CINTA SEORANG PANGERAN

Penerimaan Alena Terhadap Putri Kumari



Penerimaan Alena Terhadap Putri Kumari

0"Aku sebenarnya tidak keberatan kalau harus berbagi Nizam denganmu. Ku pikir Kau seribu kali lebih layak menjadi istri Nizam dibandingkan putri kampret itu " Kata Alena dengan mata berbinar.     

"Putri Kampret ?? " Kata Putri Kumari sambil mengerutkan keningnya. Alena tertawa terbahak - bahak melihat Putri Kumari kebingungan.     

"Putri Rheina itu, Dia sangat kampret. Dia tidak pernah memandangku sebagai manusia. Hanya karena Aku bukan seorang putri seperti dirinya atau dirimu. Dia mengintimidasiku sejak Aku datang ke sini. Aku tidak mengerti mengapa padahal Aku sadar diri kalau Aku hanyalah istri kedua dan dia istri pertama." Kata Alena sambil menjelaskan kepada Putri Kumari.     

Putri Kumari langsung menganggukkan kepalanya, matanya berbinar karena sangat bahagia. Kata - kata Alena sekaligus pengakuan kalau Ia memang diterima menjadi istri Nizam minimal di hati Alena. Karena kalau di hati Nizam agaknya Ia harus berjuang lebih keras lagi.     

Walaupun Nizam tadi mencium keningnya tetapi tidak ada getaran yang Ia rasakan dari Nizam dan padangan Nizam lebih tampak pandangan menyelidikinya dari pada mengaguminya. Tatapan Nizam persis seperti tatapan mata Cynthia. Ini sangat berbeda dengan tatapan mata Alena yang memandangnya dengan penuh kekaguman.     

Walaupun begitu pengakuan Alena terhadap dirinya sudah dirasakan lebih dari cukup sebagai aksi permulaan. Putri Kumari berusaha mengabaikan sikap Cynthia kepadanya. Ia merasakan bahwa Cynthia begitu mencurigainya dan Cynthi bersikap tidak ramah kepadanya.      

Padahal Putri Kumari sudah berusaha memberikan yang terbaik bagi Alena. Ia mencoba untuk menjadi istri Nizam dengan mendekati istri kesayangannya dulu. Putri Kumari berharap dengan mendapatkan hati Alena maka akan memperlancar usahanya untuk menjadi istri Nizam.     

Putri Kumari merasa tidak sedang berebut dengan Alena seperti Putri Rheina yang begitu menganggap Alena sebagai pesaingnya. Putri Kumari hanya ingin mendapatkan haknya sebagai istri. Ia ingin mewujudkan cita - cita orangtuanya yaitu menyatukan Kerajaan Rajna dan Azura seandainya Ayahnya tidak memiliki seorang putra. Dan sampai saat ini Ayahnya masih belum memiliki satu putrapun.     

Ayahnya hanya memiliki sepuluh istri karena keterbatasannya sebagai seorang pria dan dari sepuluh istri itu, Ayahnya hanya memiliki lima anak dan itupun wanita semua. Sungguh sebagai Raja ayahnya kurang beruntung dalam memiliki keturunan.      

Ketika Ibunya mengandung dirinya, Ayahnya berharap bahwa anak yang dikandung ibunya adalah laki - laki sehingga Ia memiliki calon penerus tahta. Tetapi ketika terlahir wanita Ayahnya tetap menyayanginya. Hanya saja karena dia sudah terlanjur berharap bahwa yang lahir adalah laki - laki maka Ayahnya mendidik dia dengan keras seperti seorang laki - laki.     

Putri Kumari sejak kecil sudah diajarkan cara menunggang kuda, memegang senjata dan mempelajari tentang kenegaraan, Putri Kumari mempelajari ilmu beladiri dari umur tiga tahun. Dan Ia dibiarkan besar di alam terbuka dengan pengawalan ketat. Ia memang tidak boleh keluar dengan bebas tetapi Ia dibesarkan di istana yang terletak di tepi hutan dan bukan di tengah kota. Ia ke istana kota hanya apabila ada perayaan besar atau memang diperlukan.     

Ketika Ayahnya mengajarkan dia tentang hal - hal yang maskulin maka Ibunya tidak tinggal diam. Ia tidak rela suaminya mengubah anaknya menjadi seorang laki - laki. Jadi ketika ada jeda waktu latihan ilmu beladiri atau perang. Ibunya mengajarkan dia tentang hal - hal yang berbau kewanitaan.     

Putri Kumari tetap harus bisa berdandan,, memasak, menari, menjahit dan bertingkah feminin. Termasuk berjalan atau bersikap. Dalam menari Ia juga tidak kalah seperti putri lainnya. Walaupun memang tidak semahir Putri Rheina tetapi tetap saja Ia memiliki keterampilan menari yang lebih dari wanita biasa.     

Putri Kumari kemudian berkata kepada Alena, " Yang Mulia Putri Alena tidak usah khawatir, Saya akan menjadi tameng bagi Yang Mulia Putri untuk melawan Putri Rheina " kata Putri Kumari sambil membungkukkan badannya.     

Cynthia mendecih dengan sebal, Ia lalu berkata, " Hati - hati saja jangan sampai kau pagar makan tanaman. Kau membela Alena saat ini tetapi di hari kemudian kau mencelakainya" Kata Cynthia.      

Putri Kumari membungkuk semakin dalam, "Saya mana berani bersikap seperti itu" Kata Putri Kumari dengan wajah bersungguh - sungguh. Dan Alena kemudian berkata,     

"Ya..d ia benar Cynthia. Aku tidak melihat ada kejahatan di matanya. Ia sangat baik kepadaku. Aku ingin dia menjadi sahabatku di dalam harem" Kata Alena membela Putri Kumari. Cynthia mengangkat kedua bahunya sambil menggandeng Alena berjalan menuju pintu keluar,     

"Itu karena kau memang sangat baik hati dan polos. Aku harap kau tidak akan dimanfaatkan orang karena terlalu polos" Kata Cynthia sambil merangkul bahu Alena.     

Alena melirik ke belakang ke arah Putri Kumari yang masih menundukan kepalanya penuh rasa hormat.     

"Dia sangat baik Cynthia dan masih sangat muda. Umurnya di bawah kita. Masa Ia begitu jahat. Kau terlalu berlebih - lebihan" Kata Alena.     

"Aku tidak suka dia mencoba menjadi istri Nizam ' Kata Cynthia. Ia sangat tidak rela Alena di duakan cintanya oleh Nizam. Ia yang bertanggung jawab karena mendekatkan Nizam dengan Alena. Jadi sampai kapanpun Cynthia berharap dan akan berusaha untuk menjadikan Alena satu - satunya di dalam hidup Nizam.     

Alena malah mengerutkan keningnya, " Tetapi dia memang istri Nizam. Jadi bagaimana bisa kau mengatakan dia mencoba kalau pada kenyataannya dia adalah istri Nizam ' Kata Alena dengan nada pahit. Ada selapis rasa cemburu yang mengurung hatinya tetapi Alena sudah berusaha tegar untuk menerima kenyataan bahwa suaminya memang beristri lebih dari satu.     

Ia adalah istri raja dari kerajaan Aliansi. Dan dari awal Nizam sudah mengatakan kalau Ia bukan lah istri satu - satunya jadi kalau sampai Alena merasa bahwa Nizam mengkhianatinya dengan beristri banyak maka Alena sudah menjadi istri yang dzolim kepada Nizam.     

Alena bukanlah istri yang jahat yang sudah merebut Nizam dari para wanita yang jelas - jelas memang secara adat sudah menjadi istri Nizam. Walaupun Nizam berusaha akan membubarkan Harem tetapi tentunya tidak semudah itu. Dan Alena tidak mau menutup mata dengan harapan kosong yang nantinya akan menyakitinya. Mencoba menerimakan takdir yang datang kepadanya adalah seribu kali lebih baik dari pada menyingkirkan para istri Nizam lainnya dengan kekerasan.     

Apakah Alena merasa cemburu ? Tentu saja Ia merasa sangat cemburu. Tetapi cemburu tidak harus lantas mengubah wanita menjadi orang jahat. Tetapi Cynthia tidak seperti itu terhadap Alena. Cynthia sendiri sudah tahu seperti apa resikonya menjadi istri dari Pangeran dikerajaan Aliansi.     

Cynthia sendiri sebenarnya sudah mempersiapkan dirinya jika sewaktu - waktu Pangeran Thalal akan menikah lagi tetapi Ia tetapi tidak rela kalau Alena yang akan diduakan. Alena dan Nizam harus tetap menjadi pasangan yang saling memiliki tanpa ada yang menyusup diantara mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.