CINTA SEORANG PANGERAN

Apakah Kau Membenci Kakakku



Apakah Kau Membenci Kakakku

0Lila mendorong tubuh Pangeran Abbash ketika merasakan cekalan tangan Pangeran Abbash mengendur dari tangannya. Pangeran Abbash  malah tersenyum melihat Lila mengusap - ngusap tangannya yang berbekas merah.     

"Mengapa kau keterlaluan sekali, kau malah akan membuat Aku dibenci oleh semua orang. Kau kan tahu kalau selama ini mereka menganggap kalau aku tidak pantas untukmu. Aku terlalu hina untukmu. aku ini bekas orang. " Kata Lila sambil cemberut. Pangeran Abbash malah kembali mencekal tangan Lila yang terlepas lalu menyeretnya ke sebuah pohon dan menekan tubuh Lila di pohon itu.     

Lila semakin meronta tetapi apa daya Pangeran Abbash malah semakin kuat menekannya. "Katakan, apakah kau ingin aku membunuh semua putri itu. Kau pikir aku tidak berani melakukannya? Para putri itu tidak ada harganya dimataku" Kata Pangeran Abbash.     

"Kau gila. Bisa serius tidak, Yang Mulia. Aku mohon.." Kata Lila sambil tetap berusaha melepaskan diri dari cengkraman suaminya.     

"Kau pikir Aku tidak serius ? Aku bisa membunuh siapa saja yang menyakitimu. Kau adalah istriku dan aku berhak serta wajib melindungimu. " Kata Pangeran Abbash sambil  mengusap pipi Lila dengan telunjuknnya. Menikmati kehalusan kulit pipi Lila yang seperti buah tomat itu. merah merona sangat menggiurkan bagi siapa saja yang melihatnya.     

"Mereka para putri dari keluarga terpandang bahkan ada yang dari kerajaan lain. Putri para tetua dan pejabat tinggi kerajaaan. Kalau kau membunuhnya maka para pejabat itu tidak akan tinggal diam, mereka semua akan memberi perhitungan denganmu. Aku tidak ingin ada kekerasan lagi. Aku cukup trauma ketika suamiku meninggal" Kata Lila sambil menghela nafas.     

"Aku bukan Edward yang tidak bisa berkelahi. Aku tidak akan tinggal diam jika ada musuh menghadang. Kau jangan takut Lila. Aku akan melindungimu" Kata Pangeran Abbash. Ia memeluk tubuh istrinya yang tampak sangat trauma.     

"Tidak Yang Mulia, Aku mohon kalau tidak sangat terpaksa jangan sampai membunuh orang. Aku adalah orang yang sangat merasakan bagaimana rasanya kehilangan itu. Aku kehilangan Ayah, kehilangan Ibu dan kehilangan suami. Aku hanya ingin hidup dengan damai" Air mata Lila tiba - tiba menetes tak tertahankan.     

"Aku tahu.. Sayangku. Aku akan bertindak hati - hati mulai sekarang. Tetapi berjanjilah Kau akan selalu di sisiku. Aku juga sebenarnya sudah lelah dengan kehidupan yang saling menyakiti. Seperti halnya dirimu, Aku juga ingin hidu nyaman. Aku berharap para tetua akan memanggil Kakakku Pangeran Barry untuk kembali menjadi putra mahkota. Dan kita akan pergi dari kerajaan ini.     

Kau tahu, Ibundaku selamanya tidak akan pernah mengakui dirimu sebagai menantunya. Di dalam kerajaan tidak pernah ada status janda yang menjadi istri Pangeran. Aku adalah yang pertama melakukannya" Kata Pangeran Abbash sambil tertawa dengan santai. Kemudian Ia melanjutkan lagi.     

"Dan yang terparah, Aku tidak mau menikah lagi dengan putri yang lain sehingga membuat Ibunda semakin marah "     

"Aku tidak keberatan kau menikah lagi. Menikahlah, terutama dengan Putri Cantika. Kau kan tahu Aku sudah tidak suci lagi bahkan Aku membawa anak yang bukan darah dagingmu sehingga Ibundamu semakin marah kepadaku. Aku sangat tahu diri. Aku bukan Putri Alena yang masih suci ketika Pangeran Nizam menikahinya. Aku bekas orang lain.     

Aku tidak ingin Mereka mengira Aku menghalangi Yang Mulia untuk menikah lagi. Seandainya posisiku seperti Putri Alena mungkin Aku masih berhak untuk menghalangi Yang Mulia menikah lagi tetapi Aku sama sekali tidak sepadan dengan Yang Mulia " Kata Lila dengan lembut.     

Muka Pangeran Abbash malah mengeras mendengar perkataan Lila, "Kau tahu Lila, Aku bukanlah pria suci. Mereka menutup mata terhadap apa yang telah Aku lakukan dulu. Ibundaku bukannya tidak tahu bagaimana rusaknya Aku dulu. Aku menyentuh siapa saja yang ingin ku sentuh dan Ibundaku membungkam siapa saja yang meminta pertangung jawabanku.      

Aku terlalu dimanjakan oleh semua orang, Semua kesalahanku di tutup - tutupi. Ini sangat keterlaluan. Mereka tahu Aku bejad tetapi mereka malah mencelamu hanya karena seorang janda padahal janda itu adalah wanita yang sama sucinya dengan yang masih gadis. Mereka bukannya tidak suci hanya sudah tidak gadis lagi. Tetapi mereka memberikannya kepada suami mereka jadi darimana tidak sucinya.     

Sedangkan Aku menyentuh para wanita tanpa ikatan pernikahan. Aku sudah berdosa besar. Ini sangat menyakiti hatiku. Aku tidak suka dengan ketidak adilan ini. Aku akan membawamu pergi dari sini kalau mereka memaksaku untuk menikah dengan putri yang lain. Aku muak dikelilingi banyak wanita. Apalagi kalau wanita itu jelas - jelas menginginkanku karena ketampananku atau kekayaanku.     

Wajah tampan ini bisa rusak dan harta bisa habis, kedudukanku juga bisa hilang setiap saat tetapi wanita yang setia di sisiku dalam kondisi apapun lebih berharga dari semua  itu. Dan Kau adalah wanita itu.     

Kau tahu Aku bukan pria yang lurus seperti lurusnya Pangeran Nizam. Dan kau juga tahu kalau Aku bukanlah pria yang lembut seperti Pangeran Thalal atau Pangeran yang romantis seperti Pangeran Husen. Aku juga tidak memiliki banyak cinta. Aku pria yang egois yang kekanak - kanakkan. Jadi Lila berhentilah untuk mengatakan omong kosong dan kebodohan seperti perkataan para putri itu.     

Kau harus tahu kalau yang beruntung itu bukanlah dirimu atas diriku tetapi Aku atas dirimu. Jadi hapus air matamu. Ayo kita ke Azura. Kau bisa berbicara dengan teman - temanmu dan Aku bisa melihat adikku" Kata Pangeran Abbash sambil menarik tangan Lila dan diajak pergi.     

"Tapi Aku takut kalau Ibunda tidak setuju. Mengapa Ibundamu tidak menengok Adik Yang Mulia. Putri Mira" Kata Lila sambil mengikuti Pangeran Abbash.     

"Ibundaku mungkin terlalu banyak memikirkan Kakak Barry. Aku bingung mengapa Ayahanda dan Ibunda tidak memanggil pulang Kakak Barry. "     

"Kejahatan Pangeran Barry mungkin sudah melampaui batas kesabaran mereka. Membuat keributan dan sampai banyak membunuh di Amerika termasuk suamiku sungguh kejahatan yang besar" Kata Lila dengan mata berkilat karena teringat suaminya yang mati terbunuh  di Amerika karena pangeran Barry.     

Tiba - tiba Pangeran Abbash menghentikan langkahnya dan Ia lalu berbalik menatap mata Lila.     

"Apakah Kau sangat membenci Kakakku? " Kata Pangeran Abbash kepada Lila. Yang ditanya malah menghela  nafas dan berkata lirih.     

"Kalau Aku mengatakan tidak apakah kau akan percaya?' Kata Lila kepada suaminya. Pangeran Abbash menggelengkan kepalanya dan berkata,     

"Terus terang saja Aku tidak percaya" Kata Pangeran Abbash kepada Lila dengan jujur. Lila tersenyum tipis dan menjawab,     

" Kakakmu membunuh suamiku, Suamiku mati di depan mataku sendiri ketika Anakku akan lahir ke dunia ini. Bagaimana Aku tidak sakit hati. Tetapi terus terang saja, kematian suamiku itu membukakan cinta suamiku yang sesungguhnya. Dia sampai kapanpun tidak akan bisa melupakan Putri Alena. Aku kasihan kalau seandainya dia tetapi hidup dan tinggal di sisiku. Ia akan tersiksa karena harus hidup dengan wanita yang tidak Ia cintainya. Sekarang Ia sudah tenang di alam sana" Kata Lila dengan lirih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.