CINTA SEORANG PANGERAN

Rahasia Keluarga Yang Mulia Pangeran Nizam



Rahasia Keluarga Yang Mulia Pangeran Nizam

0Ternyata yang keluar adalah Jonathan, Wajah tampannya tampak tersenyum ramah kepadanya. Kulit coklatnya yang khas bule itu tampak bersinar membuat Jonathan semakin tampan. Rambutnya juga coklat pirang. Ia adalah orang bule yang sangat tampan. Sangat cocok bersanding dengan Arani yang dari segi fisik mereka hampir sama. Pria ini  sebenarnya tidak terlalu pandai berkelahi tetapi kedudukannya sebagai suami Arani membuat semua orang sangat menghormatinya. Melihatnya seperti melihat Arani langsung.      

Demikian juga dengan Amar, Ia langsung berdiri dan membungkuk penuh hormat sambil mengucapkan permintaan maaf. "Maafkan Aku. Aku tidak tahu kalau kau ada diruangan Arani" Kata Amar penuh hormat. Ia bahkan lebih hormat ke Jonathan daripada ke Arani.     

Jonathan menggerakan tangannya memberikan isyarat agar Amar tidak usah khwatir,     

"Tidak apa - apa. Ini bukan salahmu. Salahku tidak mengunci pintu. " Kata Jonathan sambil  tetap tersenyum manis kepada Amar.     

"Tetapi seharusnya Aku mengetuk dulu" Kata Amar lagi.     

"Ini kantor dan bukan kamar pribadi kami. Kalau kau menerobos masuk ke dalam kamar pribadi baru Aku akan marah tetapi kalau kantor itu adalah tempat bersama maka Kau tidak terlalu salah. Hanya saja kau pasti memiliki alasan untuk bertindak tidak sopan" Kata Jonathan sambil tetap ramah dan penuh pengertian.     

Amar terkejut mendengar dugaan Jonathan.     

"Da..darimana kau tahu Aku sedang ada perlu dengan Arani" kata Amar kepada Jonathan.     

"Kalau tidak apa perlu, mengapa kau menerobos. Sudah sana masuklah.. Arani menunggumu" Kata Jonathan sambil hendak pergi tetapi langkahnya terhenti karena Amar mencekal tangannya. Jonathan berdiri menunggu perkataan Amar,     

"Apakah dia marah kepadaku?" Kata Amar berbisik.     

"Apakah istriku begitu menakutkan?" Jonathan malah balik bertanya. Amar tertawa lirih.      

"Aku tidak mengatakan hal itu.."     

"Tidak. Aku sudah tahu kalau dia sangat menakutkan. Sebelum menjalani pernikahan dengan Arani, semua orang tidak pernah memandangku dengan hormat tetapi begitu Aku selesai bermalam dengan Arani semua orang langsung menghormatiku bahkan para penjaga tidak ada yang berani menatap mataku" kata Jonathan kepada Amar. Amar jadi terkehkeh mendengar perkataan Jonathan yang lucu.     

"Kau memang sangat lucu dan baik. Kau sangat layak menjadi suami  Arani. Aku mengagumi keterus teranganmu" Kata Amar, Jonathan menjadi ikut tertawa.     

"Masuklah.. dia baik - baik saja. Dia menunggumu membawa berita yang hebat" Kata Jonathan sambil pergi dan Amarpun segera melangkah masuk. Kali ini Ia mengetuk pintu terlebih dahulu. Dan menunggu Arani mempersilahkan masuk.      

Ragu - ragu Amar masuk ke dalam dan Ia melihat Arani sedang berdiri di depan mejanya dan menyender ke meja sambil menatap tajam ke arahnya. Amar mencoba tersenyum untuk mengusir kegalauannya.     

"A..aku minta maaf Arani karena telah menerobos masuk. Aku pikir kau sedang sendiri" kata Amar sambil cengengesan tapi Ia tetap waspada, Ia takut kalau tiba - tiba Arani menghajarnya. Tetapi Ia sedikit lega ketika Arani tetap tenang.     

"Katakan ada apa? Jika beritamu itu menarik maka Aku akan memaafkanmu tetapi jika tidak maka Aku akan menghajarmu sepuluh kali pukulan" kata Arani sambil memukulkan tinju kanannya ke telapak tangan kirinya. Amar langsung meraba tekuknya . Dihajar Arani sepuluh kali pukulan maka minimal akan ada tulangnya yang patah dan Amar langsung berharap kalau beritanya akan menarik hati Arani.     

"Aku dimintai oleh Yang Mulia Pangeran Nizam untuk memata - matai Yang Mulia Baginda Alwalid menemui ibudanya. Yang Mulia Ratu Sabrina" kata Amar kepada Arani dan Arani langsung merasakan dadanya berdebar kencang. Ia langsung duduk di kursi kerjanya. Tubuhnya terasa lemas dan Ia duduk agar tubuhnya dapat tertompang dengan baik.     

Selama ini Nizam melarang mereka untuk menyelidiki keadaan orang tuanya. Ia hanya diperbolehkan menyelidiki musuh - musuh Nizam dan bukan orang tuanya. Ketika Nizam meminta Amar menyelidiki Ayah dan ibunya pasti ini karena sesuatu yang serius.     

Amar tampak sedikit senang melihat Arani terkejut. Ia lega karena akan selamat dari hajaran sepuluh pukulan Arani. Amar duduk di kursi yang ada didepan Arani dan masih terdiam menunggu Arani berkata.     

"Lanjutkan ceritamu!" Katanya sambil meminum air di botol yang ada di depannya.      

"Aku sendiri tidak tahu mengapa disuruh memata - matai Raja dan Ratu sampai kemudian Aku mendengar Raja Walid tampak marah dan menampar wajah Ratu Sabrina." Amar terdiam ketika Arani tampak berteriak kaget.     

"Apa Kau bilang? Raja Walid ? Baginda Walid menampar Ratu Sabrina ? Apakah kau tidak sedang mengatakan lelucon ? Kau sungguh - sungguh dengan perkataanmu? " Kata Arani.     

"Apakah Aku akan mengatakan hal omong kosong tentang orang tua Yang Mulia Pangeran Kita?" Kata Amar sambil sedikit cemberut. Mana mungkin Ia berani mengatakan kebohongan tentang Raja dan Ratu orang tua Nizam.      

Arani menyadari kesalahannya dan Ia segera meminta maaf kepada Amar. "Maafkan Aku Amar. Lanjutkan ceritamu" Arani menjadi sangat penasaran dengan cerita Amar. Walaupun Ia sudah bisa menebaknya kalau Ratu Sabrina di tampar pasti gara - gara cambukan di tubuh Nizam.      

Arani langsung menghela nafas. Memang keterlaluan Ratu Sabrina ini, Anak sendiri dicambuk sampai terluka parah.     

"Ini karena cambukan itu" Kata Amar dan Arani menanggapinya dengan menganggukan kepalanya.     

"Aku sudah bisa menebaknya, ini pasti karena cambukan itu. Ayah mana yang tidak akan marah  melihat tubuh anak kesayangannya dicambuk seperti itu" Kata Arani sambil menggelengkan kepalanya.     

"Dan yang membuat Aku semakin heran adalah ratapan Yang Mulia setelah melihat Yang Mulia Baginda pergi meninggalkannya" Kata Amar kepada Arani.      

"Ratapan ? Apa ? " Tanya Arani lagi, sambil penasaran.     

Lalu Amar mengatakan semua ratapan Ratu Sabrina yang Ia dengar kepada Arani dan sekarang muka Arani yang pucat pasi. Mereka kemudian terdiam seperti sebuah kapal yang terombang - ambing di lautan lepas tanpa tahu ke arah mana mereka akan berlayar.     

Setelah beberapa lama kemudian Arani berkata kepada Amar,     

"Sekarang jelas sudah mengapa Yang Mulia tidak menginginkan kita menyelidiki keadaan keluarganya. Kondisi keluarga Yang Mulia sungguh misterius dan menakutkan. Yang Mulia tidak ingin terbongkar rahasia Ayahanda  dan ibunya."     

"Kau benar. Aku baru tahu mengapa Yang Mulia Ratu Sabrina tampak tidak pernah memandang dengan cinta kepada Yang Mulia Baginda" Kata Amar sambil menganggukkan kepalanya tetapi kemudian Arani bangkit dan memukul kepalanya Amar dengan telapak tangannya. Amar langsung mengaduh,     

"Aduh.. mengapa Aku dipukul?" Kata Amar sambil mengusap kepalanya yang dipukul Arani.      

"Mulutmu hati - hati! sejak kapan kau berani memandang wajah Ratu Sabrina? Ingin kucungkil matamu" Kata Arani sambil melotot. Amar langsung cengengesan dengan muka merah, "Bukan Aku yang berkata" Kata Amar     

"Lantas siapa ?"     

"Bastnah. Aku  mendengarnya saat Ia sedang bergosip"     

"Apa Kau senang bergosip juga?" Kata Arani sembil menggelengkan kepalanya dan  Amar tersenyum malu - malu.     

***     

Dear Reader, Jangan lupa untuk memasukan cerita Cinta  seorang Pangeran dalam bahasa Inggris di global ke dalam library Anda semua. Cukup search, A Prince's Love dan masukan ke dalam library atau pustaka. Oh ya jangan yang ada tulisan deletenya ya. Jangan lupa untuk meninggalkan komen dan memberikan PS. Dukungan Anda sangat berarti buat Author agar karyanya dapat diterima di negara lain.     

Terima kasih      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.