CINTA SEORANG PANGERAN

Kau tidak mencintai adikmu sendiri



Kau tidak mencintai adikmu sendiri

0Pangeran Abbash duduk di hadapan Putri Mira dan memandang adiknya dengan pandangan prihatin. Betapa Ia dan Kakaknya Pangeran Barry sangat menyayangi Putri Mira. Betapa Ia dan Kakaknya begitu gigih melawan ibunya ketika ayah dan ibunya ingin menyimpan adiknya itu di harem Nizam.     

Betapa bencinya Ia dan pangeran Barry kepada Nizam dan berupaya untuk membunuh Pangeran itu. Sekarang Pangeran Abbash malah bersekutu dengan Nizam dan menyadari kalau kesalahan tidak terletak pada Nizam. Kesalahan ada pada orang tua mereka yang terlalu ambisius.     

Jadi demi rasa cintanya kepada adiknya Putri Mira maka jalan satu - satunya adalah menggugah hati Putri Mira agar bisa kembali ke kerajaan Zamron dan segera mencari suami yang lain. Putri Mira tampak menuangkan secangkir teh untuk kakaknya.     

"Aku dengar Kakak sudah menikah dengan Lila, temannya dari Putri Alena" Kata Putri Mira sambil balas menatap kakaknya dengan lembut. Pangeran Abbash mengedipkan matanya membuat pelayan wanita yang ada di belakang Putri Mira hampir muntah darah saking terpesonanya.     

"Yah.. kau pasti tahu itu "     

"Apa Kakak tidak berniat untuk mengenalkannya kepadaku? mengapa kakak datang ke dalam Harem seorang diri dan hanya ditemani Yang Mulia? Apa kakak memiliki maksud lain dari sekedar hanya menengokku?" Tanya Putri Mira.     

"Kau tahu dengan pasti kedatanganku kemari, adikku" Kata Pangeran Abbash sambil mengambil tangan adiknya dan mengelusnya dengan lembut.     

Putri Mira menganggukan kepalanya, alangkah bodohnya Ia kalau tidak tahu maksud kedatangan Pangeran Abbash ke dalam ruangannya. Kalau hanya sekedar melepaskan rindu, tidak mungkin Pangeran Abbash datang ke dalam harem dan tidak mungkin Nizam membolehkan Pangeran Abbash ke dalam harem. pasti mereka sudah bertemu di luar harem. Misalnya di istana Nizam.     

Kakaknya diminta kemari karena ada pembicaraan khusus dan Nizam menyuruhnya masuk ke dalam harem langsung karena mengira kalau Putri Mira diminta untuk keluar harem dan menemui Pangeran abbash secara langsung di luar harem pasti akan menolaknya. Dan memang benar, seandainya Pangeran abbash tidak masuk ke dalam harem, Putri Mira tidak akan mau menemuinya. Ia tahu kalau Pangeran Abbash akan membujuknya untuk meninggalkan harem Nizam.     

"Adikku, kau tahu kalau Kami selalu mencintaimu. Kau adik kami perempuan satu - satunya tetap kau malah terperangkap di dalam harem Yang Mulia Pangeran Nizam tanpa ada kepastian.     

Bertahun - tahun, Aku dan Kakak Barry berusaha mengeluarkanmu dari dalam harem tetapi selalu gagal. dan sekarang Alhamdulillah, Yang Mulia memberikan izin untukku agar dapat mengeluarkanmu dari sini. Apalagi Kakak tahu kalau Kau masih suci dan itu adalah suatu keberuntungan untukmu karena kau dapat menikah lagi dengan siapapun yang kau cintai" Kata Pangeran Abbash mulai merayu adiknya.     

Putri Mira menggelengkan kepalanya,      

"Maaf Kakak. Kau sekarang tidak mencintaiku lagi. Kau mencintai Putri Alena dan sekarang kau menikahi Lila tetapi Aku yakin kalau dalam hatimu hanya ada Putri Alena seorang. dialah yang paling penting.     

Apapun yang kakak lakukan semuanya untuk Putri Alena. Bahkan Kakak sampai tega mengkhianati Kakak Barry demi Putri Alena. Sekarang kakak hendak merenggut satu - satunya kebahagiaan yang kumiliki. Kakak sungguh tidak adil kepadaku" Kata Putri Mira sambil meneteskan air matanya.     

Pangeran Abbash menepuk punggung tangan adiknya dan berkata menjawab Putri Mira,     

"Mengapa kau memilik pemikiran seperti itu? Bagi kakak yang terpenting adalah kebahagiaanmu. Kalau seandainya kau bahagia berada disini, Kakak tidak akan pernah membawamu pulang tetapi Kakak tidak ingin kau hidup menderita" Kata Pangeran Abbash.     

"Kata siapa Aku menderita? Tidak! Aku sangat bahagia berada di sini. ini adalah rumah suamiku. Jadi dimanapun suamiku berada, aku akan bersamanya" Kata Putri Mira membuat Pangeran Abbash menghela nafas.     

"Adik, kau tahu fatamorgana di padang pasir ? Fatamorgana adalah pemandangan yang tidak nyata. Itu hanya bayangan orang - orang yang sedang tersesat dan kehausan di padang pasir yang tandus. Mereka seakan melihat air yang jernih dan menyejukkan tetapi sesungguhnya itu hanyalah sekumpulan pasir yang gersang dan tandus.     

Kebahagiaan apa yang kau maksud itu? kalau di dalam matamu kakak tidak melihatnya. Yang ada hanya riak kesedihan. Suami apa yang kau maksud kalau kau sudah bertahun - tahun ada di sini tetapi tidak sedikitpun suamimu menyentuhmu.     

Laki - laki yang kau anggap suami itu tidak pernah menganggapmu sebagai seorang istri. Adikku pulanglah bersamaku ! Mari kita tata ulang kehidupan yang baru untukmu" Kata Pangeran Abbash sambil menggenggam tangan adiknya. Putri Mira menarik tangannya dari tangan kakaknya sambil kemudian menangis. Air matanya berhamburan keluar tidak terkendali lagi.     

"Kakak tidak menyayangiku. Kakak hanya membujukku untuk kebahagiaan Putri Alena. Kakak adalah kakak yang kejam yang hanya mementingkan perasaan orang lain dibandingkan perasaan adiknya sendiri?" Kata Putri Mira dengan emosi yang meluap - luap.     

"Siapa yang telah mengatakan segala macam omong kosong itu?" Kata Pangeran Abbash dengan kening berkerut. Ia tahu kalau Putri Mira berkata seperti itu berarti ada orang lain yang telah mengatakannya dan bukan pemikirannya sendiri. Adiknya ini sudah lama berada di dalam harem Nizam jadi tidak mungkin adiknya tahu semua permasalahan di luar kalau tidak ada yang membisikkannya dari luar.     

"Tidak penting siapa orang itu. Yang penting Aku tahu kalau Kakak sudah berbelot dari kami. Kakak sudah menjadi sekutu orang lain daripada suadara sendiri" Kata Putri Mira sambil menghapus air matanya.     

Seorang pelayan tampak memberikan sapu tangannya kepada Putri Mira. Putri Mira segera mengambilnya dan menghapus air matanya yang terus menetes.     

"Kau salah paham. Aku tidak mungkin hendak menukar persaudaraan dengan hal seperti itu" Kata Pangeran Abbash. Putri Mira menggelengkan kepalanya dengan kuat.     

"Itu benar. Kalau tidak benar, mengapa Kakak sampai mengkhianati Pangeran Barry dan berbelot membantu Yang Mulia Pangeran Nizam. Mengapa Kakak tidak membiarkan Putri Alena diambil oleh Kakak Barry dan membiarkan Pangeran Nizam untukku. " Kata Putri Mira membuat Pangeran Abbash langsung tahu siapa yang telah mencuci otak adiknya itu.     

"Aku tahu siapa sekarang dalang dibalik semua ini? Mengapa Ibunda tampak tenang kau berada di Azura karena kalian semua ada yang mendukungnya. Kakak Barry telah memutar balikkan fakta yang sebenarnya" kata pangeran Abbash dengan muka pasi.     

"Memutar balikkan fakta apa? Kakak yang jelas - jelas telah mengkhianati kami. Kakak terlalu mencintai Putri Alena "     

"Aku tidak mengingkari apa yang kau katakan. Aku  memang benar telah mencintai Putri Alena. Tetapi cintaku bukan cinta nafsu yang tidak memakai otak. Aku sama sekali tidak mengkhianati kakak bari semata - mata karena cintaku.     

Tetapi Aku tidak tega ketika Kakak Barry menyuruhku untuk membunuh si kembar, putranya Putri Alena dan Pangeran Nizam. Aku memang kejam dan banyak dosa tapi Aku bukan Fir'aun yang tega membunuh para bayi. Aku masih waras" Kata Pangeran Abbash kepada Putri Mira.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.