CINTA SEORANG PANGERAN

Mereka Akan Menikah Malam Ini.



Mereka Akan Menikah Malam Ini.

0"Itulah sebabnya, Kau harus segera menikahkan Amar dengan Maya. Mengapa kau menunda - nundanya terus" Kata Alena kepada Nizam. Nizam menjadi merasa insecure dituduh istrinya menunda - nunda pernikahan Amar dan Maya.     

"Ish... siapalah yang menunda - nunda pernikahan mereka. Aku kan baru sembuh dari cambukan ibuku. Terus Kau juga ingin kembali ke dalam Harem. Jadi Kita belum konsentrasi terhadap pernikahan mereka. Amar ! Kapan kau siap menikahi Maya. Apakah malam ini Kau siap ?" Kata Nizam jadi berbalik kepada Amar dan Amar yang sekarang pucat pasi.      

Ruangan ini adalah ruang makan untuk jamuan makan yang istimewa. Ada banyak yang hadir mulai dari orang - orang terdekat Nizam, para pelayan utama, para asisten dan penjaga yang terpercaya. Jumlah orang yang cukup banyak dan sekarang semua mata tertuju kepadanya. Seakan - akan dia sekarang menjadi bintang tamu dalam suatu acara.     

" Aku diomeli oleh Alena karena dianggap tidak segera menikahkan kalian. Malam ini kau harus menikah" kata Nizam sambil kemudian melirik ke arah istrinya.     

"Mereka akan menikah malam ini. Kau puas??" Kata Nizam sambil mengangkat alisnya.      

Alena semakin misruh - misruh. "Mengapa Kau ini? Apa pernikahan itu adalah acara makan malam biasa yang bisa diselenggarakan kapan saja. Ya tidak bisa seperti itu dong Nizam. Ini adalah peristiwa besar bagi wanita. Dan harus diselenggarakan seromantis mungkin. Tidak bisa sembarangan. Aku butuh persiapan untuk menyelenggarakan" Kata Alena sambil melotot.     

"Aku yang kau tuduh menunda - nunda pernikahan mereka? Sekarang setelah Aku putuskan mereka menikah malam ini juga, kau malah menggagalkannya. Aku tidak mau kau salahkan lagi" Nizam berbisik di telinga Alena. Alena menginjak kaki Nizam.     

"Kau laki - laki tau apa tentang pesta pernikahan. Biarkan Aku yang mengaturnya. Kau fokus saja dengan Pangeran abbash. Buat dia bisa berhasil membujuk adiknya atau aku akan menyimpan bom di kursi pelaminan kau dan putri Mira" Kata Alena kepada Nizam.      

"Kau ini kalau bicara selalu ngawur" Kata Nizam sambil melap mulutnya lalu melihat ke arah muka Amar yang masih pucat pasi. Amar benar - benar seperti orang yang tak bernyawa melihat Alena dan Nizam berdebat tentang hari pernikahannya dengan Maya. Apalagi Mayanya juga tidak ada di jamuan makan ini. Ia jadi seperti menanggung derita sendirian.     

Tetapi Amar tidak bisa berkata apa - apa. Kalau Nizam sudah berkata maka pasti akan terlaksana. Jangankan dia, cuma sekedar asisten. Adik - adik Nizam saja tidak berkutik kalau Nizam sudah menyuruh. Lagipula kalau bagi Amar, pernikihan ini semakin cepat semakin baik. bukankah Ia punya misi untuk pergi ke Negeri Jepang sambil berbulan madu. Membayangkan ini muka Amar jadi panas, hatinya berdebar dengan kencang.     

"Nah.. baiklah kalau begitu. Setelah jamuan ini biarkan kami para wanita memisahkan diri agar para lelaki bisa berbincang dengan leluasa. Nah Alena nanti kita akan bicara panjang lebar tentang pernikahan Amar dan Maya. Kebetulan ada Putri Lila disini sehingga kita akan mendapatkan tenaga bantuan" Kata Cynthia sambil tersenyum kepada Lila. Lila menganggukan kepalanya dengan anggun dan berkata lembut,     

"Baiklah Yang mulia. Aku akan membantu penyelenggaraan pesta ini sekiranya suamiku mengijinkan" Kata Lila sambil melirik suaminya. Pangeran Abbash tampak memiringkan kepalanya dengan lucu. Lalu memegang kepala Lila dengan lembut,     

"Tentu saja sayang. Kita akan pulang ke Kerajaan Zamron sesuai dengan kesiapanmu. Kau bisa mengambil waktumu dengan leluasa. Aku ingin kau bersenang - senang di sini bersama teman - temanmu" Kata Pangeran Abbash.     

"Kasihan sekali, Lila tidak memiliki banyak teman di Kerajaan Zamron. pasti mereka sangat jahat kepadamu? Terutama keluarga Pangeran abbash" Kata Alena sambil menatap Lilia dengan penuh rasa haru.     

"Tidak seperti itu Yang Mulia, Keluarga suamiku baik hanya saja mereka belum bisa beradaptasi denganku" Kata Lila dengan penuh pengertian.     

"Kau jangan menutupi keburukan keluargaku. Kau mendapatkan banyak penderitaan di istana kerajaanku. itulah sebabnya Aku membawamu ke sini agar kau dapat bersenang - senang bersama Putri Alena dan Putri Cynthia" Kata Pangeran Abbash dengan penuh rasa iba kepada istrinya. Muka Lila menjadi merah, Ia tidak menyangka kalau suaminya begitu menyayanginya hingga mengatakan yang sebenarnya kepada Nizam dan yang lainnya. Padahal itu aib keluarganya.     

"Kita berada di keluaga kerajaan Lila, Dan kerajaan kami memliki adat istiadat yang hampir sama. Apa yang dikatakan Pangeran Abbash adalah suatu kebenaran. Walaupun dia tidak mengatakan yang sebenarnya malah akan terlihat aneh dan kelihatan sekali bahwa itu suatu kebohongan.     

Aku melihat bahwa kau akan segera dapat beradaptasi dengan kecerdasanmu. Yang pertama harus kau lakukan adalah segera menguasai bahasa nasional kami. Kau tahu kalau semua kerajaan Aliansi memiliki bahasa Nasional yang sama dan bahasa itu resmi di gunakan di seluruh kerajaan.     

Dan yang kedua kau harus segera menguasai adat istiadat dan etika pergaulan di kerajaanmu. Kau tidak banyak memiliki sekutu seperti halnya Alena. Kau hanya mendapatkan perlindungan Pangeran Abbash. Padahal sebagai calon putra mahkota tentu saja Ia tidak akan selalu ada di sisimu. Jadi penting untuk memiliki seseorang yang akan ada disisi Lila selama kau tidak ada. Apakah kau memiliki seseorang yang tepat untuk menjadi asisten Lila di sana ?" Kata Nizam kepada Pangeran Abbash.     

Pangeran Abbash malah terdiam, berpikir. Siapa kira - kira yang bisa mendampingin Lila. Ia selama ini berada di luar istana dan Ia tidak memilki seorangpun yang bisa Ia percayai di istananya. Orang - orang yang mencoba mendekatinya memang banyak tetapi Ia masih menyelidiki siapa saja yang memang benar - benar setia. Bahkan jangankan dia orang - orang kepercayaan kakaknya pun tidak Ia percayai.     

Orang - orang yang selama ini ada disekitar kakaknya sudah di usir keluar bersama dengan pangeran Barry. Mereka di keluarkan karena dianggap tidak bisa membimbing Pangeran Barry  sehingga Pangeran Barry melakukan kesalahan fatal di negara Amerika. Padahal selama ini Kerajaan Zamron memiliki hubungan baik dengan Amerika. Sekarang semua jadi rusak karena ulah pangeran Barry.     

Memilih pendamping Lila pastilah harus wanita. Tetapi diistananya, wanita mana yang tidak setia kepada Ibunya. Setia kepada ibunya berarti akan ikut memusuhi Lila. Ia juga tidak memiliki saudara perempuan di istananya karena saudara perempuan satu - satunya adalah putri Mira dan sekarang ada di dalam Harem Nizam.     

Nizam melihat Pangeran tampan itu sedang galau. Wajah tampannya terlihat kusut. Para pelayan malah tampak semakin suka melihat kegaulan Pangeran Abbash. Keningnya yang berkerut dengan bibir yang ikut berkerut    juga terlihat semakin menggairahkan mereka.    Pangeran Abbash menyimpan telunjuk dan jempolnya di bibirnya. Menggosok - gosok bibirnya sambil mengguman bingung. dan Lila hanya bisa menatapnya, Ia tidak bisa memberikan pendapat.      

***     

Dear Reader     

Jangan lupa kiriman PS, komen dan Review-nya untuk novel "a prince's love"     

Dukungan Anda sangat berarti bagi saya. Berikan Review dengan bintangnya.  Jika Review mencapai 100 dan  PS di novel A Prince's Love minggu ini mencapai 500 maka saya akan update 2 kali perhari sampai hari minggu.     

Jika 1000 maka saya akan update 3 kali. Jika anda hanya memiliki PS satu maka vote saja A prince's Love jangan novel CSP. Jika anda berniat memberikan 3 PS untuk CSP maka berikan 2 untuk A Prince's Love dan satu untuk CSP. Jika 2 PS maka berikan satu - satu. Tanpa PS dan review Anda, novel saya tidak akan mendapatkan peringkat di Web Global.     

Terima kasih     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.