CINTA SEORANG PANGERAN

Jangan Menjadi Orang Yang egois



Jangan Menjadi Orang Yang egois

0Hanya saja yang terbayangkan di mata Lila adalah jika Pangeran Abbash dan dirinya pergi maka kerajaan Zamron akan dipimpin oleh Raja yang kejam. Dan jika Pangeran Barry menjadi raja maka keselamatan Azura akan dipertaruhkan. Sekarang saja dalam tahanan Pangeran Barry masih bisa membuat kekacauan dengan menjadikan Imran berkhianat dan menjadikan Putri Mira bisa tetap bertahan di dalam harem Nizam. Apalagi jika Pangeran Barry sudah menjadi raja.     

Yang terbayangkan oleh Lila adalah Pangeran barry akan menyatukan semua kerajaan Aliansi di bawah kepemimpinannya seperti yang Ia pernah dengar bisik - bisik dari mulut ke mulut para pelayan dan penjaga tentang sepak terjang Pangeran Barry.     

Lila memang membenci orang - orang dari kerajaan Zamron yang sampai saat ini tidak menerima kehadiran dirinya dan anaknya. Lila juga sebenarnya sangat ingin tidak memperdulikan nasib mereka. Apa pedulinya dia terhadap orang - orang Kerajaan Zamron yang begitu mengagungkan darah kerajaan, jabatan dan kedudukan, harta dan kecantikan.      

Mengapa Ia harus perduli jika Ia dan Pangeran Abbash meninggalkan mereka di bawah kepemimpinan Pangeran Barry yang mereka benci. Semenjak kejadian di Amerika yang menewaskan Edward suaminya. Rakyat Kerajaan Zamron yang memang tidak terlalu Pangeran Barry dari awalnya menjadi semakin membenci Pangeran Barry. Mereka menganggap pangeran Barry sudah mempermalukan kerajaan Zamron di mata dunia.     

Pangeran Abbash di mata mereka tampak jauh lebih baik Dari Pangeran Barry. Setidaknya Pangeran Abbash tidaklah gila harta hanya gila perempuan. Apalagi kemudian rakyat kerajaan Zamron mengetahui bahwa kejahatan Pangeran Abbash di kendalikan oleh kakaknya.     

Pangeran Barry memonopoli hampir semua perusahaan kerajaan. Pangeran Barry mengendalikan semua bisnis penting di kerajaan Zamron dan hanya menyisakan sedikit saja untuk para rakyatnya. Hampir semua pegawai perusahaan seperti sapi perah bagi Pengeran Barry. Mereka mengeluarkan tenaga dan pikiran tetapi tidak mendapatkan upah yang memadai. Kalau saja tidak ada tanda - tanda keagamaan yang masuk ke dalam pembelajaran maka kerajaan Zamron sudah seperti kerajaan kapitalis dimana pemimpin kapitalisnya adalah Pangeran Barry.     

Tidak ada yang berani menentangnya karena siapa saja yang berani menentang maka pasti orang itu akan mati terbunuh. Mereka tahu yang membunuh adalah Pangeran Barry melalui tangan orang lain. Semua orang tidak ada yang berani menentangnya karena takut mati terbunuh.     

Ketika Pangeran Barry diasingkan maka banyak perusahaan di kembalikan ke pemiliknya dan Kerajaan mulai mendistribusikan kewenangan dalam mengelola perusahaan kerajaan. Pangeran Abbash yang memang tidak terlalu suka berbisnis memberikan kuasa penuh kepada Perdana mentrinya yaitu ayahnya Amrita untuk mengatur semuanya. Dan Ia hanya tinggal memeriksa hasilnya.     

Pangeran Abbash juga ternyata lebih disukai sifatnya yang murah hati walau kejam dan berdarah dingin dalam membunuh orang tetapi setidaknya Ia tidak pernah memaksa wanita untuk menyukainya. Ia hanya akan menyentuh wanita yang mau disentuh olehnya. Dan karena wajahnya yang tampan maka wanita - wanita itu lantas rela membiarkan mereka disentuh oleh pria tampan itu. Setidaknya Pangeran Abbash tidak pernah membunuh karena keinginannya sendiri. Ia melakukan semuanya karena perintah Kakaknya.     

Lila menghela nafasnya dengan resah. Ia mengelus kepala Pangeran Abbash dengan lembut. Mengusap pipinya yang teramat mulus dan putih bagaikan pualam. Hidungnya yang mancung dan bibirnya yang begitu merah. Mengapa ada orang yang begitu sempurna seperti Pangeran Abbash. Mengapa ada laki - laki begitu tampan sekaligus cantik.      

Mengapa laki - laki di depannya ini seribu kali lipat lebih cantik dari istrinya sendiri. Dan kecantikan itu adalah bawaan dari lahir bukan karena Pangeran Abbash suka berdandan. Pangeran Abbash bukan pria pesolek seperti Pangeran Thalal yang berdandan rapih dari ujung rambut sampai ujung kaki. Ia bahkan tampak tidak pernah menyukai ketampanannya. Baginya ketampanan ini hanya menjadikan gerakannya terbatas. Pangeran Abbash merasa terbelenggu oleh katampanannya sendiri.     

"Sebaiknya kita tidak pergi kemanapun" Kata Lila dengan suara perlahan. Pangeran Abbash membelalakan matanya yang tidak terlalu lebar itu.     

"Tapi mengapa? Bukankah kau akan senang jika kita terbebas dari segala keruwetan ini? Jika kau menolak untuk pergi hanya karena kau ingin manjadi ratu maka kau akan kujadikan ratu di kerajaan  bisnisku. Kita akan membangun kerajaan bisnis sendiri untuk menggantikan kerajaan yang memuakkan ini.     

Ayo kita hidup jauh dari tahta dan membangun rumah tangga yang besar dan bahagia. Kau harus melahirnya banyak anak untukku. Bukankah prinsip di negaramu adalah banyak anak banyak rezeki? Aku memiliki banyak uang untuk sekedar membangun perusahaan dimanapun kita kehendaki.     

Kau tinggal sebutkan di negara mana yang ingin kau tinggali maka Aku akan pindahkan assetku ke negera itu. Walaupun kau bukanlah ratu tapi aku akan menjadikan hidupmu lebih dari seorang ratu. Aku tidak akan membiarkan kau hidup menderita "  Kata Pangeran Abbash sambil senyum- senyum membayangkan Ia dikerubuti banyak anak.     

Lila menggelengkan kepalanya lagi. Ia mengambil tangan Pangeran Abbash dan dengan malu - malu  Ia mencium punggung tangannya.     

"Ada banyak masalah di dalam kerajaanmu. Kalau kita pergi begitu saja maka kita bukanlah manusia yang terhormat" kata Lila kepada suaminya.     

"Mengapa Aku harus perduli dengan pandangan orang lain? Aku bukan manusia yang gila hormat. Selama ini Aku bakanlah siapa - siapa. Aku hanyalah bayangan dari kakakku. Aku hanya bidak yang dikendalikan Kakaku. Aku sudah tidak memiliki kehormatan sejak menjadi kaki tangan kakakku sendiri." Kata Pangeran Abbash membuat Lila hampir hilang akal untuk membujuk pria tampan ini.     

"Ini bukanlah tentang kehormatan saja tetapi ini adalah tentang memikirkan nasib kerajaan Zamron. Memikirkan nasib jutaan rakyat yang tidak berdosa yang mungkin akan jadi menderita karena ulah Kakak Yang Mulia " Kata Lila dengan lemah lembut. Suaranya yang merdu itu seakan seperti buluh perindu.     

"Rakyat ? Kerajaan ? Mengapa Aku harus memikirkan mereka sementara mereka  sendiri juga tidak pernah memikirkan diriku"     

"Tapi ini berbeda Yang Mulia. Yang Mulia adalah putra seorang Baginda raja. Sebagai putra raja jelas yang mulia memiliki kelebihan dari yang lain. Ibaratnya sebagian dunia ada dalam genggaman yang Mulia. Yang mulia memiliki ide, gagasan dan pemikiran yang akan didengarkan orang semua rakyat.     

Yang Mulia harus memahami kalau rakyat dulu mungkin  tidak terlalu menyukai karakter dari Pangeran Barry karena sepak terjangnya, sehingga ketika Yang Mulia menjadi putra mahkota maka kerajaan menjadi senang dan lega.     

Jika Yang Mulia menyerahkan semua kepempimpinan kembali kepada Pangeran Barry  maka akan ada banyak penderitaan di kerajaan Zamron. Dan Kerajaan lambat laun ikut menderita karena raja yang salah.     

Dan yang paling aku takutkan adalah akan ada perang pertumpahan darah. Kalau sudah seperti ini lantas semua akan menderita. Apakah kau mengerti ? " Lila mencoba membujuk suaminya agar tidak menyerahkan tahtanya ke tangan kakaknya.     

** *     

Dear Reader     

Jangan lupa kiriman PS, komen dan Review-nya untuk novel "a prince's love"     

Dukungan Anda sangat berarti bagi saya. Berikan Review dengan bintangnya.  Jika Review mencapai 100 dan  PS di novel A Prince's Love minggu ini mencapai 500 maka saya akan update 2 kali perhari sampai hari minggu.     

Jika 1000 maka saya akan update 3 kali. Jika anda hanya memiliki PS satu maka vote saja A prince's Love jangan novel CSP. Jika anda berniat memberikan 3 PS untuk CSP maka berikan 2 untuk A Prince's Love dan satu untuk CSP. Jika 2 PS maka berikan satu - satu. Tanpa PS dan review Anda, novel saya tidak akan mendapatkan peringkat di Web Global.     

Terima kasih     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.