CINTA SEORANG PANGERAN

Strategi Amar



Strategi Amar

0Ketika Zarina sudah masuk ke dalam kamar mandi  dan akan menutup pintunya, tiba - tiba Ia kaget karena kaki Amar tampak menghalangi pintu kamar mandi menutup dari dalam. Zarina mengeluarkan kepalanya dari dalam kamar  mandi dan melihat Amar yang sedang tersenyum manis kepadanya. Amar sudah tebar pesona. kumis tipisnya menghiasi bibir bagian atasnya dan jenggot serta cambangnya juga tumbuh dengan rapih. Membuat wajah Amar sangat tampan dan benar - benar menunjukkan bahwa Ia memang pria sejati dari Timur.      

Penampilan Amar sangat macho dan tidak ada feminim - feminimnya sedikitpun. Ia sama sekali tidak manis tetapi gagah, Sungguh cocok menjadi seorang Jendral. Badannya tinggi tegap, tidak terlalu besar tetapi kekar. Kulitnya juga kecoklatan dan sangat serasi bersanding dengan Zarina.     

Harapan Amar ketika Ia tebar pesona, Zarina akan terpikat saling berpandangan mata, bersentuhan bibir  dan mereka kemudian akan memadu cinta. Tapi alangkah kecewanya Amar ketika Zarina malah menatapnya dengan pandangan datar dan berkata,     

"Mengapa ? Ada apa ? Apakah kau hendak ke toilet ? Mau buang air kecil ?" Kata Zarina menutup senyum Amar. Dengan kaku Amar membuka pintu lalu masuk ke dalam sambil berkata,     

"Ya.. Aku ingin buang air kecil. Kau keluarlah dulu atau kau mau menemaniku di dalam." Kata Amar sambil cemberut.      

"Ih.. siapa yang mau menemanimu ? Kaya ga ada pekerjaan lain saja " Kata Zarina sambil berdiri dan membantu menutup pintu kamar mandi karena Amar malah menyelonong masuk ke dalam tanpa menutup pintu kamar mandi.     

Amar yang tadinya tidak ingin buang air kecil jadi buang air kecil beneran. Ia lalu mencuci tubuhnya dan menatapnya sebentar sebelum memasukannya lagi ke dalam pakaiannya. "Sabar sebentar ya.." Kata Amar sambil nyengir. Ia lalu keluar dari kamar mandi dan melihat Zarina sedang berdiri menunggunya. Di tatapnya wanita cantik jelita di depannya ini. Amar menghela nafas panjang     

Amar sama sekali belum pernah memegang tangan Zarina sekalipun padahal mereka sudah menikah hampir dua minggu. Itu karena kemarin Ia sedang tegang mengurus permasalahan di kerajaan Azura dan Ia juga bahkan mengurusi pergerakan Pangeran Barry.     

Peristiwa pemukulan Pangeran Abbash oleh Arani tidak bisa dianggap remeh. Pangeran Barry jelas tidak akan tinggal diam karena peristiwa ini. Amar dan Arani bahkan Nizam sendiri merasakan bahwa Pangeran Barry sekarang pasti sedang menyusun strategi untuk balas dendam. Terakhir kali berita dari mata - mata Amar ke hotel Barries adalah Pangeran Abbash berhasil dioprasi dan masa kritisnya sudah selesai tetapi Ia dikirim pulang ke Zamron untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.     

Pangeran Barry sendiri tampak masih di Amerika dan tengah  merencanakan sesuatu. Amar masih belum mengetahui rencana apa yang tengah Pangeran Barry lakukan karena memang sangat sulut menyusupkan mata - mata langsung ke kediaman Pangeran Barry. Mata - mata itu hanya bisa sampai di hotelnya dan bertanya kepada para penjaga yang ada dilantai bawah sementara untuk akses ke lantai tempat Pangeran Abbash dan Barry tinggal sangat sulit dan tidak mungkin dijangkau oleh sembarangan orang.     

Malam ini Amar akan ikut rapat dengan teman - temannya Nizam untuk mempelajari sesuatu dari mereka. Universitas itu kemungkinan akan dijaga berlapis - lapis mengingat ada presiden yang akan datang dan memberikan sambutan pada saat wisuda. Di Amerika memang pada saat wisuda suka ada orang ternama yang di minta untuk  memberikan sepatah dua patah untuk memberikan motivasi kepada para wisudawan dan wisudawati.     

Amar merasa tidak tenang pada saat pelaksanaan wisuda nanti. Walaupun pengamanan ketat tetapi wisuda itu adalah acara yang sifatnya melibatkan orang banya. Akan ada keluarga wisudawan yang terlibat bahkan mungkin adik, kakak atau nenek dan kakek ingin ikut menyaksikan anggota keluarganya di wisuda apalagi kalau ini adalah gelar yang pertama.     

Semakin banyak orang dalam suatu kerumunan maka akan semakin sulit pengamanannya. Apalagi ini di negara orang dimana setiap tindakan harus bisa dipertanggung jawabkan.Sebagai seorang jendral Ia dapat memiliki firasat yang lebih tajam dari yang lain. Nizam sendiri merasakan fiasat itu. Tetapi memang prinsip Nizam terhadap musuh adalah begini, ' Musuh jangan dicari tetapi ketika datang jangan lari jadi hadapi saja dengan tabah, Jadi walaupun sebenarnya perayaan dari Wisuda itu beresiko tetap saja Nizam memutuskan untuk datang.     

Nizam sendiri sebenarnya tidak terlalu berminat untuk acara wisuda karena memang ini adalah acara wisuda yang ketiga bagi dirinya. Tetapi bagi Alena, Cynthia, Jonathan dan Edward ini adalah acara wisuda yang pertama untuk mereka sehingga Nizam merasa harus dihadiri.     

Acara wisuda yang bertepatan terjadi setelah Pangeran Abbash dipukuli Arani inilah menyebabkan I adan Arani sibuk untuk menyusun strategi. Itulah sebabnya Ia masih belum menyentuh Zarina. Sedangkan bagi Zarina sendiri walaupun Ia tahu apa yang dimaksud dengan bersentuhan pada malam pertama tetapi karena mereka memiliki komitmen dari awal untuk tidak saling memaksa maka ketidap perdulian Amar pada Zarina dianggap sebagai berjalannya suatu kesepakatan.     

Tapi saat ini rupanya Amar sedang memiliki waktu luang sehingga Ia tiba - tiba merasa hasratnya muncul saat melihat Zarina. Tetapi Amar tahu kalau Ia terang - terangan menyentuh Zarina pasti Zarina akan menolaknya makanya Ia berpikir suatu cara agar Ia dapat  bersentuhan dengan Zarina. Jadi dengan pura - pura tidak perduli Ia mempersilahkan Zarina masuk kembali ke dalam kamar mandi.     

"Silahkan Zarina ' kata Amar sambil membukakan pintu kamar mandi untuk Zarina. Zarina tersenyum dengan manis lalu masuk ke dalam. Tidak lama terdengar air mengalir ke dalam bathtub dan Zarina pasti sekarang sedang berendam.     

Amar memutar otaknya dengan cepat dan ketika Ia melihat sebuah piring berisi buah - buahan dan pisau di atasnya. Amar segera mendekatinya dan kemudian.. sret.. dia mengiris jarinya sedikit, sebenarnya hanya sedikit tetapi Amar menyalurkan tenaga dalamnya dan membuat darah menetes lebih banyak dari biasanya. Ketika Darah sudah tercecer dengan cukup Amar lalu menutup aliran darahnya yang dijarinya sehingga darah tidak menetes lagi. Tetapi tangan dan jarinya sudah tertutupi oleh lumuran darah bahkan tercecer di lantai.     

"AAkh.. ZARINAA.. tolong Aku .. Aduuh sakit.." Amar memekik sambil menggedor pintu kamar mandi. Zarina terkejut mendengar jeritan Amar. Ia segera menyemprot tubuhnya yang penuh sabun menggunakan shower lalu Ia menyambar handuk besar di atas rak handuk, membelitkan ke tubuhnya dan keluar dari  kamar mandi dengan suara panik.     

"Ada apa ? Ada apa ? Apa yang tejadi mengapa tanganmu berdarah ?" Kata Zarina sambil menarik tangan Amar dan melihatnya. Zarina meniup luka itu lalu Ia kemudian berbalik sambil berkata, " Aku akan mengambil antiseptik dan perban.." kata Zarina sambil hendak pergi tetapi alangkah kagetnya Ia ketika tangan Amar terhulur dan menarik handuknya sambil mengatakan " Tidak usah... "     

Zarina terpekik kaget ketika handuknya meluncur jatuh dan menyisakan pemandangan indah di depan mata Amar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.