CINTA SEORANG PANGERAN

Kau Pasti Menyesal Telah Menikah Denganku.



Kau Pasti Menyesal Telah Menikah Denganku.

0"Tapi mengapa harus di panggilkan dokter? Kau ini bagaimana ? Memangnya periksa kehamilan itu seperti menyadarkan orang pingsan atau mengobati tubuh yang terluka ? Arani dong yang harus ke ruang dokter kandungan. Nanti dia ditest pakai alat tespack atau di USG. Dasar tidak pernah hamil" Kata Alena sambil cemberut kepada Nizam sedangkan tangan kirinya masih mengusap - ngusap bokongnya yang kena cubit Nizam.     

Semua seperti tersadar dengan perkataan Alena. Terutama Arani, Ia segera memutar balik tubuhnya hendak pergi sendiri tetapi kemudian Ia lupa kalau Ia belum meminta izin undur diri kepada Nizam sehingga Ia kemudian membalikkan kembali tubuhnya dan membungkuk lalu berkata,     

"Izin mengundurkan diri, Yang Mulia. Hamba akan pergi ke Dokter Kandungan untuk membuktikan perkataan Yang Mulia Pangeran Abbash" Kata Arani sambil menundukkan kepalanya.      

"Pergillah semoga perkataan Pangeran Abbash benar karena kalau salah, Aku yang akan menghajarnya pertama kali" Kata Nizam sambil mengangkat tangannya. Arani mengangguk sambil mengucapkan terima kasih. Sedangkan Pangeran Abbash malah terkehkeh. Orang cakep walaupun terkehkeh tetapi saja manis. Para pelayan  wanita sampai memegang dadanya takut jantungnya lepas.     

"Nah.. sambil menunggu kabar baik dari Arani mari kita menyantap makanan yang sudah tersedia. Untuk Lila karena Aku masih trauma dengan kejadian Harem mengenai Nasi Gudeg jadi Aku hanya menyediakan semangkok baso untukmu. Mie dan Basonya sengaja Aku buat sendiri sesuai petunjuk Mr. Youtube" Kata Alena dengan wajah sumringah.     

"Kau buat sendiri ? Yang Mulia ?" Kata Lila kepada Alena dengan takjub. Ia sangat senang mendengar Alena menyediakan semangkok baso. Lila sangat suka dengan semangkok baso yang sering Ia beli sewaktu tinggal di Surabaya. Alena langsung cengengesan.     

"Aku tidak bisa masak Lila. Aku cuma bisa masak air. Jadi Aku suruh si kokinya nonton di Youtube sendiri lalu aku bantu menterjemahkannya ke dalam bahasa Azura" kata Alena.     

"Oh iya, Aku tidak akan membiarkan Alena berada di dapur sendirian karena Ia bisa meracuni kita semua. Sewaktu Di Amerika, Aku yang masak untuknya bukan dia yang masak untukku" Kata Nizam sambil mempersilahkan para tamunya untuk duduk.     

"Aku bukannya tidak bisa masak cuma kesulitan membedakan yang mana ketumbar yang mana lada, Yang mana lengkuas dan yang mana jahe. Sama dengan Azura, Masakan Indonesia sangat berbumbu walaupun tidak sepekat masakan India." Kata Alena sambil tersenyum.     

Alena tidak marah dengan becandaan Nizam karena memang kenyataan dia tidak bisa masak dan Nizam juga tidak pernah mempermasalahkan itu. Nizam mengerima Alena dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Lagipula dia adalah calon seorang raja, bagi Nizam yang penting Alena ada disisinya, Ia sudah bahagia.     

Sedangkan Alena diam - diam mengenang kembali masakan Nizam sewaktu di Amerika. Sosis goreng, Steak daging sapi terderloin, kentang tumbuk, Ayam panggang saos jeruk, semuanya sangat lezat. Sekarang ada banyak koki sehingga tentu saja Nizam tidak pernah memasak untuk Alena lagi. Lamunan Alena segera hilang ketika mendengar Nizam menjawab pernyataannya     

"Tentu saja Sayang, Aku masih menghargai karena kau masih bisa membedakan yang mana garam dan yang mana gula putih" Kata Nizam sambil mencubit pipi istrinya dengan mesra.     

"Kau ini sebenarnya sedang memuji atau mentertawakan Aku? Anak bayi juga pasti bisa membedakan yang mana garam dan yang mana gula" Kata Alena sambil cemberut. Semua orang tampak tersenyum senang melihat tingkah Alena dan Nizam. Pangeran Abbash melirik sedikit ke arah Alena dan Ia memuji dalam hati, betapa cantiknya Alena hari ini. Semakin lama Ia tidak bertemu dengan Alena maka di matanya Alena semakin cantik.     

Ada aura kecantikan khusus dari dalam Alena yang tidak dimiliki oleh wanita lain di mata Pangeran Abbash tetapi Ia bukannya tidak menghargai kecantikan Lila karena Lila adalah istrinya maka Ia menyayangi dan mencintai Lila lebih dari yang lain. Tetapi Ia laki - laki normal yang tidak bisa menahan pandangan kalau melihat keindahan alam dihadapannya dan kemudian Pangeran Abbash berlindung kepada Tuhan agar Ia diberi kekuatan.      

Pangeran Abbash kemudian berbisik kepada Lila, "Apa kau tahu kalau Aku juga bisa memasak?" Katanya. Lila menoleh dan tersenyum kepada suaminya.     

"Oh ya? Aku baru tahu. Memasak apa Yang Mulia?" Kata Lila  dengan takjub. Tangan lentik yang biasanya memainkan senjata rahasia dan membunuh orang itu ternyata bisa memasak.     

"Masak nasi" Kata Pangeran Abbash dengan wajah datar. Mata Lila tercengang saking takjubnya tetapi kemudian dia menyadari kalau yang dimaksud dengan suaminya masak nasi itu adalah memasukan nasi kedalam rice cooker, memberinya air dan memencet tombol memasaknya. Lila jadi tertawa geli.     

"Aku terpaksa memasak nasi sendiri kalau sedang bersembunyi dari kejaran musuh atau sedang menyamar." Kata pangeran Abbash. Lila menggelengkan kepalanya. Bisa - bisanya Pangeran Abbash memasak dalam suasana tegang mengapa Ia tidak membeli saja.     

"Mengapa kau tidak beli saja? Ribet amat pake masak segala" Kata Lila sambil mengambil lap dan menyimpannya di pangkuannya. Seorang pelayan di sisinya menuangkan air teh ke dalam cangkirnya dan ketika seorang pelayan hendak menuangkan teh kepada cangkir Pangeran Abbash. Lila segera berdiri dan melarangnya.     

"Suamiku tidak minum teh, berikan Aku teko kopinya." kata Lila sambil berdiri di samping Pangeran Abbash. Lalu dengan cekatan Ia menuangkan kopi ke dalam cangkir Pangeran Abbash. Lalu mengambil gula merah tabur dan mencampurkannya sendiri dengan takaran yang sesuai dengan lidah suaminya. Setelah menuangkannya Lila duduk kembali dengan wajah datar. Pangeran Abbash mengucapkan terima kasih sambil meminum kopinya.      

Semua mata mendadak tertuju kepada Lila dan pangeran Abbash. Semua orang seakan mendapatkan pasangan menarik lainnya selain Nizam dan Alena. Dan bagaimana Lila begitu telaten melayani Pangeran Abbash bahkan Ia juga mengambilkan makanan untuknya. Lila tipikal orang Indonesia yang sangat melayani suaminya. Dan Lila bahkan sudah mulai belajar masak untuk menyenangkan pangeran abbash.     

Pangeran Abbash sendiri yang memang tipe orang yang senang dilayani tampak sangat menikmati perlakuan Lila kepadanya. Dan itu yang menjadikan cintanya kepada Lila tumbuh semakin besar. Lila sangat memanjakan dirinya. Dia tidak pernah membiarkan para pelayan melayaninya lagi. Semua diambil alih oleh Lila.     

Dan walaupun Alena dan Lila satu negara tetapi  Alena tidak seperti Lila. Alena yang memang hidupnya penuh dengan kemanjaan sejak kecil tidak pernah melayani Nizam bahkan Nizam yang sering melayaninya.     

Alena mengerutkan keningnya melihat Nizam terpesona dengan tingkah Lila. Alena lalu berbisik kepada Nizam. "Melihat Lila begitu perhatian kepada Pangeran Abbash, Kau pasti menyesal telah menikahi Aku. Aku tidak bisa memasak dan tidak pernah melayani kamu di meja makan" Kata Alena dengan sedih. Ia tampak sangat cemburu melihat Nizam memandang Lila dengan tatapan mata kagum. Selama ini Nizam tidak pernah melihat wanita seperti itu.     

***     

Dear Reader     

Jangan lupa kiriman PS, komen dan Review-nya untuk novel "a prince's love"     

Dukungan Anda sangat berarti bagi saya. Berikan Review dengan bintangnya.  Jika Review mencapai 100 dan  PS di novel A Prince's Love minggu ini mencapai 500 maka saya akan update 2 kali perhari sampai hari minggu.     

Jika 1000 maka saya akan update 3 kali. Jika anda hanya memiliki PS satu maka vote saja A prince's Love jangan novel CSP. Jika anda berniat memberikan 3 PS untuk CSP maka berikan 2 untuk A Prince's Love dan satu untuk CSP. Jika 2 PS maka berikan satu - satu. Tanpa PS dan review Anda, novel saya tidak akan mendapatkan peringkat di Web Global.     

Terima kasih     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.