CINTA SEORANG PANGERAN

Kau Kembali Ke Cinta Sucimu



Kau Kembali Ke Cinta Sucimu

0Alena mencebikkan mulutnya, 'Dasar para pria gatal, tadi meratapi Putri Rheina dengan penuh penderitaan, Begitu diancam sedikit saja langsung kalah'. Alena berkata dalam hatinya. Ia kemudian melihat pintu di tutup dari luar dan Ia juga ditinggalkan berdua dengan Putri Rheina.     

Alena duduk di sisi ranjang tempat Putri Rheina berbaring. Mukanya benar - benar pucat dan nafasnya begitu lemah. Alena mendekatkan mukanya ke dada besar yang membusung itu. Putri Rheina benar - benar sangat cantik dan seksi. Alena bahkan belum pernah melihat wanita secantik Putri Rheina. Ia hanya melihat Putri Kumari yang bisa menandingi kecantikan Putri Rheina.     

Melihat dada yang begitu putih dan menyembul keluar itu malah terlihat menggemaskan. Tapi Alena tentu saja masih normal jadi Ia sama sekali tidaki ingin menyentuhnya. Alena lalu mendekatkan telunjuknya ke bawah hidung Putri Rheina yang begitu mancung membuat Alena jadi iri. Andaikan hidungnya semancung Putri Rheina. Alena bertingkah seakan Ia seorang dokter yang sedang memeriksa pasiennya padahal Ia tidak tahu apa - apa.     

Alena hanya ingin memastikan kalau Putri Rheina benar - benar sakit dan bukan sedang bersandiwara seperti dirinya waktu itu. Setelah yakin kalau Putri Rheina sedang sakit betulan maka Alena lalu bangun dan menatap Putri itu dengan tatapan tajam.     

Alena menarik nafas panjang kemudian Ia mengangkat tangan kanannya lalu mengayunkannya sekuat tenaga ke pipi Putri Rhiena yang putih mulus itu, "Plak !! " Suaranya cukup keras tetapi tidak terdengar oleh Nizam yang sedang berdiri di luar dengan gelisah.     

Tubuh Putri Rheina tampak mengerjat ketika Alena menamparnya.      

"Bangun Kamu, Putri Ular!! Berani benar kau bertarung dengan tidak adil denganku! BANGUN !! BANGUUN!! bertarunglah dengan jantan kepadaku. Jangan memenangkan pertarungan dengan membuat tubuhmu lemah begini.     

Kau harus hidup agar kita bisa bertarung dengan benar - benar. Aku tidak ingin kau mati dengan membawa perhatian Nizam. Bangun Rheina ! " Kata Alena sambil mengguncangkan bahu Putri Rheina.     

Sesungguhnya Putri Rheina benar - benar sedang berada di ambang kematian. Ia sedang mati suri bahkan Ia melihat neneknya yang sudah meninggal berdiri sambil mengulurkan tangannya menjemput dirinya.      

Putri Rheina yang sudah merasa tidak memiliki harapan hidup dan akan pergi mengikuti neneknya tiba - tiba dihalangi oleh seseorang yang berdiri diantara dia dan neneknya.     

Orang itu berkacak pinggang dan menatapnya dengan buas. Mata Putri Rhiena terbelalak melihat muka orang yang sangat dibencinya itu. Itu Alena, saingan beratnya. Putri Rheina langsung menjadi emosi.     

"Kau setan !! " Kata Putri Rheina sambil kemudian Ia melihat Neneknya yang ada dibelakangnya. Ia melihat tubuh neneknya berubah jadi bayangan yang semakin lama semakin kabur dan menghilang.     

Putri Rheina berteriak memanggil neneknya, "Nenek !! Jangan pergi! Bawa Aku bersamamu. Aku tidak ingin hidup lagi" teriak Putri Rheina tapi Ia langsung jatuh terduduk ketika Alena mendorongnya hingga Ia jatuh terduduk.     

"Kau tidak boleh mati! Kau harus hidup! Jangan jadi wanita yang lemah! " Teriak Alena.     

Putri Rhiena bangkit dan Ia langsung menerjang Alena.     

"Kau wanita biadab. Kau merebut suamiku. Kau yang menyebabkan Aku menderita selama ini, Aku akan membunuhmu !" Kata Putri Rheina sambil memegang bahu Alena dan Alena juga memegang bahu Putri Rheina. Mereka jadi saling mengguncangkan bahu mereka.     

Putri Rheina menarik nafas panjang, Ia seperti mengumpulkan semua nyawanya agar kembali berkumpul di tubuhnya. Ia membuka matanya dan melihat Alena yang tepat di depannya seperti saat Ia berhalusinasi dan dengan buas. Ia balas memegang bahu Alena. Mereka saling mengguncangkan bahu sambil berteriak.     

Nizam begitu terkejut mendengar teriakan Alena. Mukanya berubah menjadi kelam dan Ia segera menerjang masuk. Ia sangat marah kepada Alena yang dikiranya sedang menyakiti Putri Rhiena.     

Tapi Nizam terkejut melihat Putri Rheina dan Alena sedang saling mengguncangkan bahu dan saling mencaci maki. Nizam menatap dengan pandangan mata tidak percaya melihat Putri Rheina bangun dari pingsannya dan bahkan sekarang sedang mencaci maki Alena.     

Nizam segera menghampiri Alena dan menariknya, "Hentikan ! Kalian berdua tolong berhenti " Kata Nizam sambil menarik Alena menjauh dari Putri Rheina. Nizam lalu duduk di depan Putri Rheina, Ia mengulurkan tangannya dan memegang pipi Putri Rheina, "Ya Tuhan.. Rheina. Kau hidup kembali.. Aku sangat takut " Kata Nizam sambil kemudian memeluk Putri Rheina dan membenamkannya ke dada Nizam.     

Alena menatap kejadian itu dengan pandangan mata berkaca - kaca, bagaimana bisa suaminya melakukan itu dihadapannya. Bahkan Ia tidak diberi ucapan selamat karena sudah membangunkan Putri Rheina. Suaminya malah memeluk Putri Rheina dan menangisinya. Tangan Nizam mengelus kepala dan punggung Putri Rheina dengan lembut.     

ALena kemudian memundurkan tubuhnya perlahan melewati para pelayan dan perawat yang mulai berlarian masuk ke dalam kamar Putri Rheina sambil berteriak penuh kegembiaraan. Putri Rheina hidup dari komanya. Alena merasa tidak diperdulikan. Ia bukan siapa - siapa sekarang. Orang - orang tidak ada yang memperhatikannya. Semua sibuk memberikan perhatian kepada Putri Rheina.     

Alena membalikkan tubuhnya dan kemudian melangkah pergi meninggalkan ruangan Putri Rheina. Ia pergi ke ruangannya yang ada di dalam harem. Ia duduk di atas tempat tidur setelah Ia mengusir para pelayan agar keluar dari kamarnya. Alena menutup mukanya dan mulai terisak - isak dengan penuh kesedihan.     

"Kau berdusta kepadaku Nizam, aku bilang hanya ada Aku satu - satunya dalam hidupmu. Tapi nyatanya kau berdusta. kau menduakan Aku. Dan mungkin sebentar lagi kau benar - benar akan mengisi hatimu dengan semua wanita yang ada di dalam harem. Kau adalah calon raja. Aku terlalu naif menyangka kau hanya akan menjadi milikku.      

Aku tahu kalau kau bukan hanya milikku tapi Aku tidak pernah membayangkan kalau rasanya sesakit ini. Izinkan Aku pergi Nizam. Aku tidak ingin berada disisimu lagi. Ini terlampau menyakitkan.     

Aku tahu sekarang, kalau cintamu hanya sesaat, Kau telah kembali kepada cinta sucimu. Cinta sejati yang telah terpupuk dari sejak kalian kecil. Kau adalah burung yang sudah terbang jauh kemudian kembali ke dalam sangkarnya.      

Aku hanyalah persinggahan bagimu. Aku hanyalah pemuas dahaga sementara. NIzam.. Aku tidak tahu kalau rasanya begitu sakit. Dada ini terasa sakit. Nizam, kau benar - benar menyakitiku. " Kata Alena sambil kemudian naik ke atas ranjang. Ia tidur meringkuk dan menumpahkan seluruh kesedihannya dengan menangis sepuasnya hingga tertidur. Hingga kemudian tengah malam Ia terbangun tetapi kemudian Ia melihat kalau Ia masih sendirian berada di kamarnya. Tidak ada Nizam yang tertidur disampingnya.     

Ia berharap Nizam akan datang dan membujuknya tetapi sampai larut malam begini Nizam tidak datang. Nizam memilih menemani Putri Rheina. Alena tersisih dan tersingkirkan seketika.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.