CINTA SEORANG PANGERAN

Kepanikan Putri Alicya



Kepanikan Putri Alicya

0Putri Kumari yang ditampar begitu keras langsung merasakan pipinya yang mulus halus bagaikan pualam hitam itu terasa panas. Tetapi Ia sama sekali tidak mengaduh. Wajahnya sempat terpaling karena tamparan itu tetapi dengan gaya yang sangat anggun dan menawan bagaikan seorang foto model kelas dunia yang sedang bergaya Putri Kumari memalingkan wajahnya kembali.     

Ia lalu tersenyum memamerkan giginya yang berderet putih bersinar sangat kontras dengan warna kulitnya. Putri Kumari mengangkat alisnya yang tebal bagikan semut beriring. Lalu sebelum para penjaga berhasil meraih tangannya. Ia sudah melayangkan tangannya sebanyak dua kali.     

"Plak..Plak " Kiri dan kanan bolak balik.     

"Ach.." Putri Alicya yang teramat sangat terkejut sampai berteriak sambil menutup mulutnya. Ia langsung gemetar ketakutan.     

Bahkan Putri Rheina yang tidak menyangka Ia akan balas ditampar bahkan sampai ditampar dua kali hanya bisa terpaku dengan mulut ternganga.     

Tidak cukup hanya menampar tetapi Putri Kumari bahkan mendorong dada Putri Rheina dengan keras.     

"Dengarkan baik – baik ! Aku Putri Kumari dari Kerajaan Rajna tidak pernah takut apapun. Aku tidak pernah mencari lawan tetapi jika ada yang menantang Aku tidak akan mundur selangkahpun. Bagiku kehormatanku lebih berharga dari nyawaku. Aku tidak mau ditindas siapapun termasuk oleh dirimu. Aku datang kesini sebagai kehormatan dari kedua orang tuaku. Aku dikirim ke sini sebagai tanda bakti kerajaanku untuk kerajaan Azura.     

Jadi jangan sekali – kali kau berani menggangguku karena Aku akan membalasnya dua kali lipat. Paham !! " Kata Putri Kumari dengan kejam. Para Penjaga wanita itu langsung berdiri terkesiap menyaksikan pipi putri Rheina yang memerah dengan gambar telapak tangan Putri Kumari. Sementara itu karena kulit Putri Kumari berwarna hitam maka telapak tangan Putri Rheina tidak tergambar.     

Putri Rheina langsung menjerit histeris setelah hilang rasa terkejutnya. Suara jeritannya langsung terdengar menggema ke semua ruangan.     

"Kau wanita setan... Berani benar menamparku. Jangan mentang – mentang kau begitu cantik. Aku tidak perduli kalau kau mempesonakan orang dengan kecantikanmu. Aku tidak mau disaingi oleh siapapun " Kata Putri Rheina sambil balas mendorong. Ia lalu hendak mencakar wajah cantik dihadapanya itu tetapi para penjaga langsung mencekal tangannya.     

"Ampuni hamba Yang Mulia. Tetapi tolong jangan ada kekerasan dan keributan. Putri Mira sangat memerlukan ketenangan. Mari kita selesaikan masalah ini dengan baik – baik" Kata penjaga itu. Putri Rheina malah semakin mengamuk mendengar kata – kata penjaga yang seakan – akan tidak berpihak kepadanya.     

"Aku belum pernah merasa terhina seumur hidupku. Aku ingin Putri Kumari di hukum. Hukum dia seberat – beratnya. Dia sudah menamparku. Bagaimana mungkin seorang selir menampar seorang istri dari Pangeran Putra Mahkota" Teriak putri Rheina histeris. Suaranya meraung – raung menakutkan. Dan itu terdengar jelas ke ruangan Putri Mira.     

Putri Mira yang sedang mengadakan sesi terapi mendengar teriakan putri Rheina langsung terkejut dan Ia langsung menaiki kursi dan berjongkok diatasnya sambil menutup kedua telinganya.     

"Suara apa itu ? Suara apa itu ? Itu sangat menakutkan. Tolong !! Tolong Aku.. Aku mau mati saja.. Tolong jangan halangi aku.. Yang Mulia.. Yang Mulia.. Yang Mulia Pangeran Nizam.. Jangan.. Jangan kembalikan Aku ke orang tuaku. Biarkan Aku tetap disini. Biarkan Aku ada diharem walaupun Kau tidak menyentuhku " Kata Putri Mira sambil menangis. Ia menutupi kedua telinganya dengan ketakutan.     

Putri Mira selalu berhalusinasi kalau Ia akan diseret keluar dari harem dan dikembalikan ke kerajaannya dengan sangat memalukan. Ia selalu menyesal ketika mengetahui kalau Ia masih hdiup. Jadi kejadian apapun yang mengejutkannya maka akan membuat Ia ikut histeris. Padahal jika tidak ada kejadian mengejutkannya. Putri Mira hanya akan terdiam, termenung dan tidak banyak berbicara. Bahkan Ia bisa seharian terdiam tanpa bersuara sepatah katapun.     

Sekarang yang berteriak ada dua yaitu Putri Rheina dan Putri Mira. Pelayan pribadi putri Mira segera keluar dan berjalan menghampiri para penjaga bahkan Ia berbisik kalau gara – gara teriakan Putri Rheina, Putri Mira menjadi ikut histeris.     

"Yang Mulia Putri Rheina, mari kita berbicara di ruangan depan" Kata penjaga sambil menganggukan kepalanya. Tetapi Putri Rheina mana sudi mendengar perkataan para penjaga sehingga membuat Putri Alicya langsung berinisiatif keluar dan mencari Ratu Sabrina.     

Ratu Sabrina sedang duduk di ruangannya sambil memeriksa semua berkas yang harusnya diperiksa oleh suaminya. Wajahnya sudah terlihat sangat lelah. Seharusnya pekerjaan ini sudah ditangani oleh Nizam tetapi putra satu – satunya itu masih belum juga pulang ke Azura.     

Ratu Sabrina seharusnya hanya menangani Harem dan bukan menangani kerajaan. Tetapi apa daya karena suaminya sakit dan berbaring lemah maka Ia terpaksa mengambil alih pekerjaan itu. Ia memang bekerja sama dengan Perdana menteri Salman tetapi tidak mungkin Ia menyerahkan seluruhnya ke perdana menteri mengingat bahwa tanggung jawab kerajaan tidak boleh sepenuhnya diserahkan kepada orang lain walaupun itu besannya sendiri.     

Jika Ia menyerahkan urusan kerajaan seluruhnya kepada perdana menteri maka akan ada ketidak percayaan dari pejabat terhadap keluarga kerajaan dan itu akan menjadi hal yang paling sangat memungkinkan mereka melakukan kudeta dengan dukungan para rakyat.     

Jadi memang selama suaminya sakit maka Ratu Sabrina harus tetap menunjukkan kekuasaan dan kewibawaan keluarga kerajaan. Ia juga bukannya tidak ingin meminta bantuan dari para pangeran lain yaitu adik – adik tiri Nizam tetap walau bagaimanapun Ia adalah seorang ibu yang memiliki rasa keegoisan seorang ibu yang paling mendasar yaitu selalu ingin melihat anaknya lebih baik dari anak orang lain.     

Kalau Ratu Sabrina meminta bantuan pangeran lain lalu pangeran itu berhasil maka kedudukan Nizam sebagai putra Mahkota kemungkinan akan terancam. Itu sebabnya Ia berusaha tampil sebagai ratu yang terbaik hanya untuk mempertahankan tahtanya untuk anaknya sendiri.     

Ketika pintu ruangan kerjanya di ketuk, Ratu Sabrina menegakkan tubuhnya. Apalagi mendengar penjaga di luar memberitahukan kedatangan Putri Alicya untuk memohon izin bertemu. Ia lalu memandang ke arah asisten pribadinya. Dan Asisten pribadinya lalu berjalan membukakan pintu setelah Ratu Sabrina memberikan isyarat agar asistennya membukakan pintu. Ratu Sabrina heran mengapa Putri dari Menteri Pertahannya itu ingin bertemu dengannya. Putri itu cukup pendiam dan penakut biasanya dia tidak pernah bertingkah termasuk dengan sengaja menemuinya seperti sekarang ini.     

Ketika pintu dibuka maka tampak wajah Putri Alicya yang pucat pasi. Matanya yang biru itu mengerjap –ngerjap dengan gelisah. Ratu Sabrina segera berdiri dan menghampiri putri Alicya lalu bertanya dengan hati – hati.     

"Ada apa Putri Alicya ? Mengapa wajahmu sangat pucat " Tanya Ratu Sabrina sambil meminta pelayan untuk membawakannya segelas air minum kepada Putri Alicya.     

"Jangan panik, tarik nafas panjang dan minumlah dulu " Kata Ratu Sabrina sambil memberikan segelas air kepada menantunya itu. Putri Alicya langsung meminumnya perlahan. Walaupun Ia sangat butuh pasokan air untuk meredam rasa paniknya tetapi Ia tidak mungkin minum terburu – buru dengan bersuara keras. Itu sangat tidak sopan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.