CINTA SEORANG PANGERAN

Alena Tidak Akan Bangun Dari Hipnotisnya



Alena Tidak Akan Bangun Dari Hipnotisnya

0Flash Back Saat Nizam Mencari Alena.     

Nizam menemui Chief Jeremy ditempat wisuda seperti yang sudah diceritakan waktu itu. Nizam memilih untuk mencari Alena terlebih dahulu dibandingkan dengan mencari Cynthia karena Nizam menganggap lebih berbahaya posisi Alena dibandingkan dengan Cynthia.     

Alena ada ditangan Pangeran Abbash dan Cynthia ada di tangan anak buah Pangeran Barry. Kemungkinan Cynthia meloloskan diri lebih besar dibandingkan dengan kemungkinan Alena. Karena Alena berada di tangan Pangeran Abbash. Pangeran itu sangat terobsesi dengan Alena dan paling parah dari semua pria yang pernah mencintai Alena.     

Selain itu Pangeran Abbash memiliki kemampuan kebatinan di luar manusia normal lainnya. Ia bisa memindahkan jiwanya sediri, Ia bisa menutup cakra seseorang dan Ia juga bisa menghipnotis orang lain. Pangeran Abbash juga memiliki ilmu penyamaran yang tidak diragukan lagi kemahirannya. Pangeran Abbash juga ahli strategi jadi jika Alena berada ditangannya maka posisinya seribu kali jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan posisi Cynthia di tangan orangnya Pangeran Barry.     

Nizam sangat percaya dengan kemampuan Cynthia untuk bisa meloloskan diri dari orang itu karena Cynthia pasti lebih cerdas dari siapapun. Bahkan dibandingkan dengan Arani masih jauh lebih cerdas Cynthia. Jadi dia menyuruh Arani untuk melacak keberadaan Cynthia sementara dia sendiri melacak keberadaan Alena.     

Nizam minta di antar ke kantor kepolisian bagian pengawas penegakan lalu lintas di Amerika. Ia juga meminta izin kepada Chief Jeremy untuk masuk mencari data ke dalam Sistem Real Time Crime center untuk menyelidiki proses pelarian Pangeran Abbash. Sistem itu adalah sistem yang disediakan untuk membantu detektif lapangan dalam menyelidiki kasus kejahatan. Sistem itu terintegrasi ke dalam 6000 CCTV dan pembaca plat nomor.     

Chief Jeremy dengan kekuasaan yang Ia miliki maka tidak memerlukan waktu yang lama, Ia dan Nizam sudah masuk ke dalam pusat datanya dan mulai menyelidiki tayangan cctv. Dimulai dari pelacakan plat nomor kendaraan yang dimiliki kendaraan Pangeran Abbash.     

Tetapi memang Pangeran Abbash bukan orang yang sangat bodoh. Ternyata Ia menggunakan nomor plat palsu pada nomor mobilnya. Sehingga ketika dilacak maka mobil itu jadi tidak terlacak. Dan Nizam bersama Chief Jeremy akhirnya mereka menyelidiki secara manual. Mereka langsung menelusuri dari tayangan CCTV yang ada di beberapa titik yang ada CCTV-nya.     

Nizam sampai menggunakan teori matematika peluang untuk menentukan jalan mana saja yang sekiranya di lalui oleh Pangeran Abbash. Banyaknya jalan di New York merupakan hambatan tersendiri untuk menelusuri perjalanan Pangeran Abbash sampai akhirnya mereka melihat pada tayangan CCTV mobil yang kendarai Pangeran Abash berhenti di Jalan Boulevard dan Mereka lalu melihat Pangeran Abbash berhenti dan pindah kendaraan menggunakan taksi.     

Pangeran Abbash berpikir bahwa cara itu adalah cerdas dengan mengganti kendaraan tetapi sayangnya Pangeran Abbash menggantinya dengan menggunakan taksi. Setiap taksi biasanya dilengkapi dengan alat pemantau, sehingga keberadaan mobil itu dapat dilacak melalui GPS.  Nizam segera dapat menelusuri keberadaan taksi itu dan Ia menemukan taksi itu berhenti di jalan Avenue. Tepat saat itu Ia melihat Ammar berada di jalan pada saat Pangeran Abbash naik taksi.     

Ammar tampak kebingungan untuk melacak taksi tersebut sehingga kemudian Nizam segera menghubungi dia memberitahukan arah taksi itu membawa Alena dan Pangeran Abbash. Nizam lalu bergerak menggunakan mobil milik Chief Jeremy dan meluncur sendiri tanpa pengawalan ke jalan yang di lalui Pangeran Abbash. Chief Jeremy sendiri memilih kembali menyelidiki teror yang terjadi di tempat wisuda. Chief Jeremy tadinya mengira kejadian ini dalangi para teroris radikal yang memang sengaja ingin memancing kerusuhan. Tetapi kemudian ternyata dugaannya salah setelah Nizam memberitahukannya bahwa ini di dalangi oleh Pangeran Barry dengan bantuan dari ayahnya Edward.     

Karena sudah tahu jalannya. Nizam tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke tempat Ammar mencari Pangeran Abbash. Nizam menjumpai Amar sedang berada di tempat penjualan pizza yang didatangi oleh Pangeran abbash dan dari pelayan yang diberi tip oleh Pangeran Abbash. Pangeran Abbash yang sangat tampan itu membuat siapapun tidak akan cepat melupakan Ia. Sehingga Kemudian si pelayan itu sangat lancar menceritakan semua tindak tanduk Pangeran Abbash beserta Alena.     

Dan Nizam langsung pucat pasi mendengar dari pelayan kalau Pangeran Abbash dan Alena mengaku sebagai suami istri. Bahkan Pangeran Abbash tampak sangat menyayangi Alena dan menyuapinya Pizza dengan penuh kelembutan membuat semua orang yang memandangnya menjadi iri.     

Amar berulang kali melirik ke arah Nizam yang tampak sangat emosi. Wajahnya begitu kelam dengan warna merah yang lebih mendekati ke arah hitam saking marahnya. Sebagaimana Alena, Kulit Nizam tidaklah berwarna putih tetapi lebih cenderung ke coklat sesuai dengan warna rambutnya.     

Kulit Nizam lebih mirip dengan kulit orang – orang suku pedalaman Indian. Nizam sangat gagah dan jantan. Ia berbanding terbalik dengan Pangeran Abbash yang cenderung cantik. Kalau Nizam lebih mirip seperti dewa – dewa Yunani maka Pangeran Abbash lebih mirip dewi – dewi dari Negri Tiongkok. Ketampanannya sangat sempurna di tunjang oleh kulit yang putih. Tentu saja hal ini sangat menarik perhatian orang – orang.     

Sehingga kemudian ketika Nizam bertanya kepada setiap orang yang Ia pikir berpapasan dengan Pangeran Abbash. Semua orang memberitahukan Nizam dengan sukarela. Sebenarnya orang Amerika adalah orang – orang yang cukup ramah kepada orang asing. Tetapi tetap saja ketika kita tidak kenal maka pembicaraan akan dijawab seperlunya saja atau tergantung dari tipe orangnya juga.     

Tetapi karena Nizam yang sangat menawan membuat mereka sukarela menjawab apapun pertanyaan Nziam. Bahkan mereka memancing – mancing Nizam untuk lebih lama berbincang – bincang dengan mereka. Hanya saja Nizam tidak minat melayani mereka. Ia sedang mencari Alena jadi tidak mungkin dia melayani orang – orang yang ingin mengobrol dengannya.     

Amar sampai menggelengkan kepalanya melihat orang – orang menjawab pertanyaan Nizam dengan antusias. Tidak seperti ketika Amar mencari informasi, orang - orang menjawabnya dengan acuh tak acuh. Wajah Amar yang sebenarnya cukup tampan tetapi ternyata di mata orang Amerika, Amar memiliki standar ketampanan yang biasa saja.     

Setelah menelusuri dengan banyak bertanya akhirnya dari sekian banyak hotel kecil di jalan ini. Petunjuk mengarah kepada hotel kecil. Nizam dan Amar langsung berlari masuk ke dalam hotel. Orang – orang di hotel itu tadinya bungkam ketika Nizam bertanya karena ini menyangkut privacy. Tetapi ketika Amar menyimpan pistol di meja resepsionis bersamaan dengan Nizam menyimpan kartu atm-nya yang sangat eksklusif membuat gadis resepsionis itu langsung memberitahukan keberadaan Pangeran Abbash dan Alena.     

Bahkan si pelayan yang tadi dimintai tolong oleh Pangeran Abbash langsung melaporkan semua yang dilihatnya di kamar. Amar dan Nizam berlari ke arah pintu kamar Pangeran Abbash dan Alena tetapi Amar tidak diperkenankan masuk ke dalam kamar apapun yang terjadi.     

Nizam tidak ingin ada kemungkinan terburuk yang dapat disaksikan oleh Amar. Ini adalah privacy dia, Pangeran Abbash dan Alena. Bayangan terburuk Nizam adalah Alena sedang dalam keadaan disentuh oleh Pangeran Abbash makanya Ia melarang Amar untuk ikut masuk.     

Dan kejadian selanjutnya adalah seperti yang sudah terjadi.     

Flash back selesai.     

Pangeran Abbash lalu tertawa lagi hingga darah lagi – lagi tersembur dari mulutnya. Nizam mengernyitkan keningnya lalu berkata, " Sebaiknya kau berhenti bicara sebelum kau kehabisan darah." Kata Nizam dengan suara dingin.     

"Aku benar – benar mengagumimu sekarang. Aku berani taruhan kalau Kau tetap berhati lurus dan selalu menjaga Alena di sisimu dengan baik maka dengan kecerdasanmu yang luar biasa kau akan menjadi seorang raja yang besar" Kata Pangeran Abbash. Nizam mendengus dan kembali berkata sedingin embun yang membeku.     

" Aku mau pergi. Kau tunggulah di sini sampai Chief Jeremy datang bersama anak buahnya" Kata Nizam sambil kemudian berdiri dan memangku Alena.     

"Apa kau tahu kalau Alena dalam keadaan terhipnotis. Dia tidak akan bangun kalau Aku tidak membangunkannya" Kata Pangeran Abbash dengan mata bersinar terang. Ia tampak sangat bahagia menyadari bahwa Alena masih dalam keadaan terhipnotis dan hanya dia yang bisa membangunkannya.     

Nizam tertegun, matanya melirik ke arah Pangeran Abbash yang tampak sumringah sekali wajahnya. Padahal dia sedang dalam keadaan terluka parah dalam jika dalam jangka waktu dua jam Ia tidak diberikan pertolongan maka Ia akan mati kehabisan darah. Nizam mengerutkan keningnya. Alena tidak akan bangun kalau tidak dibangunkan oleh Pangeran Abbash ?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.