CINTA SEORANG PANGERAN

Ambisi Seorang Ibu



Ambisi Seorang Ibu

0"Kau jangan bicara sembarangan ! Kakakmu tidaklah seperti itu. Dia adalah anak yang terhebat di muka bumi ini. Dia pasti sekarang sudah menjadi raja yang besar jika saja kau tidak menggagalkannya" Kata Ratu Ariel.     

"Ibunda ! Tahukah Ibunda ? Kalau dia menyerang acara wisuda Pangeran Nizam hanya karena ingin membunuh Pangeran Nizam tetapi bukan untuk menjadi raja yang besar tetapi Ia menginginkan Putri Alena. istri dari Pangeran Nizam. Kakak mencintai Putri Alena bertahun - tahun.     

Dan Ia menyuruhku membunuh semua orang terdekat Pangeran Nizam agar lebih  mudah untuknya dalam mengambil Putri Alena. Kakak Barry tergila - gila dengan Putri Alena" Kata Pangeran Abbash kepada ibunya. Wajah ibunya seketika menjadi pucat pasi.     

"Itu tidak mungkin. Aku tidak percaya. bagaimana mungkin kakakmu  melakukan hal serendah itu. Dia adalah orang yang kuat dan tidak pernah jatuh cinta. Apa Kau hendak membual di depan ibumu sendiri?" Ratu Ariel tampak geram kepada Pangeran Abbash.     

"Ibunda tidak mengenal putra ibunda sendiri. Aku bertahun - tahun melakukan perintahnya. Ini semua kerena Kakak Barry yang tadinya ingin mengambil Adik Mira dari dalam harem Pangeran Nizam malah tidak sengaja mengetahui Putri Alena. Dan kemudian Kakak jatuh cinta pada pandangan pertama"     

"Jatuh cinta pada pandangan pertama? Apakah kamu gila? Pangeran Barry anakku tidak pernah jatuh cinta. Dia sudah ku didik untuk tidak memiliki rasa cinta pada wanita. Ia harus tahu kalau wanita hanya pelengkap dirinya. Ia hanya boleh memiliki wanita dan bukan mencintainya.     

Apalagi wanita ini istri orang. Di dalam haremnya sudah banyak wanita cantik dan dia juga memiliki istri putri mahkota yang sangat cantik dan cerdas" Kata Ratu Ariel dengan berapi - api. Pangeran Abbash mengangkat alisnya dan mencibir,     

"Siapa ? Putri Raya? " Pangeran Abbash langsung bergidik jijik mendengar nama itu di sebut. Wanita siluman itu telah berusaha merayunya. Putri Raya terang - terangan menyukainya dan berusaha menggodanya. Untungnya walaupun Ia tidak pernah pilih - pilih dalam hal meniduri wanita tetapi Ia masih waras untuk tidak meniduri kakak ipar nya sendiri. Dan dia bagaikan butiran debu dibandingkan dengan Alena.      

"Ibunda sungguh keterlaluan dengan membandingkan Putri Alena dan Putri Raya. Putri Alena sungguh putri yang mulia dan berakhlak jauh lebih baik dari Putri Raya. Dan Aku tidak menyalahkan kakakku jika lebih mencintai putri Alena di bandingkan Putri Raya. Apa ibunda tidak tahu? Kalau Kakak Barry berniat untuk menikahi Putri Alena dan menjadikannya sebagai permaisuri? Kakak bahkan menyuruhku untuk membunuh si kembar agar mereka tidak menuntut balas jika ayahnay mati di tangan kakak Barry" Kata Pangeran Abbash akhirnya berterus terang.     

Ratu Ariel mengelengkan kepalanya, "Ia tidak seperti itu. Kau benar - benar keterlaluan. Apakah kau memang menginginkan tahta ini sehingga kau  mengatakan kebohongan untuk kakakmu?" Kata Ratu Ariel dengan sangat gusar.     

Pangeran Abbash malah tertawa, " Tahta Ibunda? Apakah Ibunda sudah tidak mengenal diriku lagi? Sejak kapan Aku menginginkan tahta kerajaan? Bukankah ibunda yang selalu menjadikan Aku sebagai orang yang mendukung kakakku? Ibunda tidak pernah sedikitpun menginginkan Aku untuk duduk dikepemerintahan. Ibunda hanya menginginkan Aku untuk membantu Kakak Barry. Aku hanyalah bayangan kakak Barry.     

Ibunda silahkan Ibunda ambil kembali tahta ini dan biarkan Aku hidup menjalani takdirku sendiri. Aku juga tidak ingin dipaksa untuk menikah dengan putri manapun. Aku sudah muak di jodoh - jodohkan. Mereka hanya ingin menikahiku karena Aku tampan dan kaya. Padahal kekayaan dan ketampanan bukan keabadian" Kata Pangeran Abbash semakin membuat ibunya menjadi kesal.     

"Kau ini seperti orang yang telah dicuci otaknya. Kau pikir bagaimana Lila mau menikahimu kalau bukan karena kau tampan dan kaya. Dia sama saja dengan Alena dan satu lagi yaitu Cynthia. Mereka bertiga berasal dari kalangan rakyat jelata tetapi menginginkan menikahi para pangeran dan membuat kacau sistem kerajaan." Kata Ratu Ariel.     

"Mereka tidak serendah itu Ibunda. Mereka jauh lebih baik dibandingkan para putri yang begitu ambisius. Dan Lila tidak menikahi karena ketampananku karena dia tidak mengenal siapa Aku. Dia juga tidak menginginkan kekayaan kalau suaminya sudah meninggalkan banyak kekayaan untuknya.     

Ibunda, sebaiknya Ibunda mengurusi Kakak Barry dan segera berbicara dengannya. Jika Ibunda menginginkan Kakak untuk kembali menjadi putra mahkota. Aku ingin hidup bebas dan tidak ingin tinggal di istana. Lagipula Aku memiliki anak tiri sehingga Aku tidak ingin anak tiriku berada di posisi yang berbahaya" Kata Pangeran Abbash lagi kepada ibunya.     

"Untuk saat ini tidak bisa. Rakyat masih kecewa dengan sikap kakakmu dan mereka masih berharap kau yang akan meneruskan tahta kerajaan. Biarkan kakakmu untuk sementara waktu di sana" Kata Ratu Ariel.     

"Kakak terbiasa hidup di kelilingi wanita dan dia sekarang di pulau itu tanpa didampingi istrinya seorang pun bahkan tidak ada pelayan wanita di sana" Kata Pangeran Abbash seakan merasakan penderitaan kakaknya. Ia saja  tidak tahan jika tidak menggoda Lila  padahal Ia bukan tipe orang yang menjadikan wanita sebagai suatu keharusan dalam hidupnya. pangeran Abbash hanya senang bermain - main saja.      

Tetapi pangeran Barry kakaknya itu berbeda dengannya. Ia terbiasa setiap malam tidur dengan istrinya secara bergiliran. Dan sekarang sudah berbulan - bulan kakaknya tidak menyentuh wanita. Ini pasti akan menjadi ujian yang berat untuknya.     

"Dia disana bukan untuk bersenang - senang. Dia  berada di tempat pengasingan dan dipenjara. Jika apa yang kau katakan adalah benar bahwa Ia melakukan suatu kekacauan karena seorang wanita yang tidak berguna maka Aku  merasa hukuman itu lebih pantas untuknya. " Wajah ibundanya menjadi keras.     

"Ibunda.. Ibunda memanjakan kami sejak kami kecil. Jika ibunda hendak bertindak keras kepada kami sekarang. Aku pikir itu sudah terlambat. Ibunda harus mengerti bahwa Kakak Barry tidak akan tinggal diam dengan perlakuan kita kepadanya. Aku pikir ibunda harus sering melihatnya ke sana daripada tiba - tiba Kakak Barry  memberikan kejutan tidak terduga untuk kita"     

"Apa maksud perkataanmu? Katakan Abbash ! Apakah kau tahu sesuatu ?" Kata Ratu Ariel menjadi sedikit panik mendengar kata - kata anaknya.     

"Aku tidak tahu Ibunda, tetapi yang Aku tahu kalau Kakak  Barry bukan tipe orang yang suka merenungkan kesalahannya. Ia adalah air bah yang tidak bisa dibendung sampai dia bisa melampiaskan luapan airnya. Dan Aku tidak ingin tahu apapun. Aku hanya perduli dengan adikku, Putri Mira. Saat ini aku hanya ingin menyelamatkan adikku dulu" Kata Pangeran Abbash.     

"Kau tidak bisa melakukan itu ! Kakakmu sudah mengatakan kepadaku bahwa Ia akan menolong Putri Mira untuk mendapatkan pangeran itu" Kata Ratu Ariel. Pangeran Abbash sebenarny sudah pernah menduga hal ini. Ratu Ariel adalah seorang ibu yang dekat dengan anak - anaknya walaupun Ia terkesan salah dalam mendidik anak.     

Tetapi apa yang ditanamkan tentang arti persaudaraan di antara mereka terjalin dengan kuat. Dan Ratu Ariel sangat perduli dengan anak - anaknya. Ia akan membela anaknya mati - matian jika anaknya berada dalam bahaya. Ia akan melawan siapa saja orang yang berniat hendak mencelakakan anak - anaknya. Jadi ketika Putri Mira terperangkap di sana mengapa ibunya terlihat tampak tenang dan ternyata dia mendapatkan jaminan dari kakaknya.     

"Damn !! " Pangeran Abbash langsung mengumpat mendengarnya. Ibunya tadi bilang kalau Ia tidak tahu apa - apa tetapi kemudian Ia mengatakan kalau Ia sudah berbicara dengan pangeran Barry. Mengapa semua jadi berbelit - belit begini dan membuatnya menjadi pusing.     

"Berarti Ibunda sudah sering berkomunikasi dengan kakak ? Berarti ibunda tahu sesuatu tentang Kakak Barry?" Kata Pangeran Abbash.     

"Tidak banyak. Ibunda hanya sering membahas tentang adikmu itu dan meminta pendapatnya tentang dia. Kakakmu bilang. Ia sudah gagal membunuh pangeran Nizam maka Ia harus mendapatkan dia untuk menjadi adik iparnya agar Ia selamat dari kemarahan Pangeran Nizam. Dia mengatakan hal itu kepada Ibunda" Kata Ratu Ariel. Pangeran Abbash langsung melengos mendengar perkataan ibundanya itu.     

" Kakak sangat licik, " Kata Pangeran Abbash sambil menghela nafas.     

***     

Dear Reader     

Jangan lupa kiriman PS, komen dan Review-nya untuk novel "a prince's love"     

Dukungan Anda sangat berarti bagi saya. Berikan Review dengan bintangnya.  Jika Review mencapai 100 dan  PS di novel A Prince's Love minggu ini mencapai 500 maka saya akan update 2 kali perhari sampai hari minggu.     

Jika 1000 maka saya akan update 3 kali. Jika anda hanya memiliki PS satu maka vote saja A prince's Love jangan novel CSP. Jika anda berniat memberikan 3 PS untuk CSP maka berikan 2 untuk A Prince's Love dan satu untuk CSP. Jika 2 PS maka berikan satu - satu. Tanpa PS dan review Anda, novel saya tidak akan mendapatkan peringkat di Web Global.     

Terima kasih     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.