CINTA SEORANG PANGERAN

Saudara Sebangsa dan Setanah Air



Saudara Sebangsa dan Setanah Air

0"Apa Putri Rheina membawa handphone?" Kata Cynthia kepada Alena. Di Istana tidak semua orang boleh memegang handphone karena di anggap membahayakan keberadaan orang - orang di dalam istana. Akses internet dibatasi dan hanya orang - orang penting yang boleh memegang handphone seperti para penjabat kerajaan yang sering keluar masuk istana untuk mengadakan pertemuan dengan Raja.     

Alena menggelengkan kepalanya, "Setahu ku para penghuni  istana terutama Harem tidak boleh membawa handphone sendiri ke dalam Harem. Mereka terjaga dari dunia luar. Tetapi di istana Nizam handphone dibebaskan walaupun hanya sebatas orang - orang terdekat Nizam. Jadi kemungkinan saat ini Putri Rheina pasti memegang handphone" Kata Alena.     

"Apakah kau tahu nomornya?" Kata Cynthia jadi antusias.     

"Sayangnya Aku tidak tahu nomornya dan Aku malah tidak memegang handphone. Aku hanya boleh meminjam handphone Nizam" Kata Alena kepada Cynthia.     

"Ini menjadi sangat sulit untuk melacak seseorang. Tetapi Aku mengerti mengapa di istana dilarang membawa handphone sembarangan. Handphone bisa jadi senjata yang mematikan jika di salah gunakan. " Kata Cynthia.     

"Senjata apa, Cynthia?" Alena tidak mengerti.     

"Jika setiap penghuni istana dibebaskan membawa handphone maka kemungkinan mereka akan dapat mengambil foto para penghuni istana dan diperjual belikan dengan bebas. Mereka juga dapat terlacak oleh orang luar dan akan banyak kejahatan yang bisa diakibatkan oleh penggunaan handphone orang yang tidak bertanggung jawab" Kata Cynthia. Alena dan Lila menganggukan kepalanya dengan mengerti.     

"Lalu bagaimana dengan kediaman Pangeran Thalal?" kata Alena kepada Cynthia.     

"Suamiku membebaskan aku membawa handphone lagipula kediaman Pangeran Thalal berada di luar istana jadi  aman bagi kami untuk bebas membawa handphone. Kecuali para pelayan tingkat bawah. Mereka di larang membawa handphone. Karena khawatir mereka menggunakannya untuk hal yang tidak bertanggung jawab" Kata Cynthia lagi     

"Kalau begitu kita tidak bisa mencari tahu kemana Putri Rheina pergi" Alena tampak sangat cemas dengan hilangnya Putri Rheina.     

"Apa sebaiknya kita lapor saja kepada Nizam?" Kata Alena tetapi Cynthia menggelengkan kepalanya.     

"Tidak ! Jangan ganggu Nizam. Ia tengah berbicara dengan Pangeran Abbash tentang putri Mira" Kata Cynthia.     

"Cynthia benar Alena. Hari ini suamiku datang kemari untuk membujuk adik iparku agar bisa pulang ke istana Zamron. Jadi jangan diganggu" Kata Lila kepada Alena.     

"Tetapi Putri Rheina adalah orang penting disisi Nizam. Kalau sampai Ia hilang dan kita hanya diam. Nizam pasti akan marah" Kata Alena dengan perasaan khawatir karena Ia sudah hapal sifat suamimya seperti apa.     

"Kau memang benar, menghilangnya Putri Rheina memang membingungkan tetapi Aku yakin kalau Nizam kemungkinan sudah tahu kemana Putri Rheina."Kata Cynthia kepada Alena. Alena menganggukan kepalanya. Apa yang dikatakan oleh Cynthia sangat benar kalau Nizam tidak tahu kemana Putri Rhiena pasti dia sudah memerintahkan orang untuk mencarinya ketika Putri Rheina tidak ada di jamuan makan.     

"Baiklah kalau begitu. Aku tidak akan cemas lagi. Tapi kemana sebenarnya perginya Putri Rheina? Dan ada apa? Seingatku dia tidak mempunyai banyak teman. Dia hanya berteman dengan dua putri bodoh yang konyol" Kata Alena sambil mengingat putri - putri temannya Putri Rheina.     

"Hanya ada satu kemungkinan mengapa Putri Rheina bisa pergi tanpa pamit" Kata Cynthia sambil menghela nafasnya.     

"Apa? " Kata Alena menatap Cynthia dengan penuh rasa ingin tahu.     

"Berita yang paling penting yang bisa membuat seseorang pergi tanpa pamit adalah berita kematian atau ada yang sakit" Cynthia berkata sambil menutup mulutnya dengan muka pucat.     

" Tapi siapa?" Alena masih tidak mengerti.     

" Kemungkinan adalah salah satu dari orangtuanya" Kata Lila ikut berbicara.     

"Hah? Siapa kira - kira yang sakit? Ayahnya atau ibunya kah? " Kata Alena tidak menebak siapa yang sakit. Tetapi lagi - lagi Cynthia langsung bertindak dengan cerdas,     

"Bastnah? Apakah hari ini di aula istana utama ada rapat  pagi seperti biasanya" Kata Cynthia kepada Bastnah.     

" Ada yang Mulia, bahkan Hamba tahu kalau yang memandu rapat seperti biasanya adalah Perdana mentri Salman" Kata Bastnah.     

"Nah.. sekarang kita tahu, siapa yang sakit. Pasti ibundanya Putri Rheina. Pantas saja dia pergi tanpa berpamitan. Kedudukan  seorang ibu di mata anak lebih penting dibanding ayahnya. Mendengar ibu sakit akan jauh lebih membuat hati gentar dibandingkan dengan mendengar ayah sakit. Jadi mari kita berdoa semoga Ratu Kulsum tidak apa - apa" Kata Cynthia.     

Alena dan Lila berdoa dalam hati mendoakan keselamatan Ratu Kulsum. Setelah berdoa, Alena kemudian memperkenalkan Bastnah kepada Lila     

"Oh ya Bastnah. Kau masih ingatkan pada  Putri Lila, istrinya Pangeran Abbash. Calon ratu kerajaan Zamron" Kata Alena memperkenalkan Lila kepada Bastnah.     

"Oh iya.... Assalamualaikum Putri Lila.  Hamba senang bertemu dengan anda kembali. Hamba tidak mungkin lupa kepada salah satu wanita yang sangat beruntung di dunia ini. Putri Lila, istri Pangeran Abbash yang membuat iri semua wanita" Kata Bastnah.     

"Termasuk kau juga kan?" Kata Alena sambil tertawa.     

"Masa iya Hamba iri kepada Putri Lila. Hamba ini bukan siapa - siapa. Hanya janda tidak beranak dan sudah tua," Kata Bastnah sambil menganggukan kepalanya dengan hormat"     

Alena jadi teringat bagaimana Ia menggoda Nizam dengan tingkah seakan - akan sedang cemburu kapada Bastnah dan itu malah membuat Alena jadi semakin tertawa geli.     

"Sudah... sudah jangan melucu lagi. Mari kita bicara hal penting" kata  Alena lagi.     

"Kau yang tertawa dari tadi dan kita sudah serius sejak memasuki ruangan ini. " Cynthia berkata kepada Alena.     

"Baiklah, Tidak baik tertawa sementara ibunya Putri Rheina sedang sakit eh.. bukan .. bukan ini belum pasti. Kita baru menebak saja. Nah doanya adalah semoga keluarga Putri Rheina baik - baik saja kecuali perdana mentri Salman" Kata Alena lagi tetapi Cynthia menyenggolnya.     

"Sst..jangan bicara sembarangan" Kata  Cynthia mengingatkan Alena tetapi Alena malah menyeringai seperti kuda     

"Ok.. Bastnah. Kau tahu kalau Lila bagiku adalah saudara" Kata Alena     

"Oh benarkah? Hamba baru tahu. Saudara apa Yang Mulia. Apakah anda berdua sepupu" Kata Bastnah dengan kaget. Ia baru tahu kalau Lila adalah saudara Alena. Pantas saja wajah mereka begitu mirip.     

"Bukan seperti itu.  Kami adalah saudara sebangsa dan setanah air" Kata Alena lagi tanpa merasa bersalah sama sekali. Cynthia jadi menyemburkan minumnya yang baru diteguk sedikit. Bastnah langsung bengong dan Lila hanya mesem - mesem saja.     

"Begini Bastnah. Kau Aku angkat menjadi asisten Lila. Tolong dia untuk menjalani kehidupan istana yang berat. dan Kau dapat tinggal di istana Lila untuk mencari dukungan dari orang - orang istana.     

Bastnah tampak sangat kaget dengan tawaran ini. Buktinya Ia hanya terdiam, Ia merasa di buang oleh Alena. Teganya Alena kepada dirinya     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.