CINTA SEORANG PANGERAN

Kepintaran Alena



Kepintaran Alena

0Nizam dan Alena tercengang melihat Pangeran Thalal morang - maring kepada Pangeran Abbash. Alena tertawa melihat dua pria tampan itu saling pandang dengan tatapan ingin saling membunuh tetapi tentu saja tidak dalam arti yang sebenarnya.     

"Ada apa dengan kalian ? Cynthia mengapa dengan suamimu?" Tanya Alena sambil mengerutkan keningnya.     

"Aku tidak suka Cynthia menatap wajahnya" Kata Pangeran Thalal dengan ketus. Oh.. jadi kakak beradik ini mencemburui Pangeran Abbash dalam waktu yang bersamaan.     

"Kau ini sangat aneh! Bagaimana bisa cemburu pada Pangeran Abbash seperti kakakmu ini" Kata Alena sambil menunjuk Nizam. Nizam yang sedang meminum kopi hampir menyemburkan air kopi yang ada di mulutnya. Keterlaluan Alena, mengapa Ia membuka aib suami sendiri.     

"Kami ini wanita baik - baik yang tidak akan pernah menkhianati suami. Bagi kami suami itu adalah orang yang akan menuntun kita ke surga. Jadi prinsip kami adalah kami tidak akan  mengkhianati surga kami sendiri" Kata Alena sambil mengedipkan matanya dengan genit.     

Cynthia mengerutkan keningnya mendengar perkataan Alena. Semua orang menerimakan perkataan Alena karena dalam keyakinan mereka sekarang. Istri yang baik itu adalah istri yang dapat mentaati dan melayani suaminya dengan baik sehingga Alloh akan menjamin surga untuk para wanita yang sholehah.     

Tetapi melihat tingkah Alena yang genit, Cynthia jadi curiga kalau yang dimaksud surga itu adalah sesuatu yang berarti kalau suami bagi Alena seseorang yang mampu memberikannya kenikmatan surgawi kepadanya alias bercinta. Tetapi tidak ada satupun yang memahami perkataan konyol Alena kecuali Nizam dan Cynthia tentunya.     

Nizam sampai mencubit bokong Alena perkataannya. Alena memekik kesakitan,     

"Apaan sih Kamu?" Kata Alena melotot ke arah suaminya.     

"Kau wanita mesum" Kata Nizam sambil memerah.     

"Mesum apanya? Kau jangan sembarang seperti itu" Kata Alena sambil mendengus.     

"Apa perkataanku salah?" Kata Alena kepada Nizam, Nizam menggelengkan kepalanya.     

"Tentu saja tidak kalau kau berkata yang sebenarnya" Kata Nizam.     

"Aku mengatakan yang sebenarnya" Kata Alena sambil cemberut.     

"Ya..ya.. terserah apa katamu" Kata Nizam sambil kemudian terdiam karena Pangeran Abbash malah berdiri dan bertepuk tangan.      

"Anda sungguh tuan putri yang sangat pintar dan berbudi luhur. Kerajaan Azura sangat beruntung memiliki Anda sebagai calon ratu. Betul ketika surga seorang anak ada di telapak kaki ibunya maka surga para istri ada di tangan kami. Benarkah demikian?" Kata Pangeran Abbash tanpa curiga sedikitpun. Nizam dan Cynthia semakin tersedak sementara semua orang bertepuk tangan sambil berdiri memberikan selamat kepada Azura karena Alena yang begitu bijaksana.     

Lila sendiri hanya tersenyum dengan lembut. Ia melirik ke arah Alena yang sedang menerima ucapan selamat. Diam - diam yang bersyukur memiliki teman senegara dengan Alena. Lila merasa memiliki perlindungan selain perlindungan suaminya. Bastnah yang Alena pilih sebagai asistennya pasti bukanlah orang sembarangan. Lila tahu dibalik kepolosan Alena ada kecerdasan yang tidak akan tertandingi oleh siapapun juga. Dan Lila berani bertaruh kalau tingkat IQ Alena kemungkinan hampir menyamai kecerdasan Nizam.     

Setelah puas berbincang dan makan - makan, Mereka kemudian berpisah. Para pria pergi ke ruangan tempat menghisap sisha. Dan para wanita pergi ke sebuah gazebo taman dan berbincang di sana sambil menikmati rujak.     

Cynthia melihat makanan aneh lagi. Di negeranya potongan buah seperti itu disajikan dengan mayones atau dengan minyak zaitun. Tetapi di depannya ini potongan buah itu disajikan dengan bumbu kacang. Bahkan kacangnya adalah kacang almond.     

"Kau menyediakan rujak, Putri Alena," Kata Lila sambil mengambil potongan buah mangga muda dan mencolekkannya ke sambal kacang lalu memakannya dengan lahap.      

"Jangan panggil Aku putri, Aku tidak suka. Panggil saja Aku Alena" Kata Alena sambil mengambil potongan apel lalu mengikuti Lila mencolekkannya ke sambal kacang dan memakannya.     

"Makanan apa ini Alena?" Tanya Cynthia sambil tetap tidak berani sembarangan mengambil. Ingatan Cynthia sangat baik tentang sesuatu hal dan Ia masih ingat bagaimana pedasnya ayam rendang yang pernah Ia cicipi. Jadi setiap kali Alena memperkenalkan makanan Indonesia, Cynthia selalu berhati - hati.     

"Ini namanya rujak, di negaraku biasanya dimakan di siang hari dan kebanyakan disukai para wanita. Terutama untuk wanita hamil karena rujak dapat menghilangkan rasa mual"     

"Mengapa kau memilih buah - buah yang masih muda. Mangga muda, pepaya muda, apel hijau dan pir yang berwarna hijau, bahkan ada buah plum segala. Semuanya buah - buahan asam" Kata Cynthia sambil menggedikkan bahunya. Air liurnya sudah menetes membayangkan buah - buahan asam yang ada di dalam piring lebar. Dan buah - buahan beragam jenis itu tersusun rapih melingkari mangkuk sambal kacangnya.     

"Karena kalau kita memilih buah - buahan yang manis maka rasanya jadi kurang mantap. Rasa asam itu akan sedikit ternetralkan oleh sambal kacangnya. Sambalnya ini terbuat dari kacang dan gula merah serta sedikit asam sesuai dengan selera," Alena mengambil sepotong mentimun yang memiliki rasa hambar, kemudian mencolekkannya pada sambal kacang dan memberikan pada Cynthia.     

"Cobalah, ini enak dan menyehatkan" Kata Alena sambil menyodorkannya kepada Cynthia. Cynthia menggelengkan kepalanya,     

"Tidak Alena melihat muka Lila yang memerah dan mulutnya berdesis seperti itu, Aku berani taruhan kalau rasanya pasti pedas" Kata Cynthia sambil mengambil mangkuk yang berisi puding dan Ia memilih memakan puding itu sambil melihat dua orang putri yang sedang makan rujak berdua. Dan Lila cukup puas dengan semangkuk puding khas Azura.     

"Terima kasih sudah memberikan Aku asisten" Kata Lila dengan tulus. Alena tersenyum, "Aku sudah memikirkan ini sejak lama. Bastnah adalah orang yang sangat baik dan setia. Dia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki pelayan lain. Dia mampu merangkul para pelayan lainnya untuk menjadi pengikutnya.     

Sewaktu Aku pertama kali datang ke Azura, Aku hanya memiliki Azura yang sama tidak pahamnya tentang kehidupan istana. Lalu sewaktu kami masih tinggal di Amerika, Nizam memberikan Bastnah kepadaku. Dan Ia mampu menarik banyak pelayan untuk setia kepadaku. Sehingga Aku sekarang tidak merasa sendirian lagi." Kata Alena sambil tersenyum.     

"Kalau Bastnah begitu berharga. Mengapa Kau memberikannya kepadaku?" Kata Lila sambil mengerutkan keningnya. Ia tidak ingin merugikan Alena.     

Alena menggelengkan kepalanya dan mengambil sepotong buah plum kemudian memasukannya ke mulutnya. Ia tidak menjawab perkataan Lila dulu tapi malah mengunyah buah plum sambil merem melek karena buah plum yang asam.     

"Karena Aku pikir kau akan lebih membutuhkan Bastnah dibandingkan Aku. Lagi pula Aku sekarang memiliki sekutu baru sebagai pengganti Bastnah" Kata Alena sambil tersenyum lagi.     

"Benarkah? Siapa?" Lila terkejut sekaligus senang mendengar Alena memliki sekutu baru.     

"Putri Rheina" Kata Alena dan itu sangat mengejutkan bagi Lila. Cynthia sekarang yang menggelengkan kepalanya. Saat ini Ia mengakui kalau Alena ternyata jauh lebih pintar dari yang Ia bayangkan.     

***     

Dear Reader     

Jangan lupa kiriman PS, komen dan Review-nya untuk novel "a prince's love"     

Dukungan Anda sangat berarti bagi saya. Berikan Review dengan bintangnya.  Jika Review mencapai 100 dan  PS di novel A Prince's Love minggu ini mencapai 500 maka saya akan update 2 kali perhari sampai hari minggu.     

Jika 1000 maka saya akan update 3 kali. Jika anda hanya memiliki PS satu maka vote saja A prince's Love jangan novel CSP. Jika anda berniat memberikan 3 PS untuk CSP maka berikan 2 untuk A Prince's Love dan satu untuk CSP. Jika 2 PS maka berikan satu - satu. Tanpa PS dan review Anda, novel saya tidak akan mendapatkan peringkat di Web Global.     

Terima kasih     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.