CINTA SEORANG PANGERAN

Putri Cantika



Putri Cantika

0"Dia harus membiasakan diri untuk bersosialisasi dengan kami. Dia harus bisa menyesuaikan diri dengan suasana kerajaan bahkan dia harus bisa menerimakan jika suaminya adalah bukan miliknya sendiri. Kau harus menikahi dengan banyak wanita sebagai seorang putra mahkota" Kata Ratu Ariel sambil melirik ke arah Lila dengan judes dan Lila hanya menundukkan mukanya sebagai tanda Ia menghormati mertuanya itu. Ia bukannya tidak berani membantah perkataan dari orang - orang itu tetapi baginya tidak ada keluntungan kalau harus melawan api dengan api dan air dengan air bukanlah melawani api harus dengan air dan melawan air harus dengan api.     

"Sudah berulang kali Ananda mengatakan kepada Ibunda. Ananda tidak berniat menikahi wanita lain. Ananda bosan dengan wanita yang tahunya cuma bersolek dan menghina wanita lain.     

Ibunda tolonglah jangan bahas ini lagi. Ananda sudah bosan. Ananda bukan Kakak Barry yang bisa mengikuti semua perkataan Ibunda dan mau menikahi siapa saja yang sudah dijodohkan dengannya.     

Ananda mohon Ibunda. Ananda tidak tertarik dengan tahta kerajaan. Ananda tidak pernah mempelajari bagaimana menjadi seorang raja karena itu adalah tanggung jawab Kakak Barry.     

Jadi ibunda, kalau Ibunda menginginkan Ananda tetapi menjadi putra mahkota maka jangan terlalu mengatur Ananda. Ananda tidak ingin merantai kaki ananda sendiri terhadap segala macam aturan kerajaan yang terkadang membuat ananda sangat muak.     

Jikalau Ayahanda dan Ibunda sudah reda amarahnya segera tarik pulang Kakak Barry pulang dan kembali menduduki putra mahkota daripada sekarang Ia membuat keributan di kerajaan orang lain." Kata Pangeran Abbash sambil menarik tangan Lila dan mengajaknya pergi setelah Ia memberikan salam kepada ibundanya.     

Ratu Ariel tampak terkejut dengan kata - kata anaknya yang bagaikan peluru dari senapan. meluncur lurus ke depan tanpa bisa dihalangi oleh siapapun.     

"Apa maksud perkataan ananda" Kata Ibunya dengan wajah pucat.     

"Tidak Ibunda, jangan khawatir. Lanjutkan saja pestanya. Ananda mohon pamit hendak pergi ke kerajaan Azura. Ananda hendak bertemu dengan Kakak Mira. Apakah ibunda tidak merasa rindu dengan putri Ibudan itu? " Kata Pangeran Abbash  mengalihkan pembicaraannya.     

Ratu Ariel tampak sedih, "Ibunda tidak bisa berbuat apa - apa dengan takdir ini. Dia terperangkap di Azura" Kata ibunya sambil teringat dengan Putri Mira dan itu malah membuat Ia jadi melupakan Lila.     

"Ibunda sibuk dengan urusan ibunda sendiri sampai melupakan Kakak Mira. Kakak Mira hidup menderita di Azura. Ini  semua karena Ibunda membiarkan Kakak Mira menikah dengan Pangeran Nizam padahal pangeran Nizam tidak mencintainya. Sebaiknya ibunda. Ibunda datang ke Azura dan mengambil Putri Mira dari dalam Harem Pangeran Nizam" Kata Pangeran Abbash sambil tetap mencekal tangannya Lila seakan takut kehilangan Lila.     

"Sampai kapanpun Ibunda tidak akan melakukan itu. Ini menyangkut harga diri kakakmu. Menariknya pulang hanya akan menunjukkan kekalahannya. Dan dia dikalahkan oleh teman dari istrimu itu" Kata Ratu Ariel sambil menunjuk ke arah LIla.     

"Ibunda mulai lagi, sudahlah ibunda. Lihat para putri sedang menunggu Ibunda untuk memulai pestanya. Ananda mohon pamit untuk pergi ke Azura. " Kata Pangeran Abbash sambil membungkukkan badannya dan memberikan hormat kepada ibundanya. Dan berjalan  sambil menggandeng Lila.     

Ratu Ariel menarik nafas panjang dengan resah. Dari ketiga anaknya dari kecil yang paling banyak membantah adalah Pangeran Abbash tetapi karena wajahnya yang sangat manis dan tampan membuat apapun kesalahannya selalu di maafkan.     

Tetapi sekarang Ratu Ariel menyesal telah sangat memanjakan Pangeran Abbash karena  Pangeran abbash banyak membantah perkataannya. Seandainya dulu Ia bersikap tegas mungkin hal ini tidak akan terjadi.     

Ratu Ariel berhenti menatap punggung anak dan menantunya setelah Ia dihampiri oleh Putri Cantika yang memberikan hormatnya.     

"Yang Mulai tidak usah khawatir semua akan berjalan baik - baik saja. Hamba akan berusaha untuk menjadikan Pangeran Abbash sebagai suami ananda' Kata Putri Cantika penuh rasa percaya diri.     

"Aku sangat ingin mempercayai hal ini dan benar - benar ingin hal ini terjadi. Kau menjadi istri dari anakku. Anakku sudah banyak berpetualang seharusnya Ia sekarang sudah kembali ke jalan yang benar. Siapa sangka Ia malah menikahi seorang janda beranak satu." Kata Ratu Ariel.     

"Yang Mulia tidak usah khawatir. Hamba yakin sebenarnya Yang Mulia Pangeran Abbash tidak mecintai wanita itu. Wanita itu pasti sudah menggodanya habis - habisan. Jadi suatu hari nanti pasti akan meninggalkan wanita itu"     

"Aku sangat berharap ini akan terjadi. Aku bingung bagaimana menjadikannya seorang ratu kalau anak yang Ia miliki bukanlah darah daging anakku. Dia bukanlah keturunan asli Azura. Dan ini tidak boleh terjadi. Jangan sampai Anakku akan menjadikan anak itu sebagai pengganti dirinya kelak. Dan Dinasti Sultan Mahmud akan terputus di tangan anakkku Pangeran Abbash" Kata Ratu Ariel sambil menghela nafas.     

"Makanya izikan Hamba untuk menyingkirkan wanita itu dari kerajaan" Kata Putri Cantika sambil berbisik kepada Ratu Ariel dan Ratu Ariel sangat terkejut mendengarnya.     

"Tapi Anakku sangat mencintanyai. Aku hapal benar siapa anakku. Kalau Ia sudah memiliki sesuatu maka Ia tidak akan melepaskannya begitu saja kecuali Ia yang melepaskannya sendiri"     

"Maka dari itu, ijinkan hamba untuk melakukannya" Kata Putri Cantika dengan penuh harap.     

"Baiklah.. lakukan saja apa yang kamu mau yang penting anakku selamat dari pernikahan mereka. Aku harap rencana ini jangan sampai gagal" Kata Ratu Ariel tampak sudah pasrah sehingga menerima bantuan Putri Cantika.     

Putri Cantika tampak sangat senang dan Ia berusaha keras menyingkirikan Lila daripada Ia harus membiarkan Pangeran Barry kembali ke kerajaan Zamron. Jika Pangeran Barry kembali ke kerajaan Zamron dan meminta kembali  kedudukannya sebagai putra mahkota atau tepatnya Ia meminta hak nya kembali. Maka punahlah cita - citanya untuk menjadi Ratu Kerajaan Zamron.     

Putri Cantika sangat tidak ingin menjadi istri Pangeran Barry yang terkenal karena kekejamannya. ia sungguh lebih kejam daripada Pangeran Abbash. Ia juga sama buayanya dengan adiknya cuma Pangeran Barry menikahi mereka dan tidak sembarang mengobral cinta palsu seperti adiknya. Pangeran Bary sering melakukan tindakan kekerasan kepada istri - istrinya sehingga walaupun Ia adalah putra mahkota tetapi Putri Cantika sama sekali tidak berminat jadi istrinya.     

Jadi memang jalan satu - satunya adalah Ia harus menyingkirkan Lila dari kehidupan Pangeran Abbash. Putri Cantika tersenyum Ia sudah mendapatkan izin dari Ratu Ariel. Ia tinggal meminta bantuan teman - temannya untuk menyingkirkan Lila. Ini harus cepat melakukan  agar tidak terlambat.  Kalau sudah Pangeran Barry kembali ke istana dan jabatannya dikembalikan maka Putri Cantika pasti akan terlambat.     

Putri Cantika tampak teringat sesuatu dan Ia menjadi sangat berwibawa ketika berbicara kepada Ibunya Pangeran Abbash.     

"Yang Mulia harus yakin kalau semua akan berakhir dan kembali berjalan sebagai mestinya." Kata Putri Cantika  bernada optimis     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.