CINTA SEORANG PANGERAN

Biarkan Adikmu Masuk



Biarkan Adikmu Masuk

0Di dalam kamar Alena dan Nizam tampak masih ribut tentang kejadian tadi. Nizam masih kesal karena Alena membuat Amar semakin tidak nyaman dengan perkataan Alena. Alena seakan - akan membenarkan bahwa Maya benar -benar wanita yang mengerikan sampai majikannya sendiripun tidak mengehendakinya.     

Padahal sebenarnya Pangeran Husen tidak pernah membenci Maya, Ia hanya sering kesal karena Maya selalu menjaganya bagaikan menjaga seorang bayi. Dan sesungguhnya memang benar Pangeran Husen sangat senang dengan perjodohan ini. Pangeran Husen sering memikirkan kalau Maya tidak akan menikah seumur hidupnya dan itu membuat Pangeran Husen merasa kasihan karena memang seharusnya manusia itu hidup saling berpasangan agar bisa hidup saling menyayangi dan mencintai.     

Maya seperti itu mungkin karena Ia belum menemukan pasangan yang tepat untuk Ia cintai. Pangeran Husen juga tidak bisa mencarikan pasangan yang tepat untuk Maya karena memang Maya tidak takut kepadanya. Maya pasti berani menolak permintaannya untuk menikah.     

Tetapi jika kakaknya Pangeran Nizam yang meminta pasti Maya tidak akan berani menolaknya. Siapa yang berani menolak permintaan Nizam di Istana ini secara terang - terangan. Dan Nizam tahu yang dirasakan adiknya. Tetapi Alena malah dengan polosnya mengatakan sebagian kebenaran itu di depan Amar dan membuat Amar menjadi semakin terlihat murung. Nizam jadi merasa bersalah. Dan akibatnya Ia jadi morang - maring terhadap Alena.     

Nizam sebenarnya masih menimbang - nimbang juga dalam hatinya melihat Amar masih tidak terima dengan perjodohan ini. Tetap Nizam tetap bertekad untuk melakukan perjodohan ini. Ia masih memerlukan tenaga Amar untuk berdiri di sisinya. Ia sungguh sangat mengharapkan Amar akan dapat menggantikan posisi Imran. Dan Nizam juga ingin Maya mendapatkan suami. Ia tidak ingin Maya tetap di sisi Pangeran Husen.      

Maya tidak akan cocok dengan Amrita jadi Ia harus berusaha menarik Maya agar tetap ada di Azura. Posisi Maya sebagai keponakan dari Ratu Aura akan membuat Ratu Aura tidak akan terlalu berani melawan dirinya. Ratu Zenita sudah ada disisinya karena Pangeran Thalal dan Cynthia sedangkan Ratu Aura belum berada di sisinya. Ia tidak bisa memberikan kedudukan Pangeran Husen di sisinya karena jabatan perdana menteri itu hanya satu. dan Ia juga tidak bisa menjadikan Pangeran Husen jendral karena Pangeran Husen juga tidak suka memimpin pasukan.     

Jadi satu - satunya Ia memang harus menjadi raja ditempat lain. Kalau Maya masih jadi asistennya maka Maya pasti akan ikut ke kerajaan Rajna. Tetapi jika Maya menikah dengan Imran maka Nizam benar - benar mendapatkan banyak keuntungan. Ia bisa membuat Amar melupakan Zarina dan Ia juga akan mendapatkan dukungan dari Ratu Aura.     

Melihat Nizam masih terus morang - maring membuat Alena tidak terima suaminya morang - maring kepadanya karena Alena tidak tahu permasalahannya dan apa yang dikatakannya Ia pikir merasa benar. Ia memang melihat bagaimana Pangeran Husen begitu bahagia karena perjodohan dari Maya tidak seperti saat Arani yang akan menikah dengan Jonathan. Jadi Alena merasa tidak bersalah. Jadilah di dalam kamar mereka ribut.     

Nizam kemudian terdiam melihat Alena yang terus mengomel - ngomel. dan Nizam akhirnya menyadari kesalahannya. Ia lalu mendekati Alena Yang sedang duduk di tempat tidur. Nizam menghampirinya dan duduk di sisinya. Tetapi Alena kemudian menjauh dengan kesal.     

"Maafkan Aku Alena.. sungguh Aku hanya merasa tertekan saat kau mengatakan itu di depan Amar. Kau seakan - akan memperlihatkan kalau Aku telah salah menjodohkan Amar dengan Maya" Kata Nizam sambil mencoba memegang bahu Alena tetapi kemudian Alena menepiskan tangan Nizam.     

"Mana Aku tahu kau menjodohkan Amar dengan Maya. Kau langsung menuduhku seperti itu" Kata Alena cemberut.     

"Iya Aku tahu kalau Aku salah.. Aku minta maaf" Kata Nizam dengan wajah penuh penyesalan.     

Alena menarik kakinya ke atas tempat tidur sambil kemudian hendak berbaring tetapi Ia teringat kalau Ia masih memakai pakaian tertutup maka Ia bangun lagi dan membuka pakaian luarnya di hadapan Nizam. Nizam langsung melotot melihat sebagian tubuh istrinya yang tadi tertutup kini terbuka lebar. Hanya pakaian dalam dan pakaian tipis menerawang yang pendeknya sepaha yang menutupi tubuh Alena.     

Hilang sudah akal sehat Nizam melihat istrinya seperti itu. Walaupun Ia merasa sudah ribuan kali melihat tubuh Alena tetapi setiap kali melihat Alena seperti itu Ia tetap merasa terbangkitkan. Sehingga ketika Alena hendak naik lagi ketempat tidur. Tangan Nizam secara refleks langsung memegang bokong Alena dan mengelusnya. Alena semakin mengomel - ngomel.     

"Jangan pegang - pegang. Jangan macam - macam. Aku sedang marah " Kata Alena sambil berbaring memunggungi Nizam. Nizam malah tersenyum lebar dan ikut melepas pakaiannya. Ia lalu ikut berbaring dan tidur dengan posisi menghadap punggung Alena.     

"Aku juga tidak berharap kau akan memaafkan Aku dengan cepat" Kata Nizam sambil mengelus bahu Alena dan mengecup rambut Alena dengan lembut.      

"Kalau begitu, menyingkirlah dari tubuhku. Aku tidak mau dekat - dekat" Kata Alena sambil menggedikkan bahunya. Ia tidak suka Nizam memegang bahunya.     

Nizam tidak marah walaupun Alena menolaknya. Ia malah semakin menjadi - jadi. Tangannya dari bahu pindah ke paha Alena yang terbuka lalu dielusnya lagi dengan lembut. Alena kini diam. Ia masih sangat marah dan tidak terima diomeli Nizam.     

Tetapi sebagai wanita normal di elus - elus seperti itu, Alena jadi ikut terbangkit juga tetapi Ia sangat gengsi kalau memaafkan kelakuan Nizam begitu saja. Ini tentang harga dirinya sebagai seorang wanita. Jangan sampai wanita itu diinjak - injak harga dirinya dengan begitu mudah oleh laki - laki. Jadilah Alena merasakan gairahnya mulai bangkit Ia masih bertahan untuk tidak membalas elusan Nizam.     

Nizam merasakan tubuh Alena tidak menolaknya tetapi Alena tidak membalasnya. Tangan Nizam semakin naik ke atas dan Ia mendengar nafas Alena mulai tidak beraturan. Nizam tahu kalau Alena sudah mulai terbangkit tetapi masih tidak ingin mengakuinya. Maka Nizam lalu berkata dengan lembut.     

"Aku tidak keberatan Kau marah kepadaku tetapi Adikku ini tidak ada kaitannya dengan pertengkaran kita. Kasihan Ia ingin masuk ke dalam rumahnya. Izinkan dia masuk Alena" Bisik Nizam sambil menjulurkan lidahnya menyapu tepian telinga Alena. Alena semakin naik.. Ia lalu berbalik dan berkata,     

"Ya.. sudah masukan saja adikmu ke dalam. Ingat !! ini bukan karena Aku memaafkanmu tetapi semata - mata karena Aku tidak tega sama adikmu itu" Kata Alena sambil membenamkan mulutnya ke dalam mulut suami. Dan sudah bisa ditebak apa yang dilakukan Alena. Ia menjadi lebih kalap dari Nizam. Habis tubuh Nizam di bawah tubuh Alena. Dan suara Nizam kemudian sudah tidak terkendali lagi. Ia bersuara lebih parah dari Alena.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.