CINTA SEORANG PANGERAN

Siapa yang Duluan Berada di Pelukan Pangeran Husen?



Siapa yang Duluan Berada di Pelukan Pangeran Husen?

0"Jangan melakukan ini, Putri. Ini sangat tidak pantas" Kata Amrita dengan penuh rasa hormat. Ia sadar diri kalau kedudukannya jauh lebih rendah dari Putri Avantika.     

"Tidak Kakak ! Jangan bicara seperti itu. Kakak adalah wanita yang dicintai oleh Pangeran Husen. Pernikahanku dengan Pangeran Husen adalah pernikahan politik" Kata Putri Avantika sambil menuntun tangan Amrita agar duduk bersamanya. Amrita tampak berbunga - bunga mendengar perkataan Putri Avantika.     

"Jangan bicara seperti itu adikku. Yang Mulia juga pasti mencintaimu" Kata Amrita sambil tersenyum. Ia sedikit heran tahu darimana kalau Pangeran Husen mencintainya.     

Putri Avantika menggelengkan kepalanya. Amrita tidak tahu kalau beberapa jam sebelum kedatangannya Nizam sudah menemui Putri Avantika atas seizin ayahnya. Dan Ia masih ingat bagaimana perkataan Nizam kepadanya.     

Ketika Nizam meminta izin berbicara dengan dirinya, Putri Avantika tidak keberatan karena bagaimanapun dia adalah bekas kakak ipar dari kakaknya dan sekarang malah akan menjadi kakak iparnya yang sebenarnya. Nizam berbicara dengannya dengan mematuhi etika dari kerajaan. Ia berbicara di balik tirai dan tidak menatap Putri Avantika secara langsung. Putri Avantika adalah calon istri adiknya dan sangat tidak sopan kalau Ia menatap wajahnya sebelum dinikahi oleh Pangeran Husen.     

Putri Avantika tahu persis siapa Nizam. Seorang Pangeran yang sangat berpengaruh di kerajaan Aliansi. Dan Putri Avantika juga tahu bagaiman kakaknya begitu menginginkan Nizam untuk menjadi suaminya. Putri Avantika sungguh sangat ketakutan ketika Ia diminta untuk menggantikan posisi Putri Kumari menjadi istri Nizam. Ia akan takut mati di dalam harem juga.      

Lagipula wajah Nizam yang begitu dingin malah membuatnya ketakutan dan tidak tenang. Ia lebih menyukai Pangeran Husen yang hangat dan pandai menyanyi. Jadi ketika Nizam mengajaknya berbicara, Putri Avantika hanya duduk dengan gemetar di balik tirainya. Bahkan para pelayan dan asisten Putri Avantika juga tidak berani memandang wajah Nizam. Nizam datang sendiri dan tidak ditemani siapapun. Jadi hanya Nizam dan dia beserta pengawal dan pelayan Putri Avantika     

Nizam meminta izin berbicara dengan Putri Avantika kepada Raja Alimudin diam - diam. Nizam berbicara terus terang kepada Raja Alimudin tentang keadaan Pangeran Husen yang posisinya akan menikah dengan Amrita. Dan seharusnya pernikahan Putri Avantika menikah setelah pernikahan Pangeran Husen dan Amrita. Tetapi karena situasinya yang mendesak mengingat rakyat Kerajaan Rajna yang masih belum terima dengan kejadian meninggalnya Putri Kumari maka pernikahan Pangeran Husen dengan Putri Avantika tidak bisa ditunda lagi.     

Tetapi Nizam kemudian meminta izin agar pernikahan dilakukan bersamaan dengan pernikahan Amrita. Bahkan Nizam meminta agar akad pernikahan dengan Amrita berlangsung terlebih dahulu agar yang menjadi istri kedua adalah Amrita dan Putri Avantika menjadi yang ketiga. Sebenarnya Raja Alimudin keberatan tetapi karena memang Nizam yang jago berdiplomasi itu berhasil mempengaruhinya maka Ia akhrinya menyetujuinya.      

Demikian juga dengan putri Avantika. Kalau ayahnya saja tidak berdaya apalagi dia. Lagipula Nizam mengingatkan kalau Pangeran Husen sudah terlebih dahulu berjanji menikahi Putri Amrita jadi kalau sampai Pangeran Husen tidak menepati janjinya berarti dia bukanlah laki - laki yang baik.      

Itulah sebabnya Putri Avantika tidak banyak bicara dan langsung menyetujui perkataan Nizam. Lagipula Ia tidak berani melawan Amrita yang dari segi kemampuan ilmu bela diri dan kepintarannya jauh berada di atasnya. Putri Avantika hanya ingin hidup tenang dan damai bersama Pangeran Husen dan istri - istrinya yang lain.     

Amrita benar - benar sangat berterima kasih kepada Nizam yang sudah meyakinkan kerajaan Rajna agar menerima dirinya. Ia juga sangat bahagia ketika melihat Ratu Aura juga menerima kehadiran dirinya. Ia dilamar oleh Ratu Sabrina tetapi Ia yakin mungkin saja Ratu Aura tidak terlalu menyukainya karena masa lalunya bersama Pangeran Abbash tetapi sekarang keraguan itu hilang dari dalam diri Amrita.      

Amrita melihat bagaimana Ratu Aura tersenyum manis kepadanya dan tampak sangat ramah. Disamping Ratu Aura tampak ada Alena yang duduk dengan manis. Amrita sudah pernah melihat Alena ketika Ia menyamar saat Alena berada di rumah sakit. Wanita ini yang sangat dicintai oleh pangeran Abbash.     

Betapa Ia dulu sangat tidak menyukai Alena dan bahkan sangat ingin membunuhnya tetapi Ia takut pangeran Abbash akan balik membunuhnya kalau Amrita sampai nekad membunuh Alena. jadi Ia hanya memendam kebencian itu dalam dadanya.     

Amrita menatap Alena dengan perasaan campur aduk. Ia tidak tahu apakah Ia masih membenci Alena atau tidak karena terkadang Ia merasakan kalau saja tidak ada Alena mungkin sekarang Ia sudah menjadi istri dari Pangeran Abbash.     

Alena melihat wajah Amrita yang ragu - ragu. Ia segera berdiri dan menyambut Amrita.     

"Mari duduk di sini Amrita. Maafkan Aku memanggilmu dengan nama Amrita karena kau adalah adik iparku sekarang. Aku sungguh takjub melihat kecantikanmu. Ibunda Aura lihatlah.. Anda sekarang memiliki tambahan dua permata selain Putri Elisa. Sungguh Anda anda adalah Ibu mertua yang diberkahi" Kata Alena sambil mendudukan Amrita di sebelah kanan Ratu Aura dan mendudukan Putri Avantika di sebelah kiri Ratu Aura.     

Mereka bertiga menatap wajah cantik Alena yang begitu berseri - seri. "Takdir Tuhan telah menyatukan kalian. Aku dan Yang Mulia Pangeran Nizam turut bahagia dengan pernikahan ini. Semoga kalian diberkahi umur yang panjang dan keturunan yang banyak. Sungguh ini adalah hari yang paling membahagiakan diriku setelah kepergian Putri Kumari.     

Dan Aku sangat percaya bahwa awan itu tidak selamanya kelabu. Selalu akan ada mentari dibalik gelapnya awan. Amrita dan Putri Avantika sudah menjalani kehidupan yang tidak terlalu baik belakangan ini. Amrita kehilangan kekasih dan Putri Avantika kehilangan kakak tercinta.     

Tetapi Insha Alloh, Alloh telah menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik. Pangeran Husen adalah pangeran yang cerdas, baik dan rendah hati. Aku sangat yakin kalau dia akan menjadi raja yang bijaksana di kerajaan Rajna. Ada Amrita dan Putri Elisa sebagai pendamping Ratu Avantika maka semua akan berjalan lancar. " Kata Alena dengan berseri - seri.      

Ketiga orang itu langsung memandang Alena dengan takjub. Ternyata putri polos itu memilik serangkaian kata - kata yang begitu indah dan membuat mereka menjadi optimis dalam menjalani kehidupan.     

Amrita bahkan langsung berdiri dan memeluk Alena, "Yang Mulia Putri Alena sungguh Aku minta maaf atas kejadian masa lalu. Betapa Aku sangat membenci dan ingin membunuhmu. Aku merasa selama ini kau telah menghancurkan hidupku. Tetapi ternyata Yang Mulia begitu baik hati. Yang Mulia memang pantas menjadi seorang ratu yang besar" Kata Amrita sambil berkaca - kaca.     

ALena langsung mendorong bahu Amrita dengan lembut. "Kau terlalu melebih - lebihkan. Aku tidak sebesar itu. Aku hanyalah wanita biasa yang kebetulan jatuh cinta dan dicintai oleh Yang Mulia Nizam.     

Nah ngomong - ngomong. Nanti malam kira - kira siapa duluandiantara kalian berdua yang berada dipelukan Pangeran Husen?" kata Alena dengan wajah datar dan itu membuat Ratu Aura langsung tersedak minuman yang sedang diminumnya     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.