CINTA SEORANG PANGERAN

Tersipu - sipu Malu



Tersipu - sipu Malu

0"Tetapi sekali lagi kau tidak usah khawatir karena kita memang akan melakukan hubungan simbiosis mutualisme. Kau senang aku pun senang. Aku tidak akan perduli siapa yang akan memerintah kerajaan Azura. Apakah Nizam atau saudaranya lain ? Apakah dia akan jadi bonekamu atau bahkan alas kakimu? Bagiku asalkan Putri Alena menjadi milikku maka Itu sudah sesuatu yang layak untuk diperjuangkan,"     

Perdana Menteri Salman benar - benar sangat pucat mendengar kata - kata Pangeran Barry. Ia tidak membayangkan kalau sampai kata - katanya di dengan Ratu Sabrina. Maka Ia akan kehilangan Ratu Sabrina selamanya. Bagaimana selama ini Ia harus berjuang selalu mamahami dan menghormati Nizam  karena Ratu Sabrina sangat menyayangi anaknya itu.     

"Aku harap Yang Mulia tidak...,"     

"Umm... tidak mengatakan kepada siapapun begitu? Betapa kejinya pemikiranmu? menikahi wanita yang suami dan anaknya akan kau singkirkan. Aku yakin setan juga akan salut kepadamu."     

"Yang Mulia, Aku mohon ! Sama seperti halnya tentang cinta Yang Mulia kepada Putri Alena, Aku juga sangat ingin bersama wanita yang kucintai tetapi mana mungkin aku bisa bersamanya jika Aku tidak menyingkirkan putranya. Kau tahu kalau Pangeran Nizam tidak akan pernah merestui hubungan kami dan mungkin Ia akan membunuhku jika Aku nekad menikahi ibunya."     

"Ah bagus sekali pemikiranmu. Ibarat melempar burung, sekali lempar dua burung terkena. Ibarat mendayung perahu, dua tiga pulau terlampau. Kau menikahi Ratunya, membunuh suaminya dan menyingkirkan anaknya lalu kau akan menyiapkan raja boneka yang akan kau perintah atau tidak menutup kemungkinan Kau akan menjadikan anak kandungmu untuk menjadi Raja.     

Perdana Mentri Salman seperti melihat hantu di depannya. Mengapa wajah Pangeran Barry yang tampan itu seperti monster yang menakutkan. Matanya yang tajam itu seperti akan membakarnya sampai hangus. Nizam saja tidak sampai menuduhnya mencelakai ayahnya terang - terangan seperti itu. Ini Pangeran yang biasanya hanya Ia lihat dikejauhan atau hanya mendengar namanya saja bisa sampai tahu sampai sedetail itu. Apa mungkin Pangeran Barry memiliki banyak mata - mata di mana - mana?      

Mengelak tidak mungkin Ia lakukan karena kesannya Ia hanya ingin melarikan diri dari kesalahannya sehingga kemudian Perdana Menteri Salman berbicara dengan hati - hati. Sebagai pejabat senior yang sudah banyak makan asam garam, sungguh tidak lucu kalau harus kalah dengan Pangeran Barry yang usianya jauh lebih muda.     

" Setiap manusia memiliki sisi terkelam dalam hidupnya karena kita bukanlah malaikat tanpa dosa. Terkadang atas nama cinta orang bisa lepas kendali seperti yang kita alami. Kita adalah orang - orang pendosa yang menginginkan istri orang untuk itulah Aku menawarkan kerja sama yang mudah - mudahan dapat melancarkan obsesi kita masing - masing.     

Tetapi jika sekiranya Yang Mulia terlalu hina untuk dapat saling bekerja sama dengan hamba yang tidak tahu diri ini maka. Aku atas nama pribadi, undur diri mohon pamit untuk segera menghindar dari hadapan Yang Mulia." Perdana Menteri Salman berkata sambil membungkukkan badannya,     

Pangeran Barry mengangkat alisnya dengan sangat menawan sebelum kemudian dia tertawa, mentertawakan dirinya sendiri yang akan termakan oleh kata - kata Perdana Menteri Salman.     

"Aku tahu kau sedang menyindirku, Aku juga tahu kau sedang mengatakan suatu pilihan yang tidak mungkin Aku tolak. Baiklah, katakan apa rencanamu untukku." kata Pangeran Barry sambil menegakkan badannya. Entah mengapa tubuhnya seringkali menegang kalau nama Alena disebut dihadapannya.      

Tubuhnya yang mungil, dadanya yang membusung indah, Rambutnya yang hitam tergerai dan matanya yang sayu seakan menantangnya untuk menjamah tubuhnya. Tidak ada satupun wanita di dunia ini yang dimatanya tidak lebih menarik dari Alena. Kenyataan kalau Alena tidak mencintainya dan sudah memiliki suami malah menantang sisi jahatnya untuk semakin bertindak jahat.     

"Terima kasih Yang Mulia," Perdana Mentri Salman membungkukkan badannya, benar - benar memberikan hormat dengan tulus kepada Pangeran Barry. Ia sungguh mengharapkan Pangeran Barry dapat melancarkan usahanya. Kemudian Perdana Menteri Salman kembali berkata, menceritakan rencananya.     

"Pada setiap bulan Mei ketika hutan dalam kondisi yang lembab tetapi tidak basah, Cuaca sejuk dan langit terang dengan bintang dan bulan purnama. Pihak keluarga kerajaan biasanya mengadakan tamasya bersama ke istana Bardah di tepi hutan. Para pangeran dan putri akan berkuda sambil melakukan suatu permainan dan kemudian para pengeran akan berburu ke dalam hutan.      

Pangeran Nizam biasanya akan selalu mendapat buruan terbanyak sehingga dapat dipastikan Ia akan sibuk selama berburu itu. Apalagi Aku dengar Ratu Sabrina juga akan mengadakan lomba berkuda untuk para putri penghuni harem. Ini adalah lanjutan dari perayaan pesta ulang tahunnya." Perdana Menteri Salman menarik nafas terlebih dahulu sebelum Ia melanjutkan ceritanya di bawah tatapan Pangeran Barry yang begitu tajam.     

"Ketika para pangeran  berburu di hutan, biasanya para putri akan memetik buah - buahan dan bunga di perkebunan yang ada di belakang istana. Saat itu semua orang akan bersenang - senang dan pengawalan tidak akan terlalu ketat. Ketika Pangeran Nizam berburu tentu saja Putri Alena tidak akan ikut, jadi...," Perdana Menteri Salman tidak melanjutkan perkataannya karena Pangeran Barry mengangkat tangannya dan berkata,     

"Lalu Kau akan menculiknya dan memberikan kepadaku, begitu?" kata Pangeran Barrry sudah dapat menebak apa yang dikatakan oleh Perdana Menteri Salman, tetapi Ia heran karena Perdana Menteri Salman malah menggelengkan kepalanya.     

"Kurang tepat Yang Mulia. Hamba tidak akan melakukannya sendiri tetapi orang suruhan Yang Mulia yang harus melakukannya."     

"Tapi mengapa? Apa kau ingin mencuci tanganmu sendiri? Kau ingin bersih dan menimpakan semua masalah kepadaku?" Pangeran Barry tampak sedikit berang mendengar perkataan dari Perdana Menteri Salman. Tetapi Perdana Menteri Salman malah menggelengkan kepalanya,     

"Tidak! Tidak seperti itu, Ini memang harus Yang Mulia yang melakukannya sehingga Pangeran Nizam akan menyelidikinya dan ketika tahu Yang Mulia yang telah mengambil istrinya maka Pangeran Nizam akan langsung menyerang Yang Mulia ke pulau ini."     

"Apa kau gila? Kau ingin aku mati di dalam pulau itu? Kau tahu kalau aku masih sedang mengumpulkan para prajurit yang akan setia kepadaku. Untuk saat ini Aku masih belum berani menghadapi serangan dari siapapun." Pangeran Barry menggoyangkan tangannya memberikan isyarat penolakan.     

"Yang Mulia Pangeran Barry tidak usah khawatir karena Pangeran Nizam tidak akan melakukan penyerangan dengan membawa pasukan prajurit kerajaan. Ia tidak akan gegabah langsung menyerang apalagi setiap penyerangan keluar kerajaan harus mendapatkan persetujuan dari menteri Pertahanan dan Menteri Pertahanan itu berada di pihakku.      

Kami tidak akan mengizinkan pangeran Nizam membawa pasukan prajurit secara gegabah keluar dari kerajaan."     

"Hmm.. masuk di akal juga," kata Pangeran Barry sambil mengusap - ngusap dagunya yang lancip seperti ujung telur yang lonjong.     

"Nah ini titik pointnya. Begitu Putri Alena ada dipelukan Anda Yang Mulia. Anda tidak boleh menyia - nyiakannya. Anda harus segera menyentuhnya, kalau bisa langsung mengandung anak Yang Mulia. Paksa Putri Alena minum obat penyubur sebelum Anda menyentuhnya. " Perdana Menteri berkata lagi menanamkan pikiran yang begitu keji kepada Pangeran Barry.     

Sampai disini sangat tampak betapa jahatnya Perdana Menteri Salman, Ia lupa kalau seluruh anaknya adalah wanita. Ia tidak memiliki anak laki - laki satupun. Tetapi mengapa dia begitu jahat kepada wanita. Apa yang tidak tahu kalau setiap perbuatan jahat akan mendapatkan balasan.     

Pangaren Barry melongo mendengar usulan Perdana Menteri Salman, menghamili Alena? Apa mungkin? tapi tidak ada salahnya untuk di coba. Pangeran Barry jadi tersenyum tersipu - sipu. Wajahnya yang kejam itu sekarang tersipu - sipu malu seperti gadis remaja yang akan bertemu dengan kekasihnya.     

Disinilah Perdana menteri Salman langsung melihat kalau laki - laki itu sesungguhnya adalah makhluk yang lemah. Ditangan seorang wanita yang dicintainya para pria itu mampu melakukan apa saja. Itulah mengapa seorang wanita tidak boleh sembarangan menggoda para lelaki. Lelaki itu otaknya sudah hilang  jika sudah berbicara syahwat. Bahkan bagi mereka sulit membedakan mana cinta dan mana syahwat jika semuanya berurusan dengan wanita.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.