CINTA SEORANG PANGERAN

Perbincangan Antara Ayah, Ibu dan Anak



Perbincangan Antara Ayah, Ibu dan Anak

0Ratu Sabrina kemudian terdiam, Ia tampak memikirkan sesuatu. 'Anakku.. apa yang harus kita lakukan sekarang. Bunda merasa tidak dapat menangani kasus ini. Bunda merasa sangat bersalah terhadap Putri Rheina. Bunda tersiksa karena apa yang diharapkan selama ini tidak sesuai dengan perkiraan.     

Dia dulu adalah anak yang sangat manis dan baik. Ia benar - benar calon ratu yang dipersiapkan untukmu, anakku. Kami berusaha memberikan dia pendidikan sebagai seorang calon ratu. Tapi nasibnya malah berakhir tragis dipenjara.     

Ibunda tidak ingin dia mati sia - sia seperti matinya Putri Kumari. Anakku.. Ibunda tahu kalau Kau sangat mencintai Alena. Ibunda juga tidak melarang kau mencintainya. Hanya saja, Ibunda merasa sangat tidak pantas kalau kita menyia - nyiakan Putri Rheina sehingga putri yang begitu cerdas dan berbakat begitu tragis nasibnya. Apakah kita sudah berdosa banyak kepadanya ?" Kata Ratu Sabrina dengan wajah sedih kemudian dia terbatuk dengan keras.     

"Sabrina, kau kendalikan emosimu ! Kau ini seorang ratu besar dan sangat tidak pantas sampai terbawa perasaan seperti itu" Raja Al-Walid sedikit membentak istrinya karena Ia melihat wajah Nizam yang sudah mulai berubah. Perkataan istrinya seperti secara tidak langsung menuduh anaknya sudah melalaikan Putri Rheina. Padahal Ia tahu kalau Nizam sudah berusaha dengan keras untuk memenuhi semua tanggung jawabnya selaku suami kecuali dalam memberikan nafkah batin.     

Nizam melirik ke arah ayahnya. "Tidak apa - apa Ayahanda, Ibunda sedang bersedih dan tertekan. Ananda sangat memahami kekurangan Ananda. " Nizam terus mengelus tangan ibunya dengan penuh kasih sayang. Walaupun hatinya terasa sakit Ia tidak ingin menunjukkan kalau Ia begitu nelangsa dengan perkataan ibunya.     

Ibunya adalah mataharinya dan Ia sangat menyayanginya terlepas dari kekurangan ibunya. Ayahnya tampak terenyuh melihat Nizam malah mencium lembut tangan ibunya.     

"Pergilah melihat Putri Rheina.. selamatkan dia. Jangan biarkan Ia mati di dalam penjara. Ibunda bisa mati kalau melihat Ia mati" Kata Ratu Sabrina.     

"Ananda tahu dan tidak akan membiarkan itu terjadi. Lagi pula Ananda sudah berjanji kepada Perdana Mentri Salman untuk menyelamatkannya" Kata Nizam kepada Ibunya dengan penuh lemah lembut.     

Nizam sama sekali tidak melihat perubahan wajah Ayahnya ketika Ia menyebut perdana mentri Salman. Wajah ayahnya tampak begitu mendung mendengar nama itu di sebut. Ia membuang muka dari wajah istrinya dan menatap ke arah lukisan pemandangan yang terdapat di dinding kamar. Lukisan buatan Pangeran Husen tampak sangat indah menghiasi kamar istrinya.     

"Anakku, tolong ingat satu hal. Ibunda merasa kalau Alena tidaklah buruk. Akhir - akhir ini dia sudah memperlihatkan sikapnya yang begitu baik. Ibunda sangat menyukainya tetapi tetap saja Ibunda tidak bisa melupakan kalau Putri Rheina juga istrimu. Dia adalah istrimu yang sah. Berbelas kasihanlah kepadanya. Kasihanilah Ia" Kata Ratu Sabrina dengan mata berkaca - kaca.     

Nizam terdiam, tidak usah ibunya memberitahu Ia sudah tahu hal ini sejak Ia mengucapkan akad nikah di hadapan semua orang.      

"Ibunda tidak menghukummu ketika Ananda menipu kami dengan menyuap Mak Andam, Ananda membohongi seluruh rakyat Azura tentang hari kesucian kalian. Dan hingga hari ini Ananda mengabaikannya " kata Ratu Sabrina.     

"Dia tidak pernah mengabaikan Putri Rheina. Satu - satunya kesalahannya adalah Ia tidak menyentuh Putri Rheina. Ingat Aku dulu pernah bilang ketika Nizam meminta izin untuk menikahi Alena, Aku mengatakan kalau sebaiknya perjodohan mereka dibatalkan. Tapi kau bersikeras untuk tetap melaksanakan perjodohan ini. Dia bukanlah Aku yang lemah tidak berdaya. Nizam memiliki kekerasan hatimu. Tapi kau tidak mau mendengarnya" Kata Raja Al- Walid tampak masygul dengan perbuatan istrinya itu.     

"Maaf Yang Mulia, hamba ini sedang sakit. Mengapa Yang Mulia tidak berbaik hati untuk tidak mengeluarkan lidah yang tajam untuk Hamba" Kata Ratu Sabrina sewot. Ia mendelik kepada suaminya dan suaminya langsung diam. Raja Al-Walid terdiam merasa bersalah telah mengomeli istrinya. Ia sangat khawatir dari kemarin melihat kondisi istrinya ini walaupun sekarang Ia sedikit lega karena istrinya tampak sedikit bersemangat karena sudah ditengok oleh Nizam.     

"Sudahlah Ayahanda. Ananda tidak apa - apa. Ananda tidak menyesali masa lalu. Ini sudah takdir Ananda. Ananda sangat berterima kasih kepada Ibunda sudah mengizinkan Ananda untuk menikahi Alena. Dan itu tidak akan Ananda lupakan seumur hidup. Karena tanpa izin Ibunda, Ananda akan mati waktu itu" Kata Nizam sambil tersenyum kepada Ibunya.     

"Bagaimana Kabar si kembar? Ayahanda bahkan belum sempat untuk menengoknya " Kata Ayahnya kepada Nizam.      

"Anakmu ini menjaga anak - anaknya lebih ketat dari nyawanya sendiri. Bahkan Ia tidak mengizinkan anaknya itu untuk bersamaku. Padahal Aku neneknya. Anakmu itu mempercayakan mereka kepada Cynthia dan Pangeran Thalal. Sungguh luar biasa" Kata Ratu Sabrina tiba - tiba merasa jengkel kembali dengan kelakukan Nizam yang tidak membiarkan Ia memegang anak - anaknya tanpa sepengetahuan Cynthia atau Pangeran Thalal. Bahkan selama kepergianya, Nizam lebih memilih menyimpan si kembar di istana adiknya itu.     

Nizam malah tertawa, "Ampuni Ananda, Ibunda. Sungguh Ananda tidak bermaksud apa - apa. hanya saja Ananda menyimpan Pangeran Axel dan Putri Alexa disana agar ada teman. Bukankah di sana ada Pangeran Atha. Ibunda jangan resah. Cucu ibunda itu tidak akan kemana - mana. Ibunda bisa menengoknya kapanpun Ibunda mau. Sekarang Ibunda sebaiknya istirahat agar cepat pulih.     

Ibunda tidak usah khawatir lagi karena Ananda akan mengeluarkan Putri Rheina dari penjara itu sekarang juga" Kata Nizam kepada ibunya.     

"Tapi Anakku, perjanjian dengan Kerajaan Rajna, Kita tidak boleh mengeluarkan Putri Rheina sebelum kasusnya terungkap" Kata Ratu Sabrina dengan cemas.     

"Ibunda tidak usah khawatir, Pangeran Husen sudah menjadi menantu mereka. Aku akan segera meminta surat pernyataan yang menyatakan bahwa Kerajaan Rajna sudah mengampuni kesalahan dari Putri Rheina dan akan segera membebaskannya. Lagipula Aku tetap berjanji bahwa sampai kapanpun Aku akan berusaha dengan keras untuk menemukan pembunuh yang sebenarnya" kata Nizam kepada ibunya.     

"Ananda mengatur pernikahan Pangeran Husen dengan Putri Avantika untuk menghindari perjodohanmu dengan Putri itukah ?" Kata Ratu Sabrina tiba - tiba.     

Nizam malah memalingkan wajahnya kepada Ayahnya dan Ayahnya balas menatapnya.     

"Mengapa Ananda begitu bodoh ? Seharusnya Ananda yang menikahinya. Menikahi Putri Avantika berarti Ananda akan menguasai Kerajaan Rajna. Ibunda bersusah payah melamar Putri kumari untukmu dengan mengalahkan semua pangeran dan anak pejabat yang mencoba melamarnya" Kata Ratu Sabrina tiba - tiba dia merasa terbangkitkan emosinya karena ambisinya yang gagal untuk menyatukan kerajaan Rajna dan Kerajaan Azura.     

"Ibunda, tolong. Apakah ibunda sudah lupa kalau Putri Kumari tewas di dalam harem kita. Apakah Ibunda menginginkan Putri Avantika menjadi korban juga ?"     

"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.