CINTA SEORANG PANGERAN

Perbincangan



Perbincangan

0"Aku tidak akan lari dari apa yang telah Aku lakukan. Aku harap kau akan menjadi semakin bijaksana sebagaimana perubahan Putri Rheina.      

Putri yang biasanya judes dan menyebalkan itu sekarang menjadi sangat baik. Aku harap kamu juga akan berubah menjadi pribadi yang lebih bijaksana dan penyabar" Kata Cynthia dengan serius.     

Nizam mengangkat kedua bahunya. " Kau tidak akan pernah tahu betapa penyabarnya Aku" kata Nizam sambil mencebikkan bibirnya. Tapi Ia segera tersenyum manis ketika melihat Ratu Zenita tampak sudah menyadari kedatangannya.     

"Yang Mulia Pangeran Nizam". Kata Ratu Zenita sambil segera menghampiri menantu dan anak tirinya itu. " Ibunda Ratu Zenita.. betapa bahagianya Aku bertemu dengan Ibunda" kata Nizam sambil mengambil tangan Ratu Zenita lalu mencium punggung tangannya. Ratu Zenita yang sedang menggendong Pangeran Atha hendak mengusap kepala Nizam dan Cynthia dengan cepat mengambil anaknya dari tangan mertuanya.     

"Ibunda, Yang Mulia hendak berbicara dengan Ibunda." Kata Cynthia dengan hormat.     

Ratu Zenita tampak terkejut, "Ada apakah? "      

Nizam segera merangkul bahu ibu tirinya itu lalu mengajaknya berjalan menuju taman bagian dalam. Cynthia mengerti kalau Nizam ingin membicarakan sesuatu yang penting kepada ibu tirinya itu dan pasti ini sangat rahasia sehingga Nizam malah mengajak ibu tirinya pergi menjauhinya.     

Sehingga kemudian Cynthia segera membalikkan badannya dan pergi meninggalkan taman tempat berbicara Nizam dan mertuanya. Ia sama sekali tidak tersinggung dengan perlakuan Nizam karena memang dia sangat menghargai privasi orang lain.     

Ratu Zenita melihat ke arah CYnthia yang pergi sambil membawa Pangeran Atha. Diam - diam Ia sangat kagum dengan persahabatan diantara Nizam. Cynthia, Alena dan anaknya. Mereka berempat benar - benar sangat solid dan tampak akan saling mengorbankan nyawa satu sama lain.     

Tadinya Ratu Zenita masih berharap kalau Cynthia yang cerdas itu akan membantu anaknya untuk merebut kekuasaan dari tangan Nizam. Saat ini kedudukan Nizam sedang lemah. Ketidakmampuannya dalam mengatur Harem sangat mempengaruhi reputasi Nizam di kalangan masyarakat, istana dan bahkan kerajaan Aliansi lainnya.     

Kerajaan Aliansi yang memiliki para putrinya di dalam harem terlihat sangat resah karena berita kalau Nizam mengabaikan putri - putri mereka dan tidak memberikan kesempatan kepada mereka untuk memiliki keturunan dari Nizam. Sampai saat ini keturunan Nizam masih dua dan belum bertambah, padahal seharus dalam dua tahun, keturunan putra mahkota haruslah sudah banyak mengingat banyaknya putri di dalam harem.     

Tapi kenyataannya tidak seperti itu dan ini mengakibatkan hilangnya kepercayaan kepada kerajaan Azura. Banyak dari kalangan pembisnis di kerajaan Aliansi untuk menahan diri agar tidak berinvestasi dengan Azura karena menurunnya indeks saham perusahaan dari kerajaan tersebut.     

Setiap hari indeks saham perusahaan kerajaan terus menurun karena sentiman pasar yang negati. Beberapa perusahaan dari luar kerajaan bahkan sudah menarik invesinya karena takut akan mengalami kerugian yang terus menerus. '     

Selain karena sentimen negatif dari kalangan investor kerajaan Azura juga diperparah dengan birokrasi kepemerintahan yang bobrok.  Banyaknya korupsi, kolusi dan nepotisme menjadikan para pengusaha kerajaan Azura satu persatu bangkrut dan terpuruk. Itulah sebabnya perusahaan dari kerajaan Aliansi menahan diri untuk tidak berinvestasi bahkan menarik investasi yang sudah ada.     

Saat ini sebenarnya saat yang paling tepat untuk mengambil kedudukan putra mahkota dari tangan Nizam. Tetapi sayangnya Pangeran Thalal terlihat tidak ambisius untuk itui. Dan yang terparah adalah apa yang dilakukan oleh Cynthia dengan menyusui kedua anak Nizam.     

Punah sudah harapan Ratu Zenita melihat anaknya untuk menjadi raja karena perlakuan Cynthia kepada kedua anak Nizam. Menyusui kedua anak Nizam sama saja dengan menjadikan mereka anak kandung Cynthia dan Pangeran Thalal. Dan tidak mungkin Pangeran Thalal akan mengambil tahta dari ayah yang anaknya menjadi saudara sepersusuan anak Pangeran Thalal dan Cynthia.      

Ini sama saja merebut tahta dari anaknya sendiri. Cynthia jelas - jelas tidak bisa dipandang remeh. Ia sudah memperhitungkan semuanya dengan cermat. Kemampuan analisanya sangat tepat dan akurat. Setiap langkah Ia lakukan untuk melindungi Alena dan anak - anaknya. Dan itu membuat Ratu Zenita tidak berkutik.     

Ia memang berambisi tetapi ambisinya tidaklah sebesar ambisi Ratu Sabrina, apalagi keluarganya juga tidak sekuat keluarga Ratu Sabrina.    Jadi Ratu Zenita hanya bisa menyerahkan semuanya kepada takdir. Kedudukan Pangeran Thalal yang nantinya akan menjadi  perdana menteri bagi Nizam sanggup mengobati kekecewaan Ratu Sabrina.     

Setidaknya dengan menjadikan Pangeran Thalal perdana menteri, akan ada salah satu keluarganya yang memiliki kedudukan yang kuat di dalam istana kerajaan. Karena dengan menjadi perdana menteri anaknya tidak harus meninggalkan istana dan ibu kota kerajaan Azura seperti pangeran  lainnya.     

Apalagi Nizam juga sebenarnya sangat baik kepadanya. Diantara semua anak tirinya, Nizam memperlakukan Ratu Zenita seperti ibunya sendiri. Nizam sangat menghormatinya dan menyayanginya. Jadi ambisi Ratu Zenita benar - benar teredam. Tetapi entahlah kalau ada pemicunya lagi dikemudian hari.     

Nizam melirik sesaat ke arah Cynthia yang pergi  meninggalkan mereka. Ia kemudian mendudukan Ratu Zenita di kursi taman lalu Ia sendiri kemudian berlutut di depan ibu tirinya itu.     

Ratu Zenita sangat kaget melihat Nizam berlutut karena secara hieraki kedudukan Nizam sebagai putra mahkota adalah di atas dia. Nizam berada satu tingkat di bawah Raja Walid dan Ia hanyalah salah satu istri dari Raja Walid. yang bahkan kedudukannya di dalam kerajaan secara jabatan monarki di bawah kedudukan anaknya sendiri. karena anaknya adalah keturunan raja langsung.     

"Yang Mulia.. ada apa? tolong jangan berlaku seperti ini. Tidak baik di lihat orang. Karena seharusnya yang berlutut adalah Hamba dan bukan yang mulia" Kata Ratu Zenita sambil mengangkat bahu Nizam. Nizam menggelengkan kepalanya,     

"Tidak Ibunda Ratu Zenita. Anda adalah ibunda keduaku setelah Ibunda Ratu Sabrina. Kedudukan ibunda ada di atas diriku. Izinkan Aku untuk memberikan hormat" Kata Nizam sambil membungkukkan badannya.     

"Sudah.. sudah.. Aku sudah menerima hormatmu, sekarang bangunlah. Dan duduklah. Cepatlah ceritakan kepadaku. Apa yang sebenarnya terjadi" Kata Ratu Zenita sambil merobah gaya bicara formalnya.     

'Baik ibunda, terima kasih" Kata Nizam sambil berdiri dan kembali mendudukan ibu tirinya itu di kursi lalu ia duduk. Sebelum kemudian Ia bicara, Ia memberikan dulu ibu tirinya secangkir teh beraroma mint untuk menenangkan hati ibu tirinya.     

Nizam lalu meminum juga teh dicangkirnya yang memang sudah disediakan oleh para pelayanan. Ia mengatur nafasnya dulu dan berbicara,     

"Ini tentang Ayahanda " Kata Nizam membuat Ratu Zenita terkejut, mukanya langsung berubah pucat pasi tetapi kemudian merona merah. Nafasnya jadi terasa sesak karena udara yang memanas dengan cepat. Tetapi Ia masih bisa menjaga sikap di depan anak tirinya itu. Terlalu meperlihatkan rasa cinta kepada Raja Walid sangat tidak sopan terlebih di depan anak dari istri suaminya yang lain.     

***     

Dear Reader, Jangan lupa untuk memasukan cerita Cinta  seorang Pangeran dalam bahasa Inggris di global ke dalam library Anda semua. Cukup search, A Prince's Love dan masukan ke dalam library atau pustaka. Oh ya jangan yang ada tulisan deletenya ya. Jangan lupa untuk meninggalkan komen dan memberikan PS. Dukungan Anda sangat berarti buat Author agar karyanya dapat diterima di negara lain.     

Terima kasih      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.