CINTA SEORANG PANGERAN

Ini Tentang Cinta Yang Terbagi



Ini Tentang Cinta Yang Terbagi

0Alena mengusap air mata yang meleleh di pipinya. Ada kalanya wanita tidak dapat menahan perasaan cemburunya ketika pria yang dicintainya berbagi hati, perasaan, cinta dan kepedulian dengan wanita lain walaupun itu adalah istrinya sendiri. Bagi Alena Ini lebih menyakitkan daripada berbagi pria secara fisik.     

Sebagai seorang raja di kerajaan Azura, mungkin suaminya boleh tidur dengan siapa saja, tapi tidak dengan wanita itu. Alena sangat membenci Putri Rheina. Dan wanita itu sangat penuh tipu muslihat. Tadinya Ia pikir kalau Putri Rheina sengaja hendak memperalat Nizam untuk membebaskannya tapi ketika melihat wanita itu berbaring lemah dengan muka pucat dan nafas antara ada dan tiada. Alena jadi merasa kalau Putri Rheina tidak sedang pura - pura.     

Alena benar - benar tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Cynthia sendiri malah membela Putri Rheina walaupun demikian Ia tidak menyalahkan Cynthia. Cynthia temannya itu bukanlah orang jahat dan culas. Dan Alena sendiri juga bukanlah wanita keji yang tidak tahu mana yang salah dan mana yang benar.     

Alena tadinya berharap Ia akan memenangkan pertarungan memperebutkan kedudukan Ratu itu dengan cara yang seadil - adilnya. Tetapi kalau ternyata memang Putri Rheina sakit seperti ini atau bahkan sampai meninggal maka bayangan Putri Rheina tidak akan pernah hilang dalam hati Nizam. Alena jadi merasa sendirian di dunia ini. Ia tidak memiliki siapapun untuk berbagi.     

Mereka adalah teman sepermainan, sudah dijodohkan sejak kecil, pasangan yang dicintai oleh rakyat Kerajaan Azura. Ayahnya perdana menteri dan mereka sangat sempurna untuk memimpin kerajaan Azura. Alena benar - benar merasa bahwa Ia lah intruder yang sebenarnya. Ia merusak hubungan mereka. Ia membuat banyak kekacauan di kerajaan ini.     

Anak yang Ia miliki bukanlah siapa - siapa kalau seandainya Putri Rheina melahirkan putra laki - laki dan menjadi Ratu. Jika Putri Rheina menjadi ratu maka Ia akan tersingkirkan dengan mudah. Alena akan menjadi lemah dan tidak berdaya. Dan Alena juga tidak yakin kalau Putri Rheina akan menerima kehadiran dirinya. Alena sangat yakin kalau Putri Rheina menjadi ratu maka orang yang pertama kali akan disingkirkan disisi Nizam adalah dirinya.      

Ini bukan tentang kejam atau tidak, tapi ini tentang perebutan hati seorang suami. Karena ketika Alena datang pertama kali ke kerajaan Azura dalam otaknya hanya ada satu kebencian yaitu kebenciannya kepada Putri Rheina yang sudah menjadi istri pertama Nizam.     

Alena menarik nafas panjang, pikirannya semakin melayang tak tentu arah. Mungkin Ia akan kembali Ke Indonesia dan meninggalkan semua yang Ia miliki bersama Nizam. Alena akan pulang dengan sikembar. Bahkan Alena tidak tahu perjanjian di awal pernikahan. Kalau seandainya mereka bercerai maka si kembar akan menjadi milik kerajaan. Dan Alena sudah menandatangani pernyataan itu. Jadi jika bercerai maka Alena hanya akan mendapatkan tunjungan perceraian.     

Alena kembali menghapus air matanya. Ia masih ingat ketika Nizam memintanya untuk menjadi istrinya tetapi istri kedua. Alena sangat mencintai Nizam sehingga Ia tidak berpikir jernih ketika Ia menerimanya untuk menjadi istri kedua.     

Alena tidak menyangka kalau ini begitu menyakitkannya. Melihat suaminya sendiri meringkuk seperti kucing di atas tubuh wanita lain sambil menangis dan meratap sungguh sangat merobek hatinya. Hatinya menjadi rapuh.     

Alena juga kemudian membayangkan kalau apa yang dirasakannya pasti dirasakan juga oleh Putri Rheina makanya Alena juga sekarang memahami mengapa Putri Rheina sangat membencinya. Selama ini Alena selalu merasa di atas angin. Ia begitu percaya diri kalau hati Nizam hanya akan menjadi miliknya. Alena tidak akan pernah membayangkan suaminya begitu perduli dengan wanita lain.     

Nizam menangisi Putri Rheina seperti Nizam menangisinya dulu. Nizam ternyata begitu rapuh karena melihat Putri Rheina antara hidup dan mati. Nizam menangisi istri pertamanya. Nizam menangisi belahan jiwanya yang lain.     

Alena mengangkat wajahnya yang penuh air mata lalu menatap dedaunan yang bergoyang di tiup angin. Alena teringat Edward yang meninggal karena menyelamatkan nyawa Nizam. Edward tidak ingin Alena bersedih. Andaikan Edward masih hidup dan tahu kalau sekarang Alena bersedih pasti Ia akan datang dan menghiburnya.     

Tetapi itu tidak mungkin terjadi, Edward sudah tenang di alam sana. Alena mencoba menghapus ingatannya tentang Edward. Tidak baik mengingat laki - laki lain selain suaminya. Tetapi kemudian muka Alena berubah lagi. Ia tidak boleh mengingat laki - laki lain tapi Nizam tidur di atas tubuh Putri Rheina. Sangat tidak adil.      

Nizam..Nizam.. Alena mengguman tanpa sadar. Mengapa Nizam mengingkari janjinya. Bukankah Ia berjanji hanya akan mencintai dirinya tetapi nyatanya tidak. Nizam luluh ketika melihat Putri Rheina hampir melepaskan nyawanya. Cinta Nizam kepada dirinya terkaburkan dengan perasaan berdosa karena telah menyia - nyiakan istri pertama. Nizam saat ini sedang merasa jadi orang yang paling jahat di dunia.     

Alena menundukkan kepalanya, mengapa harus ada cinta di dunia ini. Seandainya Alena tidak mencintai Nizam mungkin Ia sekarang hatinya tidak akan sesakit ini. Cinta bagi Alena sekarang hanyalah bayangan yang semu. Cintanya menjadi sebuah fatamorgana di padang yang tandus.     

Mungkinkah saatnya sekarang Alena harus bersedia membagi cintanya untuk orang lain. Bayangan membubarkan harem yang dijanjikan oleh suaminya sekarang hanyalah ilusi yang tidak akan pernah nyata.     

Alena sudah menderita selama ini, berkali - kali nyawanya hampir melayang karena menjadi istri Nizam. Terlalu banyak pengorbanan yang sudah Ia lakukan hanya untuk berada disisi Nizam. Tapi dari semua penderitaan yang sudah Ia terima. Penderitaan kali ini adalah yang terberat. Ini rasanya sangat menyakitkan melebihi ketika Nizam mencambuknya, Ini lebih menyakitkan ketika Nizam menyentuhnya secara paksa ketika Ia cemburu kepada Edward.     

Angin kembali menggoyangkan batang - batang pohon mawar yang berada disisi kursi taman yang Alena duduki. Hari sudah menjelang sore, dan udara menjadi sedikit dingin. Alena mendekap lututnya yang Ia naikan dari bawah. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Bercerai ? pulang ? tapi bagaimana Ia dapat mengatakannya kepada Nizam.     

Melihat Nizam begitu terpukul saja sudah membuat hati Alena menjadi tidak tega dan terenyuh. Egoisnya sebagai seorang wanita hancur seketika. Nizam tidak patut dipersalahkan atas semua penderitaan dan kesedihannya. Nizam sudah berusaha sebaik mungkin mengungkapkan cintanya. Tetapi kejadian sekarang memang tidak bisa dihindari. Ini bukan salah siapa - siapa. Ini adalah takdir yang harus Alena jalani.     

Alena memegang dadanya yang terasa begitu sakit. Alena kemudian menutup mukanya oleh kedua tangannya dan kembali menangis tersedu - sedu sampai kemudian tiba - tiba seseorang duduk di sisinya dengan gaya yang sangat santai Alena sangat terkejut bahkan Ia segera berdiri tetapi orang itu malah menarik tangannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.