CINTA SEORANG PANGERAN

Nizam Akan Mengorbankan Ratu Zenita



Nizam Akan Mengorbankan Ratu Zenita

0Nizam jadi tidak enak hati. Ia kemudian berjalan perlahan mendekati adik tirinya itu. Tubuh Pangeran Thalal berdiri tegak menjulang. Badannya yang ramping tetapi berisi tampak sangat gagah dan tampan mengenakan jubahnya. jubah itu tampak berkibar tertiup angin.     

"Apakah kakak hendak mengorbakan ibundaku ?" Kata Pangeran Thalal tampak sangat tidak setuju ibunya akan pergi ke istana ayah mereka. Pangeran Thalal merasa bahwa mendekati ayahnya tanpa seizin ratu sabrina sama saja dengan mangundang maut. Anaknya sendiri bisa dicambuk sampai mau mati, apalagi terhadap orang lain.     

Nizam menelan ludahnya dengan muka sedikit pucat tetapi kedudukannya sebagai anak yang paling tua dimana kedudukannya ada di atas Pangeran Thalall membuat Nizam lalu merangkul adiknya dan mempersilahkannya untuk duduk.     

Untungnya Pangeran Thalal bukan orang yang kasar dan  pemarah walaupun hatinya sedang tidak nyaman. Bagaimana Pangeran Thalal mau nyaman kalau ibunya seakan - akan dikorbankan oleh kakaknya sendiri untuk menemani ayahnya.     

'Adikku, Pangeran Thalal. Pertama - tama kau harus ingat kalau Yang Mulia Raja Walid itu ayah kita. Ayah kandung kita " Kata Nizam memberikan penekanan kepada adiknya.     

Pangeran Thalal mengangkat alisnya masih dengan raut wajah yang tidak suka,     

"Tapi dia ibundaku. dan sekarang nyawanya terancam" Kata Pangeran Thalal dengan suara perlahan. Siapa yang tidak mengenal ketegasan Ibu kakaknya itu. Sudah berapa banyak orang yang terkena cambuknya. Dan Ratu Sabrina banyak memiliki orang yang sangat setia kepadanya. Ia juga memiliki banyak pendukung. Apalah arti ibundanya dibandingkan dengan ibundanya Nizam. Ibunya hanyalah serpihan debu di kaki ibu tirinya itu yang sekali usap maka akan hilang selamanya.     

Mata Pangeran Thalal jadi berkabut. Ia menghela nafasnya dengan sangat berat tetapi Nizam segera menepuk bahunya,     

"Jangan terlalu berlebih - lebihan. Ibundaku tidak sekejam itu" Kata Pangeran Thalal menenangkan hati Pangeran Thalal.     

"Tidak kejam ? Mau sekejam apa lagi? Ketika seorang ibu mencambuk anak kandungnya sampai setengah mati. Apakah itu bukan sangat kejam? Aku, seumur hidupku belum pernah di pukul ibundaku" Kata Pangeran Thalal membuat Nizam tertegun. Mendadak tenggorokannya terasa kering karena Ia tahu kalau Pangeran Thalal saat ini sedang kalut dan apapun yang akan dikatakan Nizam tidak akan membawa pengaruh banyak.     

Nizam menghembuskan nafasnya dan mencari tahu apakah Cynthia ada disekitar mereka. Karena ketika adiknya sedang dalam keadaan marah seperti itu maka yang bisa menenangkannya adalah hanya istrinya sendiri. Dan rupanya Tuhan menolong dirinya. Ia melihat Cynthia datang menghampiri mereka.     

Cynthia sebenarnya hanya akan menyajikan manisan buah - buahan untuk Nizam dan suaminya ketika dilihatnya wajah suaminya tampak keruh dan Nizam sedang salah tingkah. Cynthia langsung menyadari kalau telah terjadi sesuatu yang tidak benar di antara mereka.     

"Aku mencium sesuatu yang tidak benar di antara kalian. Apakah kalian sedang bermusuhan" Kata Cynthia sambil memberikan secangkir teh kepada Nizam dan kepada suaminya. Ia kemudian melambaikan tangannya dan menyuruh para pelayan untuk menyingkir dari mereka.  lalu Cynthia duduk dengan santainya diantara suami dan kakak iparnya.     

Para pelayan tampak mengerling ke arah majikannya. Itulah Cynthia, wanita dari Amerika yang sangat pemberani. Di Azura wanita tidak diperkenankan terlibat pembicaraan di antara laki - laki kecuali dia sudah meminta izin karena itu terlihat tidak sopan. Apalagi ini adalah kerajaan Azura yang adat istiadat dan budaya masih sangat kental.     

Tapi Nizam tampak malah senang melihat Cynthia ada di antara mereka sehingga Ia kemudian duduk dengan nyaman dan berkata dengan nada diplomatis.     

"Aku telah membuat adikku tersayang ini gundah hati. Bagaimana Aku bisa menenangkan suamimu yang sedang terluka ini, adik iparku ?" Kata Nizam kepada Cynthia. Cynthia malah mengangkat bahunya.     

"Apakah yang membuat suamiku yang tampan ini resah ? " Kata Cynthia kepada Pangeran Thalal. Tetapi Pangeran Thalal malah melengos ke samping. Mukanya masih cemberut. Cynthia segera bangun dari duduknya dan lalu duduk di pangkuan suaminya. Pangeran Thalal sangat terkejut dengan tingkah istrinya.     

Bagaimana bisa Cynthia melakukan ini kalau di depannya ada kakaknya yang sangat dia hormati. "Sst.. Cynthia apa yang kau lakukan ada kakakku di depan. Aku malu" Kata Pangeran Thalal sambil mencoba menurunkan Cynthia dari pangkuannya. Tapi Cynthia malah memeluk leher Pangeran Thalal dan berbisik,     

"Kau malu memangku di depan kakakmu tetapi kau malah memasang wajah tidak sopan begitu kepadanya. Ada apa? Apakah Nizam melakukan sesuatu kepadamu?" Kata Cynthia sambil mengerling ke arah Nizam yang sedang meminum tehnya.     

"Ini urusan kami, adik dan kakak..aku" Belum selesai Pangeran Thalal berkata. Cynthia sudah berdiri dan mengerucutkan bibirnya yang indah sambil mencebik.     

"Ok Fine.. ini urusan kalian. Apalah aku ini, hanya wanita yang tidak ada harganya" Kata Cynthia sambil hendak pergi. Tetapi melihat istrinya hendak pergi. Pangeran Thalal jadi ketakutan kalau Cynthia akan semakin marah. Ia tidak tahan kalau Cynthia marah. Tangan Pangeran Thalal bergerak cepat meraih tangan istrinya dan menariknya kembali hingga terjatuh ke pangkuannya.      

Nizam hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah mereka. Apalagi adiknya kemudian bercerita tentang ibundanya yang diminta untuk menemani raja Walid. Mata Cynthia melebar dan Ia kemudian melirik ke arah Nizam. Nizam mengangkat alisnya dan berkata,     

"Kau tahu pasti kalau Aku tidak mungkin akan mencelakakan ibundanya" Kata Nizam seakan minta pembelaan kepada adik iparnya itu. Cyntia menggelengkan kepalanya. Ia sudah mengenal Nizam bertahun - tahun dan apabila Ia memiliki suatu ide atau rencana maka semua akan baik - baik saja. Walaupun memang tindakannya kadang keterlaluan dan tidak bisa diterima dengan akal sehat.     

"Kau jangan membela kakakku" Kata Pangeran Thalal dengan tajam, Cynthia mendecakkan mulutnya dan berkata,     

"Aku tidak akan membelanya. Ia memang sudah sangat keterlaluan dengan mengorbankan ibumu walaupun sebenarnya Aku percaya kalau ibumu pasti bisa mengatasi semuanya. Lagipula ketakutanmu hanyalah sekedar ketakutan yang belum terbukti kebenarannya. Sedangkan kesehatan Ayahanda sudah jelas dipertaruhkan.     

Disini ibunda kita dan di sana Ayahanda kita. Kita tidak bisa memilih salah satu karena keduanya kita cintai. Tetapi Yang Mulia kenyataannya adalah jika kita harus memilih tentu saja pilihan kita itu harus terlihat proporsional. Kita harus mempertimbangkan mana yang sebenarnya memiliki prioritas utama" Kata Cynthia dan pangeran Thalal langsung menggelengkan kepalanya.     

"Aku memang mencintai keduanya tetapi walau bagaimanapun Aku sangat menyadari kalau Aku lebih dekat kepada ibundaku dibandingkan dengan ayahanda" Kata Pangeran Thalal dengan tegas. Cynthia kemudian melihat ke arah Nizam dan berkata,     

"Nizam.. Apakah maksud dari adikmu ini. Ia lebih suka melihat Ayahandamu menderita dibandingkan dengan ibundanya" Kata Cynthia memancing isi hati suaminya sendiri.     

"CYNTHIA! Hati - hati dengan mulutmu ! " Pangeran Thalal memekik kaget mendengar perkataan istirnya sendiri     

***     

Dear Reader, Jangan lupa untuk memasukan cerita Cinta  seorang Pangeran dalam bahasa Inggris di global ke dalam library Anda semua. Cukup search, A Prince's Love dan masukan ke dalam library atau pustaka. Oh ya jangan yang ada tulisan deletenya ya. Jangan lupa untuk meninggalkan komen dan memberikan PS. Dukungan Anda sangat berarti buat Author agar karyanya dapat diterima di negara lain.     

Terima kasih      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.