CINTA SEORANG PANGERAN

Mengapa Kau Begitu Cantik



Mengapa Kau Begitu Cantik

0"Aku merasa Lila pasti mendapat tantangan yang berat di kerajaan Zamron, Apalagi dia tidak memiliki siapapun di kerajaan Zamron. Sedangkan Aku memilikimu yang selalu ada untukku," Alena semakin muram membayangkan perjuangan Lila di Kerajaan Zamron.     

"Tidak usah khawatir. Lila itu tidak sama dengan dirimu. Dia akan kuat menghadapi semua tantangan. Dia akan menjadi pendamping Pangeran Abbash yang tepat. Pria slengean seperti itu sangat pas di dampingi oleh wanita serius, pintar dan tegar seperti Lila. Lagi pula mental dia sudah terasah sewaktu hidup bersama Edward. " Kata Cynthia meyakinkan Alena.     

"Cynthia, apakah mungkin tingkah Pangeran Abbash akan sama dengan Edward? Dia masih mencintaiku walaupun hidup bersama Lila" Alena menjadi takut kalau kejadian Edward dan Lila akan terulang kembali.     

"Tidak Alena, Kau harus percaya kalau Pangeran Abbash tidak sama dengan Edward. Ingat kalau Pangeran Abbash itu bukan orang yang melankolis seperti Edward. Mungkin Ia tidak akan pernah melupakanmu tetapi Aku yakin dia hanya akan menyimpanmu di kepalanya dan bukan di hatinya seperti Edward menyimpan dirimu" Cynthia memegang tangan Alena dan mengelusnya dengan lembut. Membuat Alena langsung memeluk Cynthia.     

"Alhamdulillah karena sudah mejadikan Kau sebagai sahabatku. Aku menyayangimu" Kata Alena.     

"Aku juga berterima kasih kepada Tuhan karena sudah memberikan kau menjadi sahabatku. Aku sangat menyayangimu Alena. Kau datang memberikan warna dalam hidupku" Kata Cynthia sambil mengelus Alena.     

"Ah.. it's so sweet... " Tiba - tiba terdengar suara dari belakang tubuh Cynthia. Alena dan Cynthia langsung melepaskan pelukannya dan mereka langsung melotot melihat Pangeran Abbash sudah di depan mereka dengan pakaian kebesaran Kerajaan Zamron dengan rambut panjangnya dan jubah warna biru terang. Sulaman benang emas menghiasi tengahan  jubah pangeran Abbash di bagian depan dan dia tidak memakai penutup kepala tetapi rambutnya yang hitam lurus itu dibiarkan tergerai lurus.     

Sesaat Alena dan Cynthia menatap dengan muka terpesona. Padahal mereka pernah bertemu sebelumnya tetapi tetap saja pesona pangeran itu membuat naluri kewanitaan mereka sukar untuk dipalingkan. Bukan hanya Alena dan Cynthia yang terpesona tetapi sejumlah pelayan yang berbaris dibelakang mereka juga tampak terpesona. Apalagi mereka belum pernah bertemu Pangeran Abbash sebelumnya.     

Kalau saja karena Nizam yang berdehem disamping Pangeran Abbash pasti mereka hanya akan berdiri tegak sambil memandang Pangeran Abbash.     

"Tidak tahu malu kalian. Menatap orang sampai biji mata kalian hampir keluar" Nizam bersuara dengan masam. Ia menatap Alena yang tampak sangat cantik bahkan kecantikan yang tadi Ia lihat sebelum mereka bercinta sangat berbeda dengan yang Ia pandang sekarang. Alena tampak berkali - kali lipat cantiknya dan yang semakin membuat Nizam gusar adalah kalung yang melingkar di leher Alena tampak memancarkan pesona tersendiri.     

Mendengar Nizam bersuara gusar, Cynthia sedikit salah tingkah dibuatnya apalagi dilihatnya suaminya yaitu Pangeran Thalal sama gusarnya dengan Nizam. Ia melihat ke arah istirnya yang tampil begitu cantik. Ia tidak menyadari kalau istrinya begitu cantik dalam gaun merah.     

"Kau juga Cynthia. Aku baru tahu kalau kau mengenakan pakaian hadiah ulang tahunku. Mengapa kau memakainya sekarang? Apa hari ini adalah hari istimewa kita?" Kata Pangeran Thalal sama hilang akalnya dengan Nizam.     

Alena dan Cynthia jadi bingung sendiri mereka berdiri dengan muka memerah, tetapi kemudian mereka melihat seseorang berjalan dari belakang menuju ke arah mereka.     

"Mengapa Yang Mulia menjadi terlihat gusar. Kecantikan mereka berdua adalah kecantikan alami yang akan memancar keluar dengan sendirinya. Bukan dengan apa yang mereka kenakan. Kalau kali ini mereka berdandan cantik itu karena mereka akan bertemu dengan hamba, Yang Mulia. Hamba adalah teman mereka dan kami sudah lama tidak bertemu. Apakah salah kalau mereka lantas menganggap kalau hari ini adalah hari istimewa dan ingin berdandan cantik?" Kata Lila sambil mendekati Cynthia dan Alena kemudian memeluknya satu persatu.     

"Lila ..benar, Kalian para lelaki jangan suka berprasangka buruk. Lila, Apa kabarmu? Apakah kau baik - baik saja?" Tanya Alena sambil mendekap tubuh Lila tetapi matanya menatap Nizam yang tengah melotot ke arahnya. Nizam mengerucutkan mukanya dan Ia langsung merah ketika melihat mata Alena mengedip ke arahnya.     

Pangeran Abbash jadi tertawa geli, Ia kemudian membungkukkan badan memberikan hormat kepada Alena dan Cynthia.     

"Apa kabar tuan putri Alena dan tuan Putri Cynthia. Lama tidak bertemu. Benar kata istriku, kalian pasti senang bertemu Lila" Kata Pangeran Abbash sambil menarik Lila dan memeluk pinggannya dari belakang.      

Alena dan Cynthia serta para pelayan tampak memekik iri sekaligus senang melihat tindakan Pangeran Abbash yang urakan. Lila tampak merah padam apalagi ketika tangan pangeran Abbash memegang puncak kepala Lila dan mengelusnya dengan lembut.     

"Istriku ini sudah lama tinggal di Kerajaanku. Di sana orang - orangnya tidak sehangat di kerajaan Azura. Jadi Aku mohon kepada Anda berdua untuk mengajak istriku bersenang - senang. Dan Kami juga membawa pangeran Ezhar agar Ia dapat bermain bersama si kembar dan pangeran Atha" Pangeran Abbash lalu menggerakan tangannya memberikan isyarat kepada pelayan untuk membawa Pangeran Ezhar yang ada di belakang mereka dan dibawa oleh pengasuhnya menggunakan kereta dorong.     

"Jangan khawatir pangeran Abbash, Kami akan makan - makan sambil berbincang - bincang serta membawa main para Pangeran. " Kata Alena sambil langsung mengambil Pangeran Ezhar yang dibawa pelayan.     

Pangeran Ezhar menggeliat lembut. Ia langsung merasa nyaman berada di pelukan wanita cantik.      

"Wajah kalian begitu mirip sehingga Pangeran Ezhar mungkin mengira kalau yang menggendong adalah ibunya" Kata Pangeran Abbash sambil tertawa.     

Nizam mendekati Alena yang sedang menggendong Pangeran Ezhar, "Alena ayo kita buat lagi. Kita buat adik untuk si kembar" Kata Nizam sambil mengelus pipi Pangeran Ezhar.     

"Apaan sih ? Kan sikembar masih kecil"     

"Tapi mereka sudah tidak minum ASI jadi biarkan mereka punya adik lagi"     

"Tidak ! Aku masih belum siap.. tunggu sebentar lagi sampai mereka bisa berjalan dengan lancar" Kata Alena menggelengkan kepalanya. Nizam hanya cemberut mendengar perkataan Alena. Nizam tidak berani memaksa Alena menambah bayi mereka karena Ia tahu hamil dan melahirkan itu membutuhkan perjuangan antara hidup dan mati. Ia ingin Alena hamil dengan kerelaannya sendiri.     

"Nah baiklah kalau begitu. Mari kita pergi ke jamuan makan terlebih dahulu sebelum kita berbincang - bincang lebih dekat lagi" Kata Pangeran Thalal sambil mempersilahkan Pangeran Abbash untuk menuju ruang makan. Pangeran Abbash menganggukan kepalanya mengucapkan terima kasih.     

Sesampainya di ruangan makan yang indah dan besar itu tampak Amar dan Arani sudah menunggu mereka. Pangeran Abbash sedikit tertegu melihat Arani dan Arani hanya membungkukkan tubuhnya dengan muka datar. Malah Amar yang tampak tersenyum manis kepada Pangeran Abbash.     

***     

Dear Reader     

Jangan lupa kiriman PS, komen dan Review-nya untuk novel "a prince's love"     

Dukungan Anda sangat berarti bagi saya. Berikan Review dengan bintangnya.  Jika Review mencapai 100 dan  PS di novel A Prince's Love minggu ini mencapai 500 maka saya akan update 2 kali perhari sampai hari minggu.     

Jika 1000 maka saya akan update 3 kali. Jika anda hanya memiliki PS satu maka vote saja A prince's Love jangan novel CSP. Jika anda berniat memberikan 3 PS untuk CSP maka berikan 2 untuk A Prince's Love dan satu untuk CSP. Jika 2 PS maka berikan satu - satu. Tanpa PS dan review Anda, novel saya tidak akan mendapatkan peringkat di Web Global.     

Terima kasih     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.