kedudukan dan istananya yang megah itu.     

Raja Al - Walid tetap memilih tinggal di istana dengan segala keruwetannya. Di sebalik tubuhnya yang ringkih Raja Al - Walid seperti memiliki semangat untuk tetap bertahan. dan Ratu Sabrina tidak pernah meninggalkannya. Ia selalu ada disampingnya. '     

Bahkan ketika rapat - rapat kenegaraan yang seharusnya seorang Ratu itu tidak boleh masuk ke dalam ruang rapat dan turut campur dalam kenegaraan tetapi tidak untuk Ratu Sabrina. Dia mendampingi suaminya dimanapun berada. Dia selalu bertindak atas nama suaminya dan bersama perdana menteri Salman dia mengatur kerajaan Azura.     

Itulah yang sekarang sedang dianalisa oleh Putri Kumari. Putri Kumari memiliki kepintaran diluar para putri biasanya. Ia juga sangat senang membaca terutama tentang kenegaraan. Ia Sarjana jurusan pemerintah dan sedang mendalami Mananjemen Pemerintah. Ia kuliah tanpa meninggakan harem karena menunggu izin dari Nizam untuk bisa keluar dari Harem.      

Jadi memang Putri Kumari sangat menunggu pertemuannya dengan Nizam. Ada banyak harapan yang tidak terucap kepada suaminya itu dan akan Ia katakan jika Ia memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya.     

Smentara itu Ratu Sabrinapun tidak berkata lagi, mukanya datar dan sukar ditebak apa sebenarnya yang ada dibenak pikiran Ratu cantik itu. Putri Kumari hanya mencuri - curi pandang ke arah ibu mertuanya. Ia sedang mempelajari bagaimana sebenarnya tingkah dari ibu mertuanya.     

Ratu Sabrina terlihat sangat dominan dimanapun Ia berada, seharusnya untuk menggeser suaminya sendiri dan menggantikannya dengan Nizam ada di dalam wewenangnya. Raja Al - Walid pasti tidak menolak seandainya Ratu Sabrina yang begitu berkuasa itu meminta tahtanya dan memberikan kepada Nizam.      

Yang dilirik masih diam, sungguh Ratu Sabrina sangat misterius dan terkadang begitu menakutkan dengan sikap tegasnya. "Apakah Kau sudah menyiapkan mentalmu untuk bertemu dengan suamimu ?" kata Ratu Sabrina tiba - tiba mengagetkan Putri Kumari.     

Putri Kumari langsung merasa jantungnya berdegup dengan kencang. Apa maksud dari pertanyaan ibu mertuanya itu.     

***     

Dear Reader.. Terima kasih atas coin, gift, PS dan komentarnya. Satu Coin dari Reader akan menjadi motivasi yang luar biasa bagi Saya. Satu coin dari anda akan mampu membuat Saya mampu bertahan untuk tetap menulis.. Happy Reading semuanya     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.