CINTA SEORANG PANGERAN

Menikah Adalah Fitrah Manusia



Menikah Adalah Fitrah Manusia

0Mendengar perkataan Pangeran Husen, Maya seketika berhenti menangis. Ia memang menyayangi Pangeran Husen tetapi menikah dengannya sungguh bukan tujuan utamanya. Ia sama sekali tidak mencintai Pangeran Husen apalagi Pangeran Husen memiliki tiga istri. Jangankan jadi istri ke empat Pangeran Husen, andaikan Pangeran Husen belum memiliki istripun Ia tidak ingin menikah dengannya. Ia hanya ingin hidup sendiri. Hanya saja Maya sedih karena Ia seperti seonggok sampah yang dibuang dengan tanpa pertimbangan.     

"Yang Mulia tahu kalau Hamba sama sekali tidak ingin menjadi istri Yang Mulia " kata Maya dengan tegas. Ia bukan wanita yang gila harta atau jabatan. Walaupun dengan menikahi Pangeran Husen Ia akan mendapatkan banyak harta dan akan menjadi putri tapi Ia sama sekali tidak tertarik dengan itu semua. Tidak ada keinginan menjadi seorang istri baginya apalagi jika niatnya karena harta atau jabatan.     

Pangeran Husen balas menatap Maya dengan sedih, "Itulah sebabnya hingga saat ini Kau belum menjadi istriku karena kau memang tidak menginginkkanya. Percayalah bukan Aku yang menghendakimu untuk pergi dari sisiku" Kata pangeran Husen dengan perlahan.     

Maya terdiam, apa yang dikatakan oleh pangeran Husen adalah kebenaran karena walau bagaimanapun tidak nyamannya pangeran Husen bersama dirinya tidak mungkin pangeran Husen memberhentikannya karena dua hal. Yang pertama adalah karena Ia titipan Ratu Aura untuk putranyan dan kedua Ia percaya kalau Pangeran Husen menyayanginya. Dan sudah jelas siapa yang sudah mengatur semua ini. Ini pasti Yang Mulia pangeran Nizam.     

"Yang Mulia Pangeran Nizam. Bukankah dia ?" kata Maya dengan hati yang sangat sedih. Pangeran Husen menganggukan kepalanya. "Aku harap kau tidak menjilat ludahmu sendiri" Kata Pangeran Husen mengingatkan Maya kalau Maya pernah mengatakan apapun yang dilakukan Nizam adalah demi kebaikan bersama.     

Dan dengan hati yang lemah, Maya terdiam. Ia tidak memungkiri perkataan pangeran Husen kalau Ia memang pernah bercanda dengan mengatakan kalau Pangeran Nizam melakukan apapun yang terbaik untuk mereka. Tetapi setelah Ia yang terkena sendiri perintah pangeran Nizam ternyata antara perkataan dan kenyataan sangat berbeda.     

Maya belum bisa membayangkan apa sebenarnya yang diinginkan Nizam darinya. Tetapi firasatnya semakin mengencang kalau semua ini pasti ada kaitannya dengan Amar dan Arani karena mereka berdua tampak sangat mencurigkan.     

"Yang Mulia Hamba mohon, demi pengabdian hamba selama ini kepada Yang Mulia. Jangan biarkan Yang Mulia Nizam meminta hamba untuk melakukan hal yang tidak hamba sukai" Kata Maya sambil kemudian Ia berlutut sambil menangis. Betapa sedihnya Ia. Maya merasa menjadi orang yang tidak berdaya.     

"Apa yang kau tangisi ?" terdengar suara yang sangat Ia hapal dibelakangnya. Maya segera berdiri dan berjalan ke samping kursi yang diduduki oleh Pangeran Husen. pangeran Husen sendiri berdiri melihat kedatangan Nizam sambil membungkukkan badannya.     

"Kakak ! Maya.." Kata Pangeran Husen sambil mendekati Nizam. Ia menjadi sangat tidak tega karena Maya terlihat begitu sedih. Maya jarang terlihat sedih tetapi kali ini Ia melihat kesedihan Maya dan itu menjadikannya tidak tega dan akan meminta Nizam untuk membatalkan pernikahan Maya dengan Amar dan membiarkan dia tetapi bersamanya. Ia akan mencoba mengamankan Maya dengan Amrita.     

Nizam sudah bisa menebak kalau Maya berkeluh kesah kepada Pangeran Husen dan Pangeran Husen kemudian ingin merubah keputusannya. Ini sangat tidak benar. Maya tidak boleh ada dikerajaan Rajna dan mengacaukan kehidupan Pangean Husen disini. Dan Ia juga harus menyelamatkan Maya dari keinginannya untuk hidup sendiri. Maya harus menikah dan memiliki kehidupan sendiri daripada menjadi asisten seumur hidupnya.     

"Rasa sayang itu harus ditempatkan dengan benar. Jika kau menginginkan Maya tetap ada disisimu hanya karena kau menyayanginya tanpa memikirkan bagaimana kehidupan Maya selanjutnya itu adalah rasa sayang yang egois.      

Sama halnya seperti seorang ibu. Setiap ibu akan selalu menyayangi anaknya tetapi dia tidak akan pernah menginginkan anaknya untuk tetap bersamanya tanpa memperdulikan kehidupan si anak. Seorang ibu yang benar - benar menyayangi anaknya adalah dia mendidik anaknya dengan benar dan akan melepaskan anaknya untuk memiliki kehidupannya sendiri.     

Kalau kau benar - benar menyayangi Maya maka jangan biarkan Ia terus berada disisimu tanpa masa depan. Lepaskan Ia untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik" Kata Nizam membuat Pangeran Husen terdiam dan Maya malah menjadi semakin menangis.     

"Kalau begitu, biarkan Aku menikahinya. Aku tidak tega melepaskannya pergi " kata Pangeran Husen kepada Nizam. Nizam melotot mendengar perkataan adiknya. What the F*ck is this? Nizam sampai tidak sadar mengumpat dengan kasar dalam hatinya dan lalu beristgfar memohon ampun.     

"Maya !! Apa Kau mau menjadi istri keempat adikku? ' Kata Nizam kepada Maya sambil memberikan penekanan dengan kata keempat. Ia tahu Maya sangat membenci laki - laki terlebih kalau laki - laki itu memiliki istri lebih dari satu.     

Maya langsung menggelengkan kepalanya, "Tidak Yang Mulia.. hamba tidak ingin menikah dengan siapapun. Biarkan hamba sendiri. Hamba tidak keberatan kalau harus meninggalkan pangeran Husen. " Kata Maya dengan cepat.     

"Tapi Maya, Kakak Nizam menginginkanmu menikah dengan Amar" Kata Pangeran Husen dengan cepat. Maya seketika pucat pasi. Ia lalu menatap Nizam dengan matanya yang galak. Nizam mengerling kepada Pangeran Husen, nih bocah benar - benar pengen ditabok pantatnya pakai rotan yang diameternya sebesar diameter jari. Biar pedihnya itu kerasa.     

"Yang Mulia Pangeran Nizam ! Anda tidak dapat melakukan itu kepada Hamba. yang Mulia tahu hamba membenci laki - laki dan tidak ingin menikah" Kata Maya dengan panik. Ia bahkan langsung berlari dan berlutut sambil memeluk kaki Nizam saking tidak ingin menikah dengan Amar.     

Nizam yang tadinya akan memberitahukan berita ini dengan hati - hati menjadi marah dan Ia melotot ke arah pangeran Husen yang kini tampak tegang karena wajah kakaknya sudah terlihat kelam. Nizam marah kepadanya karena Pangeran Husen keceplosan berkata seperti itu. Sehingga kemudian Pangeran Husen tiba - tiba berkata,     

"Aku lupa, kalau aku ada janji dengan Putri Avantika untuk melihatnya menari. Maya maafkan Aku kalau Aku tidak bisa membantumu. Tetapi percayalah apapun keputusan Kakak Nizam maka itu akan jadi yang terbaik. Ingat kau pernah mengatakan hal itu. jadi berjuanglah menghadapinya" Kata pangeran Husen sambil membungkukkan badannya memberikan hormat kepada Nizam dan langsung kabur dari depan Nizam.     

Mata Nizam tampak menyala karena marah kepada dirinya. Jadi Pangeran Husen harus menyelamatkan dirinya sebelum pukulan Nizam mendarat di tubuhnya. Pangeran Husen masih ingat ketika Ia berusia lima belas tahun dan Ia diam - diam berpesta dengan melihat tarian wanita setengah telanjang di kediaman anak Mentri Pariwisata Azura dan tiba - tiba Nizam menerjang masuk. Ia tidak tahu kalau ada orang yang membocorkan keberadaan pesta itu ke telinga Nizam.     

Dan Ia masih ingat bagaimana Nizam menerjang masuk, merenggut kain hordeng dan melemparkannya ke penari itu untuk menutupi tubuh telanjangnya. Lalu Ia melemparkan kursi ke arah kerumunan teman - teman pangeran Husen yang sedang berpesta. Pangeran Husen bahkan dihajar berkali - kali sampai pipinya bengkak dan pelipisnya berdarah.     

Dan itu terjadi tidak sekali tetapi berkali - kali. Pangeran Husen tidak pernah kapok dan setelah Nizam pergi ke Amerika Ia semakin bebas berpesta dan menggoda para gadis sampai kemudian Maya hadir menemaninya.     

Jadi ketika melihat Nizam tampak sangat marah, Pangeran Husen segera memilih kabur. Besok malam adalah malam kesucian dengan Putri Avantika dan Ia tidak ingin bermalam dengan putri cantik itu dalam keadaan wajah babak belur.     

Melihat Pangeran Husen lari, Maya malah semakin keras menangis. Ia tetap memeluk kaki Nizam walaupun Nizam berusaha mengangkat tubuhnya agar berdiri.     

"Aku tidak ingin menikah dengan Amar. Aku bersedia pulang ke Azura tapi jangan nikahkan Aku dengan jenderal itu" Kata Maya dengan air mata mengalir deras.     

"Lalu kau ingin menikah dengan siapa? " Kata Nizam.     

"Aku tidak ingin menikah" Maya menggelengkan kepalanya     

"Umurmu sudah lebih dari cukup. Kau sudah pantas memiliki dua atau tiga anak dalam umurmu yang sekarang. Kau tidak boleh tidak menikah. Karena menikah adalah fitrah manusia dan sebagai cara untuk memiliki keturunan"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.