CINTA SEORANG PANGERAN

Semoga semua baik - baik saja



Semoga semua baik - baik saja

0Pangeran Abbash benar - benar hilang akal mendengar perkataan ibunya, "Ibunda.. apakah Ibunda tidak takut kalau Kakak Barry suatu hari nanti akan terbunuh dengan kelakuannya" Kata pangeran Abbash.     

Walau bagaimanapun Ia bertahun - tahun hidup untuk kakaknya. Ada perasaan sayang kepada kakaknya walaupun Ia tahu kalau di mata kakaknya, Ia tidak lebih dari sebatang anak panah milik kakaknya yang siap diluncurkan kemanapun kakaknya kehendaki.     

"Mengapa Ia harus terbunuh kalau Ia sekarang sedang berusahan menyelamatkan kita semua dari kemarahan pangeran Nizam. Bukankah jika adikmu menikah dan memiliki anak dengan pangeran Nizam maka ia akan memaafkan kita semau"     

"Mengapa Ibunda begitu berambisius dengan menjadikan Adik untuk menjadi istri dari Pangeran Nizam. Ini semua salah, Ibunda. Pangeran Nizam bukanlah Kakak Barry yang menerima kehadiran wanita lain dalam hidupnya.     

Ia adalah laki - laki yang hanya mencintai seorang wanita saja dan tidak akan mencintai wanita lain" Pangeran Abbash mencoba memberikan penjelasan lagi kepada ibunya dengan susah payah. Bagaimana harus meyakinkan ibunya kalau Putri Mira tidak akan pernah mendapatkan tempat di sisi Nizam.     

"Kakakmu akan mengatur segalanya. dia berkata kalau Ia tidak akan pernah mengecawakakan  adiknya sendiri. Kakakmu mengatakan kalau Ia sudah memiliki cara untuk menekan Pangeran Nizam agar menikahi adikmu"     

Sekarang wajah Pangeran Abbash benar - benar pucat. Apa yang ditakutkannya sekarang benar - benar terjadi dan Ia tidak tahu apa yang akan kakaknya lakukan untuk menekan Nizam.     

"Ibunda, Apakah Ibunda mengatakan apa yang akan kakak lakukan untuk menekan Pangeran Nizam. ?" Kata pangeran Abbash mencoba untuk mengorek keterangan dari ibunya. Ratu Ariel malah menggelengkan kepalanya.     

"Dia tidak mengatakan itu. Dia hanya mengatakan telah memilik cara dan ibunda mempercayai itu" Pangeran Abbash mendengarkan perkataan ibundanya sambil menatap wajahnya dengan seksama. Ia ingin tahu apakah ibundanya telah berbohong dengan mengatakan tidak tahu atau bagaimana. Tetapi ketika di leihat dari matanya, Pangeran Abbash merasa percaya kalau ibunya memang tidak tahu apa - apa.     

Pangeran Abbash kemudian menghela nafas dan mengguman, kalau kakaknya memang bukan orang bodoh. Ia tentu tidak akan mengatakan rencananya kepada ibunya. Kakaknya tahu kalau ibunya tidak akan bisa menyimpan rahasia kepada dirinya sehingga kalau membeberkan rencananya kepada ibunya dan kemudian ibunya mengatakan kepadanya maka rencana itu pasti akan gagal.     

"Ibunda percayalah. Cinta yang dipaksakan tidak akan berhasil. kalaupun nanti Adik dapat menjadi istri Pangeran Nizam tetapi Pangeran Nizam menikahinya dengan paksaan dan itu tidak baik. Aku khawatir adik malah akan semakin menderita" Kata Pangeran Abbash tetap berusaha meyakinkan ibundanya.     

Ratu Ariel tampak terdiam dan mencoba menimbang - nimbang perkataan anaknya itu walaupun akhrinya dengan berat hati Ia berkata lagi,     

"Aku tidak tahu harus menuruti kata siapa? Kalian berdua anakku dan tidak mungkin akan mencelakakan adik kalian sendiri. Tetapi mengingat Putri Mira sangat mencintai Pangeran Nizam maka Aku terpaksa akan mengikuti perkataan Pangeran Barry" Kata Ibundanya dengan perasaan bingung, gundah dan resah.     

Pangerang Abbash menggelengkan kepalanya dan berkata, "Baiklah ibunda kalau itu keinginan ibunda. Aku akan tetap ke Azura untuk membicarakan permasalahan ini dengan pangeran Nizam. Harap ibunda tidak berharap banyak dan berdoa untuk mendapatkan yang terbaik" Pangeran Abbash mencium tangan ibunya dan kemudian pergi untuk terbang ke Azura.     

***     

Lila menggendong anaknya dengan lembut. Ia sudah menunggu dari tadi di dalam mobil. Ketika mereka akan berangkat suaminya dipanggil oleh ibunya kemudian Pangeran Abbash menyuruh Lila untuk duluan pergi ke dalam mobil bersama pangeran Ezhar. Menunggu di dalam mobil membuat Ezhar tampak kehausan dan Ia mulai menangis. Untuk nya mobil itu memiliki penyekat antara penumpang dan bagian ruang sopir sehingga Lila kemudian menyusui Ezhar.     

Di belainya kepala Ezhar dengan lembut. "Semoga semua baik - baik saja" Kata Lila berdoa dengan lembut. Ezhar menatap ibunya. Matanya yang hijau itu seperti mata ayahnya dan kulitnya juga bule dengan rambut coklat kehitaman. Lila menatap anaknya dengan iba.      

Anaknya itu terlalu bule untuk dia dan Pangeran Abbash. Ibaratnya jika ada orang yang tidak kenal kemudian melihat anak mereka dan melihat kedua orang tuanya maka sekali pandang orang itu akan tahu kalau Ezhar bukanlah anak mereka. Ezhar juga tidak mirip Lila. Seakan - akan Tuhan ingin menggantikan sosok Edward pada diri anaknya itu.     

Ketika Lila mulai lelah menunggu Ia menyender ke sandaran kursi dan mulai tertidur. Jadi ketika suaminya datang dan hendak masuk setelah pintu dibukakan penjaga. pangeran Abbash tertegun melihat pemandangan dihadapannya itu. Ia melihat Ezhar sedang menyusui dengan lahap sehingga Pangeran Abbash langsung masuk tergesa - gesa agar pemandangan ini tidak terekspos keluar.     

Lila kemungkinan sangat mengantuk sehingga ketika mobil melaju Ia masih tetap terlelap. Semalam Ezhar sedikit rewel sehinga Ia harus menyusuinya sepanjang malam. Dan sekarang efeknya Ia menjadi sangat mengantuk. Tetapi Pangeran Abbash sendiri sama sekali tidak ingin membangunkannya. Ia malah terdiam di sisi Lila sambil pikirannya melayang ke Azura.     

Ia sungguh kesal tidak bisa menembus pertahanan Harem. Ilmu merogo sukmanya itu tidak bisa digunakan ditempat - tempat tertentu  terutama di dalam harem dan tempat tidur para raja dan ratu. Ketidak mampuannya ini membuat Ia tidak bisa menyelidiki adiknya sendiri.     

Pangeran Ezhar kemudian menatap Ayah tirinya itu dengan matanya yang hijau dan kebetulan Pangeran Abbash juga sedang melihat ke arahnya. Ezhar lalu melepaskan mulutnya dari put*ng ibunya dan membuat air susu menjadi memancar keluar. Pangeran Abbash dengan sigap langsung bergerak. Ia memasukan kembali sumber air susu itu kedalam pakaiannya dan gerakan itu membuat Lila langsung terbangun.     

"Ya Tuhan, kau sudah di sini Yang Mulia? Mengapa ? Ada apa Yang Mulia Ratu sampai memanggilmu?" Tanya lila sambil menyendawakan anaknya.     

"Ini tentang adikku. Dugaan kita ternyata benar. Kakakku sudah memiliki siasat agar pangeran Nizam mau menjadi suami bagi adikku itu" Kata Pangeran Abbash.     

"Itu tidak mungkin. Pangeran Nizam sangat mencintai Putri Alena dan tidak akan mungkin menikahi Putri Mira"     

"Aku tahu itu. Itulah sebabnya mengapa Kakakmu memiliki sesuatu yang dapat ditukarkan dengan kemauan Pangeran Nizam untuk menikahi adikku"     

"Tapi apa yang sebenarnya dimiliki oleh Pangeran Barry sampai bisa digunakan untuk menekan Pangeran Nizam" Kata Pangeran Abbash mendadak kepalanya terasa pusing.     

Lila juga tampak berpikir keras tetapi Ia kemudian menggelengkan kepalanya. Sungguh Ia tidak bisa menebak apa yang akan jadikan alat untuk menekan Nizam. Kakak iparnya juga bukan orang bodoh. Ia terus memikirkan banyak cara untuk mewujudkan keinginannya.     

***     

Dear Reader     

Jangan lupa kiriman PS, komen dan Review-nya untuk novel "a prince's love"     

Dukungan Anda sangat berarti bagi saya. Berikan Review dengan bintangnya.  Jika Review mencapai 100 dan  PS di novel A Prince's Love minggu ini mencapai 500 maka saya akan update 2 kali perhari sampai hari minggu.     

Jika 1000 maka saya akan update 3 kali. Jika anda hanya memiliki PS satu maka vote saja A prince's Love jangan novel CSP. Jika anda berniat memberikan 3 PS untuk CSP maka berikan 2 untuk A Prince's Love dan satu untuk CSP. Jika 2 PS maka berikan satu - satu. Tanpa PS dan review Anda, novel saya tidak akan mendapatkan peringkat di Web Global.     

Terima kasih     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.