CINTA SEORANG PANGERAN

Trauma Mendalam



Trauma Mendalam

0Maya langsung terdiam mendengar kata - kata Nizam. Seseorang harus menikah karena itu adalah fitrah manusia. Tapi mengapa banyak yang tidak menikah di dunia ini. Dan mengapa Ia tidak boleh menjadi bagian dari orang - orang. Ini adalah hidupnya dan mengapa Ia tidak berhak atas hidupnya sendiri.     

"Yang Mulia, Hamba tidak ingin mengalami hidup seperti ibu hamba. Hidup menderita disepanjang pernikahannya. Dia disakiti terus menerus. Ayah hamba merampas uangnya, memakainya untuk berselingkuh bahkan dia tega memukuli ibu hamba yang sedang mengandung hingga ibu hamba meninggal karena pendarahan. Bagaimana hamba bisa menikahi orang yang akan membuat hamba menderita.     

Izinkan hamba tidak menikah, Hamba lebih rela hidup sendiri dari pada menderita. Setiap kali melihat laki - laki maka hamba membayangkan Ayah hamba yang sangat jahat itu. Yang Mulia, Hamba ada disamping Ibu hamba yang meninggal. Waktu itu hamba baru berumur dua belas tahun sebelum Yang Mulia Ratu Aura menyelamatkan Hamba. Dan Hamba bersumpah tidak akan pernah menikah seumur hidup hamba" Kata Maya sambil terus memeluk kaki Nizam dengan memelas.      

Sudah tidak ada wajah yang galak dan judes lagi, yang ada adalah wajah memelas dan ketakutan. Maya belum pernah setakut ini ketika menghadapi siapapun. Ia adalah wanita pemberani yang tidak takut mati tetapi ketika Ia diminta untuk menikah baginya lebih baik mati ribuan kali.     

Nizam tampak membeku mendengar ratapan Maya yang begitu memelas. Ia baru tahu cerita Maya yang sebenarnya hari ini dari mulut Maya sendiri. Nizam tahunya kalau Maya memang tidak menikah karena Ia membenci lelaki. Ia trauma terhadap pernikahan orang tuanya sendiri. Tetapi Nizam tidak tahu sampai sedetail ini.     

 Tiba - tiba Nizam membungkuk dan mengangkat Maya untuk didudukan di kursi yang ada disamping mereka. Maya tadinya menolak dan tetap ingin berlutut sampai keinginannya untuk tidak menikah dikabulkan Nizam. Tetapi Ia tidak berdaya ketika Nizam mengeluarkan tenaganay dan menariknya dengan paksa.     

Nizam kemudian meraih tisu dan memberikannya kepada Maya. Ia membiarkan Maya menangis dulu. Sampai kemudian Maya merasa lelah dan tak mampu menangis lagi. Nizam masih terdiam dan menunggu Maya tenang. Maya yang sedang dalam emosi tidak akan bisa menerima apapun perkataan Nizam jadi jalan yang terbaik adalah menunggu Maya tenang.     

Setelah Maya terlihat tenang, Nizam memberikan air minum kepada Maya dan Maya mengucapkan terima kasih kepada Nizam. Maya menundukkan kepalanya, Ia selama ini begitu memuja Nizam bukan sebagai seorang lelaki tetapi karena seorang pemimpin. Ia lebih memuja Nizam dari pada Pangeran Husen. Ini seperti seorang gadis terhadap idolanya karena kalau tentang perasaan sayang tentu Ia lebih menyayangi Pangeran Husen. Sayang disini juga lebih seperti sayang Kakak kepada adiknya karena memang usianya diatas Pangeran Husen.     

"Aku minta maaf Maya, Aku sangat memahami betapa Kau sangat membenci kaumku. Tetapi apakah adil bagi kami kalau kau memukul rata semua sifat kami seperti ayahmu ? Ibarat sekumpulan telur dalam satu peternakan mungkinkah semua telur yang dihasilkan dipeternakan itu busuk semua.     

Sungguh pemikiran yang sangat sempit, Aku mengakui bahwa Aku termasuk lelaki biasa yang jauh dari kata sempurna. Aku juga mengakui bahwa Aku berkali - kali pernah menyakiti istriku tetapi Aku selalu berusaha memperbaiki sikapku. Kami kaum lelaki hanyalah manusia biasa yang memiliki rasa cinta dan emosi juga.     

Terkadang emosi kami terpancing ketika para wanitanya melakukan hal yang tidak kami sukai. Demikian juga sebaliknya. Sebagai manusia yang memiliki tingkat emosi yang berlainan hendaklah para wanita dapat mengetahui sejauh mana tingkat pengendalian emosi suaminya.     

Jika para wanita memiliki pasangan suami yang temperemental maka hendaklah Ia lebih menahan diri. Bukan berati Aku membela kaum lelaki tetapi itu lebih ke arah agar para wanita dapat selamat dari kemungkinan meledaknya amarah suami.     

Kau tahu bahwa di agama Kita perceraian adalah dihalalkan tapi juga merupakan hal yang sangat dibenci Alloh. Karena memang jika kita memiliki pasangan hidup yang sudah membahayakan jiwa kita maka kita bisa berpisah baik - baik dan mencari yang lebih baik serta sesuai dengan sifat kita.     

Maya, Aku tidak tahu apa yang menjadi pemicu Ayahmu sampai memiliki tempermental yang begitu buruk. Mungkin sebagaimana halnya dirimu , bisa jadi Ia mengalami trauma juga di masa kecil sehingga Ia menjadi pribadi yang begitu kejam dan tidak berperikemanusiaan.     

Tetapi Maya, percayalah masih banyak laki - laki diluar sana yang memiliki kasih sayang kepada istri dan anak - anaknya. Mereka hidup berbahagia sampai ajal menjemput. Mereka yang bertahan sampai akhir bukanlah orang - orang yang hebat dengan uang yang berkecukupan tetapi mereka berhasil karena pengendalian diri dari mereka masing - masing.     

Kau tahu ketika Aku berkali - kali menyakiti Alena, dia selalu memaafkan Aku. Dia belajar mengendalikan diriku yang temperemental dan sekarang dia berusaha menghindari semua hal yang membuat Aku emosi. Alena berusaha menuruti semua nasihatku.     

Dan Aku sama sekali tidak pernah menganggap bahwa dengan melakukan itu berarti Alena menunjukkan bahwa Ia kalah dariku. Tidak ! Aku sama sekali tidak menganggap untuk itu. Setiap kali Ia bersabar denganku maka sesungguh nya Ia telah menang atas diriku. Ketika Ia selalu memaafkan diriku maka sesungguhnya Ialah yang mengendalikan hidupku. Ia semakin membuat Aku percaya bahwa tidak ada satu wanitapun yang lebih memahami diriku dibandingkan dengan Alena." Kata Nizam menguraikan pemikirannya dengan panjang lebar kepada Maya.     

Maya terdiam, Ia mencoba mencerna semua perkataan Nizam dan Ia mencoba mengingat bagaimana sifat Ayahnya yang sama sekali tidak ada kebaikan di matanya. Ia sangat membenci ayahnya sampai ke tulang sum sum. Dan Ia selalu menganggap bahwa Ibunya adalah malaikat yang terperangkap di tangan setan.     

Ibunya hanya bisa menangis setiap kali ayahnya datang dan menganiayanya. Ibunya dipukul dan ditendang serta dijambak dan Ia hanya bisa ketakutan sambil sembunyi di kolong tempat tidur. Ia tidak ingin terlihat oleh ayahnya dan ikut disiksa seperti ibunya.     

"Maya.. Alloh sudah menentukan takdir setiap orang dan Alloh tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum kaumnya itu merubah nasibnya sendiri. Apakah selamanya kau akan selalu ketakutan dengan trauma di dalam hidupmu? Kau begitu membenci ayahmu, apakah kalau kau tidak menikah akan membuat ibumu hidup kembali dan ayahmu menyesal?     

Setahuku, Ayahmu pergi entah kemana setelah dipenjara karena telah menganiaya ibumu. Ia diusir dari keluarganya dan tidak pernah kembali lagi. Kalau kau sekarang hidup sendirian, menderita karena trauma dan tidak ada yang menemanimu dalam suka dan duka berarti Ayahmu berhasil menyakitimu juga. Berjuanglah Maya untuk mengatasi trauma itu.     

Dan Tahukah kau mengapa Aku berniat menikahkanmu dengan Amar? " Kata Nizam dengan lembut. Maya menggelengkan kepalanya dengan lemah.     

"Kalian berdua sedang terluka dan Aku ingin kalian dapat saling mengobati luka di hati kalian masing - masing" Kata Nizam.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.