CINTA SEORANG PANGERAN

Investasi Jonathan pada Arani



Investasi Jonathan pada Arani

0Pangeran Abbash mengusap tekuknya. Ia masih ingat ketika di hajar Arani di tempat kediaman Nizam di Amerika sampai badannya semua babak belur dan Ia hampir saja tewas mengenaskan kalau saja tidak dihalangi oleh Nizam. Tapi melihat muka datar Arani, Ia tidak tahan untuk tidak menyapanya, Jadi walaupun Ia pernah menolong Arani tetapi Ia  berusaha untuk tidak main - main.     

"Apa kabar Arani ? Kau tampak semakin cantik dan gagah" Kata Pangeran Abbash sambil tersenyum takut - takut. Ia seperti anak kecil yang ingin memberikan makan seekor kucing yang galak. Ia mengulurkan tangan takut  - takut tapi tetapi walaupun takut, Ia tetap ingin mencobanya.     

Dan Arani juga tahu diri, sekarang Pangeran Abbash sudah seperti keluarga Nizam sendiri dan kedatangannya ke Azura pasti ada kaitannya dengan adiknya  maka Arani tidak berani bersikap tidak hormat sehingga Ia kemudian membungkukkan badannya dan memberikan jawaban. Lagipula Pangeran Abbash ini pernah menolongnya sewaktu di Amerika.     

"Hamba baik - baik saja. Terima kasih atas perhatian Yang Mulia" Kata Arani sambil tetap berkata dengan wajah datar. Pangeran Abbash sampai heran sebenarnya yang di depannya ini orang apa patung es. Mengapa wajahnya begitu datar tanpa reaksi.     

Dan itu malah membuat pangeran Abbash semakin penasaran, "Apa kabar juga Tuan Jonathan suamimu? Apa dia baik - baik juga?" Katanya. Terakhir Ia bertemu dengan Jonathan  adalah saat Ia menyelamatkan Arani dan Jonathan di kediaman Nizam dari pengkhianatan anak buah Imran.     

"Dia juga sehat Yang Mulia, terima kasih" Kata Arani sambil tetap melihat ke depan. Ketika kemudian pangeran Abbash melihat ke arah perut Arani dan berkata,     

"Apa Tuan Jonathan masih belum berinvestasi kepadamu? " Kata Pangeran Abbash mengerling dengan lucu dan Arani langsung tahu dengan jelas maksud pertanyaan dari Pangeran Abbash. pangeran Abbash sedang menanyakan mengapa Arani masih belum hamil juga.     

Sesaat suasana jadi hening dan tegang. Pertanyaan Pangeran Abbash sungguh sudah memasuki ranah pribadi dan itu seperti sedang menarik kumis harimau yang sedang tidur. Nizam sampai hampir tersedak mendengar pertanyaan pangeran Abbash. Pangeran tampan itu benar - benar tengil.     

tetapi itu malah memancing Alena untuk berteriak,     

"Iya benar. Mengapa Nathan belum berinvestasi kepada Arani. Tetapi ngomong - ngomong. Nathan mau investasi apaan? Saham ? Emas atau tanah atau apaan? Mengapa Nizam tidak pernah berinvestasi kepadaku?" Kata Alena tetapi kemudian Ia di bekap oleh Nizam dari belakang.     

"Kau tutup mulutmu. Pangeran Abbash sedang menggoda Arani" Kata Nizam dan itu malah membuat Alena semakin penasaran.     

"Menggoda apanya? Bukankah Arani sudah memiliki suami ?" Alena terheran - heran.     

"Ya Tuhan Alena, Shut up your mouth" Kata Nizam melihat Alena mulai kumat lagi polosnya.     

"Pangeran Abbash sedang bertanya mengapa Arani masih belum hamil juga padahal pernikahan mereka sudah cukup lama" Bisik Nizam di telinga Alena. Alena langsung menutup mulutnya sendiri. Ia kemudian berbalik dan berbisik di telinga suaminya walaupun harus berjinjit dan menekan bahunya ke bawah agar Ia bisa berbisik di telinga suaminya.     

"Memang Arani perempuan asli? Dia itu lebih mirip laki - laki dibanding perempuan. Jangan - jangan dia sebenarnya berkelamin ganda" Kata Alena sambil menahan tawa tetapi tawanya berhenti karena Nizam mencubit pant*t Alena dengan kuat. Alena memekik kesakitan tetapi Nizam yang sudah memperkirakan Alena akan berteriak kesakitan. Ia membekap Alena dengan tangan yang satunya.     

"Kau jangan mengeluarkan kalimat yang menyakitkan seperti itu. Arani sudah seperti Kakak bagiku. Hormati dia" Kata Nizam dengan bengis. Alena langsung menganggukan kepalanya sambil berkaca - kaca. Ia merasa kulit tubuhnya pasti biru di cubit Nizam. Memang keterlaluan si kepala batu itu kalau sudah menyangkut Arani.      

Tetapi Alena memang menyadari kesalahannya, Ia mengeluarkan kata - kata yang pasti akan menyinggung Arani kalau sampai terdengar. Walaupun sebenarnya dalam hati Alena terkadang bertanya - tanya. Apakah Arani wanita sejati atau sebenarnya setengah pria. Atau sebenarnya pria yang di operasi ? Tetapi pertanyaan itu tidak berani Alena keluarkan di hadapan Nizam. Ia masih waras untuk tidak memancing emosi suaminya dengan masalah sensitif seperti itu walaupun malam ini Ia keceplosan.     

Arani sendiir mendengar pertanyaan Pangeran Abbash lansung merah padam menahan malu. Sebenarnya pertanyaan seperti itu wajar ditujukan pada wanita yang sudah menikah tetapi bagi Arani ini pertanyaan sensitif yang cukup memalukan. Ia tahu kalau pangeran Abbash sedang menggodanya.     

Amar sendiri berdiri membeku disamping Arani. Diam - diam Ia bersiap kalau Arani mengamuk dan menghajar Pangeran Abbash. Tetapi herannya Arani masih tetap tenang. Walaupun mukanya berubah - ubah dari putih ke merah dari merah ke hitam.      

"Jangan mentang - mentang kau pernah menolongku maka kau bisa bertindak seenaknya" Arani berdesis agar tidak terdengar oleh yang lain. Pangeran Abbash jadi ngeri  tapi penasaran. Ia malah mendekatkan telapak tangannya ke perut Arani dan Arani segera menangkap pergelangan tangan Pangeran Abbash sebelum telapak tangan pangeran Abbash menyentuh perutnya.     

Semua mata mendelik keluar melihat kejadian ini dan bahkan Nizam langsung bereaksi. Ia sudah akan menarik tangan Pangeran Abbash dan membantingnya kalau saja Pangeran Abbash tidak berkata dengan cepat,     

"Tolong tahan emosi kalian. Aku hanya sedang merasakan ada energi kehidupan yang lain dari perut Arani," Kata Pangeran Abbash sambil mengangkat tangan kirinya untuk memberikan isyarat agar semua orang menahan emosinya. Lagipula Ia juga tidak berniat untuk menyentuh perut Arani tetapi hanya akan mendekatkan telapak tangannya ke perut Arani.     

Cynthia yang tak kalah terkejutnya langsung mendekati Arani dan menatap wajah Arani yang kini dari hitam kembali putih.     

"Ya Tuhanku, Arani apakah mungkin kau sedang mengandung?" kata Cynthia dengan takjub.     

"Panggilkan dokter !! "Nizam malah bertingkah seperti suaminya saja. Ia sudah berteriak kepada pelayan untuk memanggilkan dokter sebelum semua orang tersadar dengan berita bahagia ini.     

Arani melepaskan cekalan tangannya dari tangan pangeran Abbash. Dadanya berdebar dengan keras. Ia percaya dan tidak percaya kalau Ia sedang mengandung.     

"Aku harap Yang Mulia tidak main - main dengan perkataan Yang Mulia" Kata Arani sambil memegang perutnya dengan tangan gemetar. Aura kebingungan dan kebahagian bercampur menjadi satu dan membuat Ia menjadi galau. Kalau seandainya benar berarti sebentar lagi Ia akan menjadi seorang ibu. Bayangkan seorang ibu, ini sungguh hal yang menakjubkan.     

"Segala yang pasti itu hanya milik Tuhan. Aku hanya menduganya saja jadi yang akan menentukan dengan pasti adalah dokter dengan alatnya. Memangnya kau tidak sadar kalau Kau mengandung?" Kata Pangeran Abbash sambil keheranan. Tadinya Ia memang berniat akan menggoda Arani dengan pertanyaan konyol itu tetapi ketika tidak sengaja tangannya mendekati perut Arani, Ia merasakan ada getaran dari dalam perut Arani yang merambat sampai ke tangannya. Ia merasa ada gerakan kehidupan dari dalam perut Arani.     

***     

Dear Reader     

Jangan lupa kiriman PS, komen dan Review-nya untuk novel "a prince's love"     

Dukungan Anda sangat berarti bagi saya. Berikan Review dengan bintangnya.  Jika Review mencapai 100 dan  PS di novel A Prince's Love minggu ini mencapai 500 maka saya akan update 2 kali perhari sampai hari minggu.     

Jika 1000 maka saya akan update 3 kali. Jika anda hanya memiliki PS satu maka vote saja A prince's Love jangan novel CSP. Jika anda berniat memberikan 3 PS untuk CSP maka berikan 2 untuk A Prince's Love dan satu untuk CSP. Jika 2 PS maka berikan satu - satu. Tanpa PS dan review Anda, novel saya tidak akan mendapatkan peringkat di Web Global.     

Terima kasih     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.