CINTA SEORANG PANGERAN

Pertemuan Kakak dan Adik



Pertemuan Kakak dan Adik

0Putri Mira menyisir rambutnya di bantu oleh pelayan pribadinya,     

"bibi.. Apa Aku terlihat cantik?" Kata Putri Mira dengan wajah sendu. Pelayan pribadinya. Pelayannya hanya mengguman tidak jelas. Ia begitu resah dengan keadaan Putri Mira. Ini sudah diluar dugaannya. Ia merasa langkah yang diambil Putri Mira semakin salah. Dan Ia sangat menyayangi Putri Mira. Jadi bagaimana mungkin Ia senang dengan salah langkah Putri Mira.     

"Untuk apa yang Mulia terlihat cantik?" Kata Pelayannya itu dengan nada putus asa.     

"Aku ingin Yang Mulia Pangeran Nizam.." Putri Mira tidak dapat melanjutkan perkataannya karena pelayannya berkata lagi,     

"Yang Mulia Pangeran Nizam tidak mencintaimu Yang Mulia. Marilah kita pulang sebelum Anda terluka" Kata pelayan pribadinya itu dengan sedih. Mata Putri Mira membesar.     

"Mengapa Kau begitu menyebalkan. Kalau bukan karena kau pengasuhku maka Kau tentu sudah mati" Kata Putri Mira dengan nada marah. Wajah cantiknya terlihat menakutkan. Pelayannya itu tampak tidak takut sama sekali. Ia mengasuh putri Mira sejak bayi. Apalagi yang lebih menakutkan dari pada melihat anak asuhnya celaka.     

"Yang Mulia tidak seharusnya mengikuti perkataan Pangeran Barry. Ada Pangeran Abbash yang sekarang sedang menuju kemari. Yang Mulia harus menentukan pilihan dengan tepat. "     

"Pilihan apa maksudmu? Mengapa Kakak Abbash kemari? Ia akan berbuat apa? Dia selalu berbuat seenaknya. Dia sudah bersekutu dengan wanita asing itu.  Dia lebih memilih mereka dibandingkan adiknya sendiri. Dia tidak menyayangiku. Dia malah ingin Aku meninggalkan Pangeran Nizam untuk putri celaka itu.     

Apa dia tidak tahu? Betapa menderitanya Aku disini. Aku diabaikan bertahun - tahun seperti seonggok sampah. Aku bahkan sudah mengancamnya melalui wanita bule itu. Cynthia istrinya Pangeran Thalal.     

Tetapi Jonathan malah membantunya untuk melawanku di persidangan kerajaan. Dia menjadi bebas dari tuduhan telah mendorongku untuk melakukan bunuh diri. Kakak Barry benar. Semua orang yang ada di sekeliling wanita itu sangat hebat dan membuat perlindungan yang berlapis untuknya.      

Mengapa Aku tidak seberuntung wanita itu. Dia tidak pintar dan tidak secantik para putri di kerajaan kami. Dia juga bukan dari kalangan bangsawan. Keluarganya hanya memiliki perusahaan kecil. Tetapi mengapa nasibnya begitu beruntung. Dan yang paling membuatku sangat marah adalah.     

Dia adalah wanita yang serakah. Dia ingin menjadi wanita raja satu - satunya. Mengapa Ia begitu jahat sehingga tidak memberikan kesempatan kepada putri yang lain agar mendapatkan kebahagiaan menjadi istri Yang Mulia Pangeran Nizam' Kata Putri Mira sambi menutup wajahnya dan kemudian mulai menangis tersedu - sedu.     

"Ini  bukan seperti Yang Mulia pikirkan. Ada banyak pangeran lain yang akan sukarela mencintai Yang Mulia. Yang Mulia hanya salah menyimpan perasaan" kata Pelayannya dengan lembut.     

"Aku hanya ingin Yang Mulia Pangeran Nizam dan tidak ingin yang lainnya. Apa aku salah? Kerajaan ini sudah memboyongku dan menjanjikan diriku untuk menjadi istri yang Mulia. Ratu Sabrina memintaku secara resmi kepada pihak kerajaan. Aku ini putri yang terhormat dan diminta secara resmi dengan upacara pelepasan. Jadi mengapa sekarang Aku harus keluar dari istana ini dengan membawa luka yang sangat dalam.     

Aku tidak meminta banyak, Aku hanya ingin menjadi istri Yang Mulia secara resmi dan sah. Aku hanya ingin memiliki anak darinya walaupun Yang mulia mungkin tidak akan mencintaiku selamanya. Ini adalah tentang harga diri" Kata Putri Mira.     

"Apakah nyawa lebih berharga dari harga diri Yang Mulia? Mohon ampuni hamba. Ampuni karena kebodohan hamba" Kata pelayannya itu.     

"Kau mana mengerti tentang harga diri. Kau berasal dari kalangan rakyat jelata. Kami para bangsawan kerajaan memiliki harga diri yang berbeda dengan rakyat jelata. Harga diri menjadi lebih penting dalam segalanya" Kata Putri Mira. Pelayannya itu baru akan bicara lagi ketika dari luar terdengar penjaga berteriak memberitahuka kedatangan Pangeran Abbash.     

Putri Mira sangat terkejut dengan pemberitahuan ini. Saking terkejutnya Ia sampai berdiri langsung dan membalikan tubuhnya ke arah pintu kamar.     

Ini adalah Harem. Bagaimana bisa kakaknya masuk ke dalam harem. Apalagi kakaknya terkenal tukang main perempuan. Apa Istana Azura ini sudah kehilangan akal sehatnya. Tetapi keterkejutannya ini tidak lama karena dilihatnya Kakaknya sudah berada di dalam ruangan dengan Nizam tentunya.     

Alih - alih menyambut kakaknya yang sudah lama tidak Ia temui, Putri Mira malah terpaku kepada Nizam. Nizam berdiri disamping kakaknya. Wajahnya tampak tenang seperti biasa dan ketampanannya semakin kuat memancar seakan bersaing dengan ketampanan Kakaknya.     

Melihat Putri Mira hanya terpaku menatap Nizam, pangeran Abbash menghela nafasnya yang terasa berat. Ketika Nizam menyuruhnya datang langsung ke dalam harem. Pangeran Abbash sempat terkejut karena walau bagaimanapun harem adalah tempat terlarang bagi laki - laki.     

Jangankan bagi dirinya laki - laki dari luar. Bahkan ayah Nizam sendiripun tidak boleh masuk ke dalam harem Nizam. Tetapi Nizam mengatakan itu tidak masalah karena Ia akan mendampingi Pangeran Abbash selama ada di dalam harem.     

Akhirnya pangeran Abbash menyetujui apalagi Nizam meminta semua putri untuk diam di dalam kamarnya masing - masing dan tidak boleh ada yang menampakkan wajahnya ke hadapan pangeran Abbash. Jika ada yang melanggar maka akan terkena hukuman. Sehingga ketika Pangeran abbash masuk ke dalam harem tidak ada satupun putri yang berkeliaran di luar kamar.     

Pangeran Abbash berdehem dan itu membuat adiknya tersadar. Muka Putri Mira memerah dan kemudian Ia berjalan dengan anggun untuk menyapa kakaknya. Tetapi sebelum Ia menyapa Kakaknya, Ia malah menghampiri Nizam dan mengambil tangannya serta menciumnya dengan lembut.     

"Assalamualaikum Yang Mulia" Kata Putri Mira. Nizam mengulurkan tangannya dan menyentuh kepala Putri Mira serta mendoakan keselamatan. Pangeran Abbash melirik ke arah Nizam sedang melakukan etika seorang putra mahkota terhadap penghuni Harem. Pangeran Abbash  sendiri tidak memiliki harem dan Ia berkata kepada ibunya untuk tidak menyediakan harem untuknya karena jika berani saja ibunya menyediakan harem maka Pangeran Abbash akan membakar harem tersebut.     

Ibunya hapal betul dengan sikap anaknya sehingga Ia tidak berani bertindak gegabah. Ibunya hanya terus merayunya agar Pangeran Abbash memiliki istri lain selain dari Lila.     

Pangeran Abbash tahu kalau Nizam tidaklah seluasa dirinya dalam bertindak. Pangeran Abbash tidak dilahirkan untuk jadi putra mahkota. Ia jadi putra mahkota karena kakaknya melakukan kesalahan. Berbeda dengan Nizam yang memang terlahir untuk menjadi putra mahkota jadi Nizam memang memiliki etika sebagai seorang calon raja.     

"Aku dari tadi menunggu kau menyalamiku. Tetapi rupanya kau memang tidak tertarik terhadap siapapun kecuali terhadap Yang Mulia Pangeran Nizam" kata Pangeran Abbash sambil cemberut. Putri Mira tersenyum dan segera menghampiri kakaknya lalu memeluknya dengan erat. Pangeran Abbash menyambut pelukan Putri Mira dan mengelus kepalanya dengan lembut.     

Entah kenapa Putri Mira menjadi sedih mendapat pelukan dari kakaknya dan Ia kemudian menangis lirih di pelukan kakaknya. Nizam melihat adegan tangisan itu dan Ia lalu melangkah pergi meninggalkan Pangeran Abbash dan putri Mira berdua di dalam kamar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.