CINTA SEORANG PANGERAN

Semoga Yang Mulia Nizam, Panjang Umurnya



Semoga Yang Mulia Nizam, Panjang Umurnya

0Amrita begitu terkejut ketika kemudian datang beberapa pelayan dan mendandaninya dengan pakaian pengantin miliknya sendiri. Di dalam kamar Pangeran Husen dia didandani dengan cepat karena semua sudah menunggu kedatangannya. Air matanya yang berderai segera di hapus oleh pelayan yang sedang meriasnya.     

"Yang Mulia, Tuan Putri mohon jangan menangis lagi. Riasannya nanti tidak akan menempel " Kata Si Pelayan itu dengan takut - takut. Amrita biasanya akan marah jika ada pelayan yang berani berkata seperti ini kepadanya.     

Di tangannya semua benda bisa jadi senjata dan Ia bisa membunuh siapapun hanya dengan menjentikan jarinya. Hatinya sangat keras karena dia bersama Pangeran Abbash menjelajahi benua untuk membunuh siapa saja yang menghalangi jalannya Pangeran Barry. Tetapi Ia tidak melakukan semua itu untuk Pangeran Barry, Ia melakukannya untuk Pangeran Abbash.     

Ia menghambakan seluruh hidupnya untuk Pangeran Abbash. Ia sangat mencintai Pangeran Abbash sampai ke lubuk hatinya yang terdalam. dan Amrita sama sekali tidak ingin menikahi siapapun kalau tidak menikah dengan Pangeran Abbash tetapi ketika Pangeran Abbash mengkhianatinya. Amrita sama sekali tidak berharap akan jatuh cinta lagi.     

Bahkan ketika kemudian Pangeran Husen melamarnya, Ia masih ragu - ragu dengan perasaan cintanya. Wajah Pangeran Abbash yang sangat tampan itu masih terus berputar - putar di kepalanya. Ketika Ia mempersiapkan pernikahannya dan kemudian Pangeran Abbash datang bersama Lila. Hati Amrita semakin tersayat.     

Amrita sama sekali tidak ingin mendatangi istana walaupun hanya sekedar menghadiri pesta penyambutan Pangeran Abbash dan penobatannya sebagai putra mahkota untuk menggantikan Pangeran Barry.     

Ini terlampau menyakitkan dan membuat Amrita sangat berharap kalau pesta pernikahannya dipercepat. Tetapi apa daya Pangeran Azura berkabung karena peristiwa pengkhianatan Jendral Imran dan meninggalnya Putri Kumari. Pernikahannyapun di tunda. Amrita sangat kecewa tetapi Ia tidak berdaya. Karena Pangeran Husen tidak boleh meninggalkan istana Azura ketika Kerajaan Azura bersitegang dengan Kerajaan Rajna.     

Terlalu berbahaya bagi Pangeran Husen untuk bepergian keluar dari Kerajaan Azura sehingga Amrita hanya bisa menunggu di kediaman orang tuanya. Amrita tidak merasakan perasaan apapun selain rasa keterpaksaan bersama Pangeran Husen. Amrita memang bersedia menikah dengan Pangeran Husen tetapi bukan berarti dia sudah mencintainya. Luka di dalam dadanya begitu amat dalam karena ditinggalkan menikah oleh Pangeran Abbash.     

Tetapi Ia berharap banyak pangeran Husen akan segera menikahinya dan membawanya pergi dari Kerajaan Zamron. Ia tidak ingin melihat Pangeran Abbash yang hidup berbahagia dengan Lila. Ini terlalu menyakitkan baginya. Namun harapannya itu langsung hancur berantakan dengan berita yang Ia dengar dari Kerjaan Rajna. Pangeran Husen akan menikahi Putri Avantika.     

Ini bukan tentang cinta tetapi rasa cemburu yang datang terlebih dahulu dari rasa cinta. Begitu Ia mendengar berita pernikahan Pangeran Husen, Amrita bagaikan terpanggang bara api. Ada bagian dari hatinya yang seakan hilang terenggut keluar karena mengetahui bahwa Ia telah ditinggalkan kembali.     

Sesungguhnya Amrita adalah wanita yang lahir di kerajaan Aliansi dimana Ia terbiasa jika seorang suami memiliki istri lebih dari satu. Bukankah sekarang juga Pangeran Husen sudah memiliki istri pada saat akan menikahinya. Ia juga sebenarnya tidak keberatan Pangeran Husen memiliki istri berapapun. Amrita hanya merasa akan ditinggalkan karena Pangeran Husen belum menikahinya dan Ia malah akan menikahi wanita lain.     

Amrita menyelinap pergi dari rumah kediamannya dan bahkan Ia mengendarai motor hanya untuk pergi ke Kerajaan Rajna yang memang berbatasn juga dengan kerajaan Zamron. Amrita sengaja tidak memilih naik pesawat karena terlalu mencolok. Naik motor adalah yang paling memungkinkan dia segera dapat pergi ke kerajaan Rajna.     

Amrita sengaja memanfaatkan masuknya perias dari Pangeran Husen karena itulah satu - satunya kesempatan Ia dapat masuk ke dalam kamar Pangeran Husen yang dijaga dua puluh empat jam oleh para pengawal dan oleh Maya. Itu juga yang menyebabkan Nizam berhitung dengan waktu sebelum Ia datang ke kamar Pangeran Husen.     

Sungguh Amrita sangat beruntung dan merasa bersyukur Nizam datang tepat pada waktunya. Di saat Ia akan membunuh Pangeran Husen dan lalu bunuh diri, Nizam datang mencegahnya dan sekarang Ia baru tahu kalau Nizam juga mengupayakan kalau Ia dapat dinikahi juga bersamaan dengan Putri Avantika.      

Kebahagiaan mana lagi yang dapat Ia terima selain kebahagiaan yang diberikan Nizam kepadanya. Ia dapat tinggal di kerajaan Rajna bersama suaminya. Ia akan mendampingin Pangeran Husen menjadi Raja di kerajaan Rajna. Ia tidak keberatan tidak menjadi ratu utama. Baginya ada di sisi Pangeran Husen dan tidak pernah melihat Pangeran Abbash lagi sudah merupakan suatu keberkahan sendiri.     

Amrita tidak tahu apa yang dilakukan Nizam untuk meyakinkan Raja Alimudin sehingga bersedia menikahkan anaknya bersama dengan dirinya juga. Sungguh Nizam itu sangat jago berdiplomasi. Ia berharap Nizam akan panjang umur dengan memberikannya kebagiaan kepada dirinya dan Pangeran Husen.      

Sehingga kemudian ketika Ia mendengar pelayan itu mengatakan hal yang sebenarnya bisa membangkitkan amarahnya karena memang kesannya seperti memerintah tetapi Amrita menanggapinya dengan senyum, Ia segera menghentikan tangisannya dan mulai bekerja sama dengan penata riasnya.     

Tidak lama kemudian Amrita sudah tampil begitu cantik dengan kulit putihnya sebagaimana kebanyakan kulit dari rakyat kerajaan Zamron. Para penata Rias yang memang berasal dari kerajaan Rajna tampak takjub dengan hasil kerjanya. mereka sebenarnya terbiasa merias para wanita yang berkulit hitam tetapi kini yang mereka rias adalah wanita yang berkulit puih sehingga mereka sangat senang dengan keberhasilan merias Amrita.     

Tidak lama kemudian Amrita segera berjalan menuju ruangan pernikahan, Ia diikuti beberapa pelayan dari kerajaan Rajna, Ketika Ia memasuki ruangan tempat akad berlangsung Ia melihat Ayahnya dan Raja Alimudin sudah duduk berdampingan dengan Pangeran Husen berada di depannya. Nizam sendiri duduk di samping penghulu. Ia akan menjadi saksi pernikahan mereka.     

Ratu Aura juga hadir untuk pernikahan anaknya tampak senang sekali. Ia duduk bersama ibunya Amrita dan Ibunya Putri Avantika. Istrinya Raja Alimudin yang sedang berduka tampak lebih berseri dibandingkan kemarin. Ia senang dan lega sekarang Kerajaan Rajna memiliki seorang menantu yang akan memerintah kerajaan Rajna.      

Dan Amrita kemudian masuk ke dalam ruangan yang khusus untuk penempatan Pangantin Wanita. Ia melihat Putri Avantika sedang duduk dan ketika Amrita datang seseorang tampak berbisik di telinganya memberitahukan bahwa Amrita datang.      

Putri Avantika segera berdiri, sebagai seorang putri yang belajar bertata krama sejak kecil Ia memahami etikanya bahwa Amrita usianya di atas dirinya karena Umurnya baru saja tujuh belas tahun dibandingkan dengan Amrita jauh di atas dirinya.     

Putri Avantika segera membungkukkan badannya memberikan hormat kepada Amrita dan Amrita segera memegang bahunya untuk melarang Putri Avantika melakukan itu. Putri Avantika adalah seorang putri mahkota sementara Ia hanyalah istri pendamping maka sudah seharusnya Ia memberikan hormatnya kepada Putri Avantika.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.