CINTA SEORANG PANGERAN

Pangeran Barry mengatur Strategi



Pangeran Barry mengatur Strategi

0Pangeran Abbash terdiam mendengarnya. Bagaimana kalau seandainya Lila tahu kalau Ia sengaja menemui Alena untuk membantunya dan memberikan semangat ketika Ia ada permasalahan dengan Putri Rheina. Dan bagaimana juga kalau Lila tahu bahwa Ia terkadang sering melakukan perjalanan Sukma ke Azura untuk memastikan keamanan Alena dan memastikan kondisi adiknya.     

Walaupun Ia tidak bisa masuk ke sembarang tempat terutama ke dalam Harem karena memang ada penjaganya secara ghaib untuk menghindari hal - hal yang tidak diinginkan. Karena dari semua tempat yang paling di jaga itu adalah Harem mengingat didalamnya berisi wanita milik pangeran putra mahkota atau milik raja.     

Pangeran Abbash sudah tidak mencintai Alena secara fisik tetapi Ia tidak bisa melepaskan Alena begitu saja karena dia adalah cinta pertamanya. Ia menyayangi Alena sebagaimana Ia mencintai saudarinya. Tetapi bertahun - tahun hidup bersama wanita membuat Pangeran Abbash mengetahui sedikitnya tentang sifat wanita.     

Beberapa wanita terkadang lebih suka kebohongan daripada kebenaran yang menyakitkan. Misalnya kalau wajah wanita itu tidak cantik jangan pernah menyatakan langsung kalau dia wanita yang berwajah jelek. Jadi kalau tidak bisa mengatakan cantik maka sebutlah dia berwajah manis untuk menyenangkan hatinya.     

Walaupun Pangeran  Abbash bukan pria yang romantis tetapi Ia juga tidak suka membuat keributan dengan wanita terlebih jika Ia akan menyentuh wanita itu jadi sesekali pangeran Abbash mengatakan kebohongan untuk membuat hati wanita itu luluh kepadanya.     

Dan saat ini Pangeran Abbash tidaklah bodoh untuk mengatakan kalau Ia sering menengok Alena dalam bentuk sukma hanya untuk memastikan keamanannya. Walaupun Ia sudah tidak memiliki perasaan seperti Ia mencintai Lila tetapi Ia tidak ingin  membuat Lila menjadi sakit hati sehingga Ia lebih baik menutup mulutnya rapat - rapat.     

Tiba - tiba melihat Pangeran abbash terdiam, Lila menatap Pangeran Abbash dengan dalam dan bertanya, "Mengapa kau diam saja? Apakah kau ternyata seperti Edward, masih belum bisa melupakan Putri Alena?" tanya Lila sambil mengerutkan keningnya.     

Pangeran Abbash malah merangkul pinggang Lila dan tersenyum,     

"Coba kau lihat dimataku? Apakah kau melihat ada Alena disana?" kata Pangeran abbash sambil menatap Lila dengan lembut. Lila menatap mata yang seperti almond itu. Melihat betapa indah mata itu dan betapa tampan suaminya. Kecurigaan Lila terhadap suaminya langsung hilang. Lila balas memeluk suaminya dengan erat.     

" Terima kasih kau sudah mencintaiku dengan setulus hati " Kata Lila sambil menyenderkan kepalanya di dada Pangeran Abbash. Pangeran Abbash mengelus kepala Lila dengan lembut.     

"Aku sudah berjanji dalam hati untuk membahagiakanmu dan Pangeran kita. Aku tidak akan pernah menyakitimu." Kata Pangeran Abbash sambil kemudian menengadahkan dagu lila dan mulai menciumnya dengan lembut.     

Lila memejamkan mata dan menikmati sentuhan suaminya yang begitu lembut. Ketika tangan Pangeran Abbash mulai beraksi. Lila segera tersadar, "Tolong Yang Mulia.. mari kita mencari tempat yang aman" Kata Lila setengah berbisik.     

Pangeran Abbash melepaskan pelukannya dan menatap Lila dengan kening berkerut, "Mencari tempat aman ? Untuk apa?" kata Pangeran Abbash pura - pura tidak mengerti. Padahal Ia tahu pasti apa yang dimaksud dengan istrinya itu.     

Mendengar perkataan Pangeran abbash, Lila menjadi tergagap dengan muka merah padam. bagaimana mungkin Ia sampai mengatakan hal yang memalukan seperti itu. Kesannya Ia adalah wanita yang agresif dan tidak tahu malu. Lila menundukkan wajahnya sambil tersipu - sipu. Ia benar - benar sangat malu.     

"Maafkan Aku, Yang mulia. Sungguh ternyata Aku tidak punya rasa malu" Kata Lila dengan mata berkaca - kaca. Saking malunya hingga Ia ingin menangis.     

Pangeran Abbash melihat Lila yang menjadi salah tingkah dengan muka tersipu - sipu malu malah jadi tertawa,     

"Kau sangat lucu Lila, Mengapa kau begitu pemalu? Selama ini kau belum pernah sekalipun berinisiatif mengajakku bercinta. Kau selalu duduk dengan manis dan menunggu sentuhanku. Mengapa kau tidak sekali - kali berinisiatif untuk mengajakku terlebih dahulu. Atau kau menggodaku ?" Kata Pangeran Abbash sambil mencubit pipi istrinya dengan gemas. Membuat Lila semakin memerah. Seakan warna apel merah telah berpindah ke pipinya.     

Lila semakin menundukkan kepalanya dan tangannya mendadak gemetar tetapi Ia masih bisa berkata kepada suaminya dengan lirih,     

"Aku malu. Aku tidak berani. Aku tidak bisa melakukan itu" Kata Lila sambil mengigigit bibirnya sendiri dan itu membuat Pangeran abbash menjadi gemas.     

"Kita ini sudah menjadi suami istri. Tidak boleh ada rasa malu diantara kita" Kata Pangeran Abbash. Lila menggelengkan kepalanya,     

"Yang Mulia,. Aku tidak bisa melakukan itu. Aku tidak berani" Kata Lila lagi. Lila memang sangat pemalu walaupun Ia pernah bekerja di Bar tetapi Ia memang hanya melayani para tamu dari luar. Ia banyak bekerja dengan menjadi penterjemah dan menamani karena kemampuannya berbahasa Inggris. Selain itu Lila sama sekali tidak memiliki kemampuan apa - apa. Terutama menggoda para lelaki.     

Pangeran Abbash jadi tersenyum, dari semua wanita yang pernah Ia sentuh hanya Lila yang paling pemalu tetapi itu malah membuatnya jadi gemas.     

"Tidak apa -apa. Kau malah semakin menggemaskan kalau sudah malu - malu seperti itu" Kata Pangeran Abbash lagi.     

Tetapi kemudian Pangeran Abbash melihat asistennya datang menghampiri dia. Melihat dari raut wajahnya Asistennya itu tampak membawa berita yang sangat penting. Setelah dekat, asistennya itu lalu membungkukkan badannya dan memberikan hormat,     

Pangeran Abbash lalu berbisik kepada Lila, 'Pergillah dulu. Aku ada pembicaraan penting" Kata Pangeran abbash kepada Lila. Lila menganggukkan kepalanya dan segera pergi ke ruangan pangeran Abbash.     

Pangeran Abbash kemudian berjalan menuju tempat yang aman untuk berbicara dengan asistennya. Pangeran Abbash menuju ruangan tempatnya bekerja, Dan Ia kemudian duduk di kursinya dan meminta asistennya untuk segera berbicara.     

"Bicaralah !" kata Pangeran Abbash. Asistennya itu menganggukan kepalanya dengan hormat lalu berkata perlahan.     

"Ini tentang Yang Mulia putri Mira" Kata Asistennya itu dengan perlahan seakan takut ada yang mendengar. Mata Pangeran abbash terbeliak,     

"Kau ada berita apa tentang adikku?' Kata Pangeran abbash dengan antusias.     

"Yang Mulia mohon untuk tenang. Agaknya rencana Yang Mulia untuk membawa pulang putri Mira ke kerajaan Zamron akan tidak terlaksana" kata Asistennya membuat pangeran Abbash mengerucutkan bibirnya.     

"Tetapi mengapa? ada apa?" kata  Pangeran Abbash penasaran.     

"Yang Mulia Pangeran Barry kelihatannya sudah turun tangan untuk mempertahankan kedudukan Yang Mulia Putri Mira untuk menjadi Ratu di Azura"     

"APAA ? Maksudmu adalah Kakakku sekarang sudah mengatur strategi agar Mira menjadi istri dari pangeran Nizam. ' Kata Pangeran Abbash dengan kepala yang langsung terasa pusing. Kalau sudah kakakknya turun tangan maka akan semakin sulit untuk menarik Putri Mira dari dalam harem. Pangeran Abbash mengepalkan kedua tangannya. Pantas saja ibunya tampak tenang dan tidak panik karena ada penjamin dari kakaknya.     

***     

Dear Reader     

Jangan lupa kiriman PS, komen dan Review-nya untuk novel "a prince's love"     

Dukungan Anda sangat berarti bagi saya. Berikan Review dengan bintangnya.  Jika Review mencapai 100 dan  PS di novel A Prince's Love minggu ini mencapai 500 maka saya akan update 2 kali perhari sampai hari minggu.     

Jika 1000 maka saya akan update 3 kali. Jika anda hanya memiliki PS satu maka vote saja A prince's Love jangan novel CSP. Jika anda berniat memberikan 3 PS untuk CSP maka berikan 2 untuk A Prince's Love dan satu untuk CSP. Jika 2 PS maka berikan satu - satu. Tanpa PS dan review Anda, novel saya tidak akan mendapatkan peringkat di Web Global.     

Terima kasih     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.