CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Kakak Yang Jahat



Aku Kakak Yang Jahat

0Alena memeluk Nizam yang sedang memandang ke arah taman di dalam kamarnya. Alena memeluk pinggang Nizam dan menempelkan mukanya di punggung Nizam. Tubuh kokoh itu tampak membeku. Alena mengelus bahu Nizam dan bertanya,     

"Mengapa kau begitu diam setelah kau menyelesaikan semua permasalahan di kerajaan Rajna ? Bukankah seharusnya kau gembira. Semua berakhir dengan bahagia. Pangeran Husen bahagia mendapatkan dua istri sekaligus, Amrita bahagia karena Ia sudah berhasil menjadi istri Pangeran Husen, Putri Avantika juga bahagia karena Ia berhasil memiliki suami yang akan membantunya mengurus kerajaan, Raja Alimudin dan istrinya bahagia karena Kerajaan Rajna akan memiliki Raja pengganti dirinya, Ratu Aura apalagi dari kemarin dia terus senyum - senyum karena Ia akan memiliki anak yang menjadi Raja.     

Jadi mengapa sekarang wajahmu tetap kusut. Tapi di mataku kau tetap terlihat tampan kalau sedang kusut begini " Kata Alena sambil memindahkan tubuhnya dari belakang tubuh Nizam ke depan tubuh Nizam.     

Nizam memegang kedua pipi Alena dengan kedua telapak tangannya. Ia lalu menengadahkan wajah cantik itu agar Nizam dapat jelas memandangnya. Sebelum Ia menjawab, Nizam mengecup bibir Alena. Alena memejamkan matanya. Ia ingin suaminya memberikan lebih dari sekedar kecupan. Tapi Nizam kemudian menjentikkan hidungnya.     

"Sebentar lagi maghrib, dan Aku harus menjadi iman di mesjid istana. Jangan menggodaku seperti itu. Lagipula besok kita harus pulang kembali Ke Azura. Aku menerima telepon dari Pangeran Abbash. Ia meminta bertemu denganku" Kata Nizam sambil tersenyum.     

"Pangeran Abbash ? Ulala... Sitampan kebangetan itu mau apa Dia berbicara denganmu? Mengapa Ia tidak datang kemari. Mantan kekasihnya menikah harusnya Ia memberikan ucapan selamat" Kata Alena sambil memandang Nizam dengan mata berbinar cerah. Nizam jadi cemberut.     

"Kau mulai lagi. Membuat gara - gara denganku" Kata Nizam kesal.     

"Yang Mulia ini sungguh Pria yang egois.. Aku hanya menganggumi ketampanan Pangeran Abbash. yang Mulia begitu cemburu tetapi Kau masih belum membubarkan harem seperti janjimu Aku diam saja" Kata Alena sambil mencubit perut Nizam. Nizam menganduh, dicubit Alena sungguh sakit - sakit tapi nikmat. Beda dengan dicubit ibunya. Sakit, perih dan panan. Tapi kemudian Nizam jadi nyengir kenapa Ia harus memikirkan perbedaan yang konyol seperti itu. Apa sekarang dia sudah berubah konyol seperti Alena dan Alena berubah cerdas seperti dirinya.     

"Apa kau mau Aku membubarkan Harem secara paksa sekarang ?" Kata Nizam kepada Alena dengan wajah serius.     

"Ah.. ha..ha..ha.. Jangan dianggap serius Nizam. Aku hanya bercanda. Aku tidak mau ada huru - hara baru. Biarkan Aku bernafas dengan tenang dulu. Aku percaya kepadamu seperti percaya bahwa Matahari akan terbit esok hari. Sepanjang udara masih bisa ku hirup Aku percaya bahwa kau hanya akan mencintaiku selamanya" Kata Alena sambil merangkul leher Nizam dan menyodorkan mukanya ke muka Nizam minta dicium lagi.     

Kali ini Nizam langsung melabuhkan ciumannya dengan penuh perasaan. Kata - kata Alena begitu manis dan membuat hatinya begitu berbunga - bunga. Ia mengusap kepala Alena dengan penuh kasih sayang. Ia tidak tahu bagaimana bisa hidup tanpa Alena. Mata Nizam meredup, saat ini Ia sama sekali tidak ingin memikirkan hal buruk.      

Saat ini Ia sudah melakukan tindakan besar dengan mengamankan Pangeran Husen di Kerajaan Rajna. Ia bersyukur kepada Alloh bahwa firasatnya berjalan dengan baik. Ia juga sangat bersyukur Raja Alimudin tidak berkeras hati memaksanya untuk menikahi Putri Avantika sebagai ganti dari Putri Kumari.     

Mungkin Raja Alimudin juga sudah berpikir panjang setelah mendengar perkataan Nizam. Ia menjadi ketakutan kalau Putrinya akan menjadi korban kembali di dalam harem Nizam. Dan Ia juga menjadi sadar bahwa Nizam bukanlah orang yang tepat untuk menjadi suami anaknya. Nizam terlalu mencintai Alena dan tidak bisa memalingkan kepada wanita lain. Dan itu bisa Ia lihat dari mata Nizam.      

Cara Nizam memandang Alena sudah cukup membuktikan bahwa cinta Nizam kepada Alena tidak akan tergantikan walapun oleh puluhan wanita yang ada diharem Nizam. Dan Ia sendiri tidak memiliki banyak istri seperti halnya para raja di kerajaan Azura karena memang kerajaannya tidaklah sebesar kerajaan Azura. Dan kerajaan Rajna juga tidak memiliki pangeran yang kualitasnya seperti kerajaan Azura.     

Selain itu semua penjelasan Nizam sangat membuka mata hatinya untuk tidak memaksakan kehendak yang tidak masuk diakal. Dan sebenarnya ketika Nizam mengatakan tidak memaksakan kehendak Ia sendiri sudah melakukan itu. Ia jadi merasa bersalah.     

Dan Nizam menumpahkan rasa bersalahnya dengan mencium Alena dan Alena sendiri tahu kalau suaminya sedang gundah sehingga Alena hanya membalas ciumannya suaminya dengan lembut. Nizam kemudian menghentikan ciumannya setelah Ia merasa sedikit lega.     

"Terima kasih Alena, sudah menjadi istriku " Kata Nizam sambil memandang Alena dengan lembut.     

"Aku mencintaimu Nizam, kau tidak perlu berterima kasih kepadaku" Kata Alena sambil sekarang merebahkan kepalanya di dada Nizam.     

"Kelak mungkin kehidupan kita akan semakin berat" Kata Nizam dengan suara perlahan.     

"Ya.. dan Aku sekarang tidak takut menghadapinya. Aku percaya dengan kekuatan cinta yang kita miliki kita akan hadapi semua kesulitan bersama. Dan percayalah Alloh tidak akan pernah tinggal diam terhadap kesungguhan hamba-Nya" Kata Alena menenangkan hati Nizam.     

"Tahukah Kau Alena, untuk mempertahankan Kau disisiku Aku banyak melakukan hal. Aku menyingkirkan Pangeran Husen dari Azura. Dan ini sangat menyakitkan hatiku. Aku juga membuat Amrita bersedih karena Aku hampir saja mengambil calon suaminya dua kali. Dan Aku berspekulasi dengan meminta Raja Alimudin untuk mengizikan pernikahan Amrita diberlangsungkan bersamaan dengan putrinya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kalau raja Alimudin menolak.     

Aku juga hampir mencelakakan nyawa adikku sendiri. Kau tahu Aku sengaja menunggu waktu yang tepat untuk bisa menerobos masuk ke dalam kamar adikku karena Aku yakin kalau Amrita akan menerobos pada saat pelayan masuk untuk merias adikku.     

Alena.. apakah Aku kakak yang jahat ? Aku sudah mengorbankan adikku sendiri.. Aku bersumpah kalau Aku sangat mencintai semua saudaraku tetapi Aku tidak ingin melihat adikku dimanfaatkan oleh orang lain untuk melawanku. Aku tidak mau bertikai dengan saudara - saudaraku sendiri" Kata Nizam sambil terus memeluk Alena. Ia sedang menumpahkan perasaan bersalahnya kepada Alena.     

 Alena menggelengkan kepalanya, " Nizam.. sedikitpun orang - orang tidak akan merasa kau sudah mengorbankan adikmu sendiri. Mereka sedang memuji kebijaksanaanmu dan kecerdasan otakmu yang selalu bisa mengambil keputusan di saat yang tepat. Semua orang sedang berbahagia sekarang. Bahkan Pangeran Husen berulang kali menyebut dirimu sebagai Kakak yang hebat "     

"Itu karena mereka tidak tahu maksudku yang sebenarnya.."     

"Mengapa kau harus resah. Bukankah maksudmu adalah menyelamatkan adikmu sendiri dari kemungkinan dimanfaatkan oleh orang lain untuk melawanku. Jadi jangan kau ingat - ingat lagi tentang alasan menyingkirkan dia dari Kerajaan Azura tapi ingatlah niatmu yang sebenarnya bahwa Kau hanya ingin memberikan dia kehidupan yang lebih baik" Kata Alena dengan tegas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.