CINTA SEORANG PANGERAN

Bawa Pulang Adikmu



Bawa Pulang Adikmu

0"Ha..ha..ha.." Pangeran Abbash terdengar tertawa terkehkeh - kehkeh. Pangeran Abbash tahu kalau di dalam Harem Nizam masih banyak para wanita yang menunggu untuk disentuh oleh Nizam.     

"Kau mau semua putri - putri itu? Aku akan transfer semua ke dalam haremmu. Bukankah kau adalah Pangeran Putra Mahkota sekarang. jadi pasti sekarang kau memiliki harem juga" Kata Nizam kepada Pangeran Abbash.     

"Najis Aku membayangkannya juga" Kata Pangeran Abbash misruh - misruh kepada Nizam.     

"Nah.. adikmu sendiri masih ada di dalam Haremku. Kapan mau kau bawa pulang ?" Akhirnya Nizam berkata sambil setengah bercanda kepada Pnageran Abbash.     

Pangeran Abbash langsung bersikap serius, "Aku akan berusah membujuknya. Aku tidak ingin adikku tersia - sia di dalam haremmu. Aku tahu, sampai kapanpun Kau tidak akan pernah menyentuh adikku."     

"Aku akan sangat berbahagia kalau Kau bisa membawanya pulang. Sungguh, dari semua putri yang ada di dalam haremku. Ada beberapa yang memang memiliki ikatan batin denganku. Salah satunya adalah adikmu."     

"Apa maksudmu dengan ikatan batin? Ingat, Kau sudah memiliki wanita terbaik di dunia ini. Jangan pernah kau sia - siakan dia. Aku akan melawanmu jika kau menyakiti istrimu" Kata Pangeran Abbash dengan nada meninggi.     

"Eh mengapa kau  jadi sewot begitu ? Mengapa kau jadi membela istriku ? Memangnya kau masih mencintai istiku?" Nizam langsung morang - maring.     

"Kau jangan gila ! Aku sudah tidak mencintai istrimu. Aku memiliki istri sendiri. Aku hanya tidak suka kau menyakiti Putri Alena. Ada banyak pria yang menyukai istrimu tetapi kau yang paling beruntung. Jadi pertahankan dia disisimu dan buat dia bahagia" Kata Pangeran Abbash dengan tegas. Nizam menjadi turun emosinya dan Ia mulai tertawa kecil.     

"Kau jangan khawatir, Aku tahu itu. Aku sedang berusaha mengatasi permasalahanku. Jadi begitulah, sebagaimana halnya dirimu. Aku tidak pernah berniat untuk meduakan cintaku. Tetapi Aku memang tidak bisa bertindak gegabah. Karena memang para putri itu sudah terlanjur ibuku simpan di dalam harem. Jadi Aku tidak bisa berkata tidak kecuali para putri itu menarik dirinya sendiri.     

Sebagaimana halnya dengan adikmu. Aku memiliki ikatan batin dengannya. Bukan berarti Aku mencintainya tetapi karena Aku sekarang berteman denganmu sehingga Aku tidak bisa bertindak sembarangan.     

Apalagi Adikmu itu, ingatannya terganggu. Aku sungguh tidak bisa mengembalikan dia ke kerajaanmu. Jadi Aku mohon kepadamu. Kau bujuklah dia agar bisa kembali ke kerajaan Zamron" Kata Nizam dengan suara perlahan.     

"Apakah kau ingin Aku memaksanya untuk meninggalkan Haremmu?" kata Pangeran Abbash sambil mengerutkan kenignnya. Ia tahu persis kalau adiknya sangat keras kepala dan memiliki harga diri yang sangat tinggi. Ia adalah putri satu - satunya dan dimanjakan oleh ibunya. Sebagaimana dirinya, Ibunya juga memenuhi semua keinginan dari putirnya. Sehingga adiknya itu tidak mengenal kata penolakan.      

Dan Nizam sendiri tahu hal itu, "Aku tidak pernah mengatakan bahwa kau harus memaksa adikmu untuk meninggalkan haremku. Kau tentu tahu bagaimana dengan adikmu itu" Kata Nizam kepada Pangeran Abbash dan Nizam mendengar Pangeran Abbash menghela nafasnya.     

"Ia sangat keras kepala. Diantara kami bertiga. Ia yang paling keras kepala bahkan melebihi kerasnya Kakak Barry. Aku tidak tahu apakah Aku dapat membujuknya atau tidak tetapi Aku akan berusaha untuk melakukannya.      

Aku juga tidak mengerti Ibundaku tampak tidak terlalu perduli dengan nasib adikku itu. Ia malah sibuk ingin menikahkan Aku dengan salah satu putri. " Kata pangeran Abbash dan itu malah membuat Nizam menjadi berpikir.     

"Kalau ibumu tidak perduli berarti kemungkinan terbesarnya adalah ibumu tidak khawatir dengan nasib adikmu. Itu bukan berarti ibumu tidak menyayangi adikmu tetapi karena kemungkinan ada yang menjamin kebahagiaan adikmu di dalam haremku" Kata Nizan kepada Pangeran Abbash.     

"Aku kagum kepadamu, Sungguh. Kau memiliki analisa yang nyaris akurat tentang itu. Tadinya Aku juga heran mengapa Ibundaku seakan tidak perduli dengan nasib adikku. Ketika kemudian Aku menyadari kalau mungkin Kakak Barry sudah berdiskusi dengan ibunda tentang dirinya di dalam haremmu" Kata pangeran Abbash.     

Tekuk Nizam seketika berdiri mendengar perkataan Pangeran Abbash.     

"Pangeran Abbash, segeralah kau datang kemari. Aku takut adikmu akan menjadi korban kalau terlalu lama berada di dalam harem" Kata Nizam sambil mengusap tekuknya.     

"Apa maksudmu? Kau tidak akan membunuh adikku kan?" Kata Pangeran Abbash sambil menegakkan badannya. Kalau sampai Nizam membunuh adiknya maka Ia akan menyerang kerajaan Azura.     

"Kau gila ? Bagaimana mungkin Aku akan membunuh adikmu. Walaupun Aku terkadang sedikit kejam tetapi Aku tidak pernah membunuh orang sembarangan apalagi wanita." Kata Nizam kepada Pangeran Abbash.     

"Lalu apa maksudmu dengan menjadi korban?" Pangeran Abbash menjadi sangat tegang.     

"Kau datanglah kemari. Aku tidak ingin membicarakan di dalam telepon" Kata Nizam dan itu disetujui oleh Pangeran Abbash. memang terlalu bahaya berbicara melalui telepon.     

Pangeran Abbash tidak banyak berkata lagi. Ia segera menyudahi pembicaraannya dan Ia segera berlari menuju istananya. Dilihatnya Lila sedang memperhatikan para pelayan membereskan koper untuk di bawa ke Azura. Ia melihat suaminya tampak kalut dan gugup.     

Lila segera mengambil gelas minum dan mengisinya dengan Air putih. Setelah pangeran Abbash tampak sedikit tenang. kemudian Ia duduk di sisi Pangeran Abbash dan mengelus lengannya dengan lembut seakan sedang menyalurkan ketenangan di dalam diri suaminya.     

Pangean Abbash meminum air itu lalu Ia memeluk LIla dan berkata, "Peluklah Aku Lila, Aku sedang sangat khawatir" Kata Pangeran Abbash sambil merangkul Lila dan merebahkan kepalanya di dada istrinya dengan manja.     

Para pelayan yang sedang membereskan perlengkapan itu langsung tersipu - sipu malu melihat adegan di depan mata mereka. Pangeran tampan mereka tampak meringkuk di pangkuan istrinya.     

"Ada apa sebenarnya? Apa yang membuat Kau begitu khawatir?" Kata Lila dengan lemah lembut.     

"Pangeran Nizam mengatakan kalau Aku harus segera membawa adikku dari harem Pangeran Nizam kalau tidak maka adikku akan menjadi korban. Aku tidak mengerti korban apa? Tadinya Aku hanya menebak saja kalau nyawa adikku kemungkinan terancam di dalam harem. Tetapi ketika Pangeran Nizam menegaskan sekali lagi. Entahlah mengapa Aku jadi merasa kalau dugaan itu adalah benar. Apakah kau pikir Kakakku mampu membunuh adik kami sendiri?      

Kalau kakak Barry berniat membunuh Aku maka Aku maklumi karena Aku memang memang mengkhianatinya Akur. Tetapi kalau sampai membunuh adiknya yaitu putri Mira. Ini sangat keterlaluan. Aku tidak percaya. Lila Apa yang harus aku lakukan . Aku menjadi kebingungan.     

Apakah Aku harus berbicara dengan Ayahanda?" Kata Pangeran Abbash kepada Lila. Lila masih terdiam dan mengelus punggunya. Lila mencoba menganalisa situasi dan kondisi yang terjadi dalam harem Nizam. Dan Pangeran Abbash malah tetap terbaring memeluk istrinya.     

***     

Dear Reader     

Jangan lupa kiriman PS, komen dan Review-nya untuk novel "a prince's love"     

Dukungan Anda sangat berarti bagi saya. Berikan Review dengan bintangnya.  Jika Review mencapai 100 dan  PS di novel A Prince's Love minggu ini mencapai 500 maka saya akan update 2 kali perhari sampai hari minggu.     

Jika 1000 maka saya akan update 3 kali. Jika anda hanya memiliki PS satu maka vote saja A prince's Love jangan novel CSP. Jika anda berniat memberikan 3 PS untuk CSP maka berikan 2 untuk A Prince's Love dan satu untuk CSP. Jika 2 PS maka berikan satu - satu. Tanpa PS dan review Anda, novel saya tidak akan mendapatkan peringkat di Web Global.     

Terima kasih     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.