CINTA SEORANG PANGERAN

Maya Masuk ke Dalam Harem



Maya Masuk ke Dalam Harem

0"Me..mengapa Kau berani menegurnya, Dia itu wanita aneh. Di seluruh kerajaan ini tidak ada yang dia takuti. " Kata Seorang Putri sambil menepuk - nepuk pakaian Putri Nadia yang kotor di bagian belakangnya. Putri Nadia yang tampak sangat marah, Ia segera menepiskan tangan itu sambil bersungut - sungut.     

Ia adalah putri dari Kerajaan Persia. Wanita nomor satu dikerajaannya, Berwajah bagaikan pualam dengan mata yang jeli, Cerdas dan berbakat. Ia didatangkan ke sini karena lamaran dari Ratu Sabrina untuk putranya. Semua orang dikerajaannya menghormati dia. Tapi di kerajaan ini kedudukannya tak ubahnya seperti pelayan yang tersia - siakan. Ia menjadi geram sendiri. Harapan untuk dapat menaklukan Nizam melalui kecerdasan dan kecantikannya perlahan memudar melihat situasi yang ada di dalam harem.     

Putri Nadia tadinya sangat optimis kalau Ia akan menjadi yang tercantik, terpintar, terpopuler di dalam harem tetapi nyatanya kecantikan yang Ia miliki, Kecantikan yang begitu Ia bangga - banggakan tidak ada apa - apanya dengan kecantikan para wanita yang ada di dalam harem.     

Kecerdasannya juga ternyata hanya kecedasan standar, Ia menjadi orang yang biasa - biasa saja disini. Di atas langit ternyata ada langit. Putri Nadia melihat ke arah temannya ini. Putri Nishirina juga tidak bisa dipandang enteng. Ia sangat cantik bagaikan mawar yang baru merekah.      

Putri ini juga sangat cerdas di bidang sastra. Ia seorang penulis puisi yang karyanya sudah ke mancanegara. Sayangnya apa yang ditulisnya hanya berupa tulisan. Keindahan setiap kata yang dia toreh melalui penanya hanyalah sekedar tulisan karena nyatanya Ia sama berambisinya dengan putri yang lain. Di dalam harem seorang wanita tidak boleh lemah karena kalau lemah maka Ia akan mati terlindas dan tertindas.     

"Memangnya dia siapa ? Setahu wanita yang paling ditakuti di Azura itu Arani" Kata Nadia sambil menatap punggung Maya dengan sebal. Tubuh wanita tinggi itu sangat semampai dilihat dari belakang. Ia sangat cantik untuk ukuran seorang asisten. Bahkan Arani saja tidak secantik Maya. Bahkan kecantikan Maya bisa disejajarkan dengan para putri yang berada di dalam harem.     

"Dia bukan wanita yang paling ditakuti tapi dia wanita yang tidak menakuti apapun, bedakan tentang hal itu. Arani itu masih menakuti beberapa hal, dia masih takut mati dan setiap langkahnya penuh perhitungan. Dia akan memberikan hormat kepada siapapun yang memang harus diberi hormat tidak perduli dia suka atau tidak. Ia juga menghargai semua orang asal tidak berkonfrontasi dengannya.     

Tapi wanita itu tidak, Dia akan berkonfrontasi dengan siapa saja yang ada didepan muka dia. Dia itu galak dan judes jangankan terhadap kita, terhadap para pangeran saja berani melawan. Bagaimana bisa dia menjadi asisten Putri Alena ? Setahuku dia asisten Pangeran Husen?     

Bahkan orang - orang berpikir dia akan dinikahi Pangeran Husen karena mereka sangat dekat melebihi dekatnya Pangeran Nizam dengan Arani. Maya seringkali menyuapi Pangeran Husen yang kadang kalau sedang melukis suka lupa makan" Kata Putri Nishrina. Ia hapal betul dengan Maya karena Ia masih suadara dari Ratu Aura.     

Nadia melirik kearah Putri Nishrina, "Putri Kumari sudah mati sekarang datang wanita itu, Ini benar - benar membuatku kesal" Kata Putri Nadia sambil mengepalkan kedua tangannya.     

"Iya... dan ada lagi yang paling menyebalkan lagi " Kata Putri Nishrina sambil memajukan bibirnya. Mukanya yang cantik itu tampak geram.      

"Apa ?" Kata Putri Nadia mengerutkan keningnya. Sudah cukup rusak moodnya hari ini gara - gara Maya, sekarang Putri Nishrina hendak menambah kegusarannya lagi.     

"Putri Rheina sudah sadar dan sekarang Yang Mulia Pangeran Nizam sedang ada bersamanya. Aah..sungguh berita buruk. Aku pikir dia akan mati seperti matinya Putri Kumari" Kata Putri Nishrina berbisik kepada Putri Nadia. Putri Nadia mendelik, Ia menggigit bibirnya sendiri. Tangannya mengepal dengan keras. Ia kemudian berbalik pergi.     

"Kau mau kemana ?" Putri Nishrina berteriak. Ia heran melihat Putri Nadia yang berbalik dan meninggalkannya. Bukankah ini gosip terhangat yang luar biasa. Bayangkan Nizam yang biasanya hanya bersama Alena sekarang berada di kamar Putri Rheina. Apa ini bukan berita hebat.     

Bagaimana tidak hebat tadinya para penghuni secara sembunyi - sembunyi bergembira ketika tahu Putri Rheina masuk ke dalam penjara. Putri Arogan itu sangat membuat mereka kesal dengan tingkah lakunya. Tapi kini selain Putri Rheina bangkit dari mati surinya dan kini berada dipelukan Nizam.      

Mereka bahkan mengira kalau sakitnya Putri Rheina itu adalah sengaja agar Nizam menjadi menaruh perhatian kepada Putri Rheina. Putri Nishirin tadinya ingin bergosip dengan Putri Nadia tetapi Ia malah ditinggal pergi. Jadi Ia kembali berteriak lagi,     

"Mengapa Kau diam saja ? Kau mau kemana?" Kata Putri Nishrina kembali berteriak. Ia melihat Putri Nadia tidak memperdulikannya dan malah terus berjalan pergi     

"Bukan urusanmu ! " Kata Putri Nadia sambil tetap melangkah pergi meninggalkan kerumunan para putri yang berbisik - bisik masih membicarakan Maya.     

Maya sendiri tidak perduli, Ia berjalan terus menuju kamar Putri Alena. Ia sesekali bertanya kepada para pelayan mengingat kalau Harem itu tempat yang sangat luas dengan banyak kamar, taman, Aula,ruangan belajar, dapur, tempat olahraga, tempat menari, beberapa kolam renang.     

Maya kemudian menemukan tempat Alena di dekat taman mawar, Ruangan yang luas dengan beberapa penjaga di depannya. Melihat Maya berdiri di depan mereka para penjaga tampak tegang. Wajah cantik ini terasa asing berada di dalam harem apalagi dengan wajah judesnya.      

"Bukakan pintu! Aku asisten Yang Mulia Putri Alena.."     

"Tapi siapa kau ? " Penjaga itu baru selesai bertanya tapi Maya sudah mendorongnya dengan keras.     

"Apa telingamu tidak berfungsi dengan normal? Aku tadi sudah bilang kalau Aku asisten Yang Mulia Putri Alena." Kata Maya sambil menatap dengan buas ke arah penjaga itu.     

Seorang penjaga lainnya yang segera mengenali Maya langsung membungkukkan badannya dan menarik temannya agar mundur dari hadapan Maya.     

"Ampuni kami Nona Maya. Putri Alena ada di dalam. tapi kelihatannya suasana hatinya sedang tidak baik. Dari malam Yang Mulia tidak keluar dari kamar dan tidak bersedia keluar walaupun kami sudah memanggilnya " Kata Penjaga itu membuat Maya terkejut. Tanpa bicara lagi Ia langsung menerjang masuk.     

Ia bediri di depan kamar Alena dan mendengarkan dulu di depan pintu kalau - kalau ada suara apa di dalam kamar Alena. Tapi Ia tidak mendengar apapun. Bulu kuduk Maya jadi meremang. Dan Ia kemudian mengetuk pintu kamar dengan hati - hati.      

"Tok..tok..tok.." Tiga kali ketukan dengan suara perlahan. Maya lalu diam menunggu reaksi dari dalam. Maya tertegun saat menyadari tidak ada suara apapun dari dalam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.