CINTA SEORANG PANGERAN

Kau Pilih Pangeran Abbash atau Bastnah



Kau Pilih Pangeran Abbash atau Bastnah

0Alena berdandan sedari pagi dibantu para pelayan  membuat Nizam yang sedang bekerja dengan laptopnya mengerutkan keningnya. Nizam bukannya bodoh tidak tahu apa yang istrinya lakukan dan untuk apa berdandan. Bahkan bukan hanya Alena yang berdandan. Semua wanita di istana Nizam sibuk bersolek.      

Alena sudah membual sepanjang hari tentang ketampanan Pangeran Abbash yang akan datang hari ini kepada semua wanita penghuni istana Nizam membuat para pelayan wanita menjadi sibuk ikut berdandan dan memantaskan diri. Pangeran tampan ini baru saja memiliki satu istri. Siapa tahu ada rezeki nomplok jatuh dari langit sehingga mereka terpilih menjadi salah satu selir pangeran tampan itu.     

"Apa kau tidak takut kualat Alena? Kau berdandan untuk laki - laki yang bukan suamimu? Kau pikir Aku sudah mati dan kau sudah menjadi janda? " Nizam berkata seperti harimau yang mengeram. Ia sangat tidak suka melihat Alena begitu semangat karena ingin bertemu Pangeran Abbash. Padahal pangeran itu datang ke Azura jelas - jelas untuk membicarakan tentang Putri Mira.     

"Kau jangan berlebih - lebihan Yang Mulia Pangeran Nizam yang posesif. Aku berdandan hanya untuk membuatmu bangga menjadi suamiku. Kau kan tahu dia suami Lila dan Lila itu adalah temanku se-Indonesia. Masa iya Aku hendak merebut suami temanku sendiri. Aku bukan pagar makan tanaman.  Aku bukan teman yang tidak tahu etika.     

Lagipula bagiku kau adalah pria yang paling hebat di dunia ini. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu demi laki - laki lain. Terlebih  meninggalkanmu demi suami orang lain. Aku masih waras" Kata Alena sambil memoleskan lipstick ke bibirnya. Nizam yang sedang memantau pergerakan indeks harga saham di kerajaan Aliansi langsung mendengus sambil mencibir.     

"Mana ada maling ngaku. Kalau maling di seluruh dunia ini mengaku maka kantor polisi akan penuh" Kata Nizam sambil menyimpan laptopnya. Ia kemudian melangkah mendekati Alena. Dan para pelayan segera mundur ke belakang dan berdiri berderet sambil menundukkan kepalanya.     

Alena berbalik dan melotot ke arah suaminya, "Terima kasih sudah menuduhku maling. Kau memang benar. Aku mencintai Pangeran Abbash dan Aku akan pergi mengikutinya ke kerajaan Zamron sambil membawa si kembar. Aku akan menambah anak tiri yang dimiliki Pangeran tampan itu dari satu menjadi tiga orang" Kata Alena kepada Nizam.     

Nizam tertegun dengan muka hitam. Ia berdiri di hadapan Alena yang sedang duduk lalu menari tangannya agar berdiri. "Kau jangan gila ! Mana bisa seperti itu ? Ini sungguh tidak masuk di akal" Kata Nizam sambil melingkarkan lengannya di pinggang istrinya yang mungil. Di rengkuhnya tubuh Alena dan didekap dengan penuh cinta.     

"Aku sudah bilang kalau Aku masih waras tetapi kau terus menuduhku kehilangan akal. Aku mencintaimu suamiku. Dan cinta ini tidak akan berubah sampai kapanpun" Kata Alena sambil merangkul leher suaminya dan menatapnya dengan mesra.     

"Pangeran Abbash lebih tampan dariku" Kata Nizam sambil menatap Alena dengan sendu.     

"Di atas langit masih ada langit. Kau tidak boleh melupakan itu. Kalau aku meninggalkanmu hanya karena ada yang lebih tampan dan kaya maka sampai kapan Aku akan hidup dengan setia karena setiap orang akan memiliki orang lain yang lebih daripadanya. Aku belajar bersyukur dan puas dengan apa yang sudah Tuhan berikan untukku" Kata Alena sambil tersenyum. Ia menyenderkan kepalanya di dada Nizam.     

Pria di hadapannya ini sudah banyak mengorbankan hidupnya dengan Alena. Jika saja Ia tidak menikah dengan Nizam mungkin Nizam tidak akan menderita sepert ini. Ia mungkin sekarang sedang hidup damai bersama para istrinya di dalam harem.     

Mendengar perkataan Alena, Nizam menjadi kembali tenang. Ia lalu berkata dengan lembut membalas perkataan istrinya, "Aku benar - benar beruntung mendapatkanmu. Maafkan kalau Aku sering menyusahkanmu karena rasa cemburuku ini" Kata Nizam kepada Alena. Alena hanya menggelengkan kepalanya.     

"Aku  mungkin salah karena menyukai Pangeran Abbash tapi percayalah rasa suka ini  bukan seperti yang kau pikirkan. Ini hanya seperti kekaguman kepada bulan. Mengagumi tetapi tidak akan pernah menginginkannya untuk menjadi miliknya" Kata Alena lagi.     

"Tapi Aku memang tidak dapat menyalahkan para wanita yang tergila - gila kepadanya. Ia memang sangat tampan dan manis untuk ukuran laki - laki" Kata NIzam sambil membayangkan betapa tampannya Pangeran Abbash.     

Alena mengangkat kepalanya dari dada suaminya dan melihat ke arah Nizam yang sedang membayangkan betapa tampannya Pangeran Abbash.     

"Apa kau menyukai ketampanan Pangeran Abbash? Jangan - jangan kau sekarang mencintainya?" Kata Alena dengan tatapan curiga dan itu membuat Nizam langsung terbeliak.     

"Kau gila, Alena ? Bagaimana mungkin Aku mencintai laki - laki jika Aku seorang laki - laki?" Kata Nizam langsung bergidik dengan perut mual.     

"Ada, lah.. kalau kau seorang gay maka kau akan mencintai laki - laki. Nah sekarang kau pilih. Jika di dunia ini yang tersisa adalah pangeran Abbash dan Bastnah. Mana yang akan kau pilih?" Kata Alena sambil memberikan pilihan Bastnah.     

Bastnah wanita berusia lima puluh tahun dengan fisik yang tidak cantik sama sekali. Bertubuh gemuk dan pendek. Bermata besar dengan hidung lebar. Alena sama sekali tidak bermaksud menghinakan Bastnah tapi Ia hanya ingin Nizam memilih.     

Nizam mengangkat alisnya dengan lucu. Wajah tampannya langsung menahan tawa. Istrinya ini benar - benar lucu. Ia disuruh memilih dua diantara pria yang cantiknya seperti bidadari atau wanita yang sama sekali tidak cantik.     

"Secantik - cantiknya pria bagiku tidak akan memberikan kepuasan jadi Aku memilih Bastnah yang tidak cantik dan sudah tua tetapi dia wanita." Kata Nizam dengan cepat. Alena memekik  histeris,     

"Jadi selama ini Kau menyukai Bastnah ? Kau mencintainya? pantas saja setiap kali dia lewat kau mengerling kepadanya" Kata Alena sambil mendorong dada Nizam.     

"APA ? Apa kau bilang? Aku menyukai Bastnah ? " Nizam mencekal tangan Alena.     

"Tadi kau bilang kau akan memilih Bastnah dibandingkan dengan Pangeran Abbash" Kata Alena sambil manyun. Nizam langsung mengeram lagi.     

"Kau memang harus diberi pelajaran agar menjadi lebih cerdas sedikit" Kata Nizam sambil melirik ke arah pelayan yang tadi membantu Alena untuk berdandan.     

"Pergi kalian !! " Kata Nizam sambil menggerakan kepalanya menyuruh para pelayan keluar meninggalkan kamar mereka.     

"Eh.. mau kemana kalian? Aku belum selesai berdandan. Rambutku masih belum selesai ditata" Kata Alena melihat para pelayan wanita itu yang langsung mundur dan membungkuk memberikan hormat sambil kemudian pergi meninggalkan kamar Nizam.     

Mereka sama sekali tidak mengindahkan perkataan Alena karena yang memiliki kuasa adalah Nizam. Nizam duduk di kursi yang ada di depan meja rias dan menarik tubuh Alena agar duduk dipangkuannya. Alena seketika menjadi panik.     

"Kau mau apa ? Apa yang akan kau lakukan?" Kata Alena sambil berusaha melepaskan diri dari suaminya tetapi Nizam malah mengunci tubuhnya. Telapak tangannya yang besar itu mendekap kepala Alena dari belakang. Dan Ia langsung mencium bibir Alena dengan kalap.     

***     

Dear Reader     

Jangan lupa kiriman PS, komen dan Review-nya untuk novel "a prince's love"     

Dukungan Anda sangat berarti bagi saya. Berikan Review dengan bintangnya.  Jika Review mencapai 100 dan  PS di novel A Prince's Love minggu ini mencapai 500 maka saya akan update 2 kali perhari sampai hari minggu.     

Jika 1000 maka saya akan update 3 kali. Jika anda hanya memiliki PS satu maka vote saja A prince's Love jangan novel CSP. Jika anda berniat memberikan 3 PS untuk CSP maka berikan 2 untuk A Prince's Love dan satu untuk CSP. Jika 2 PS maka berikan satu - satu. Tanpa PS dan review Anda, novel saya tidak akan mendapatkan peringkat di Web Global.     

Terima kasih     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.