CINTA SEORANG PANGERAN

Pemikiran yang Tidak Rasional



Pemikiran yang Tidak Rasional

0  "Aku mengerti dengan jalan pemikiranmu, Apakah kau ingin Aku meniru Rahwana  yang menculik Dewi Shinta kemudian menunggu Rama untuk datang ke Alengka?" kata Pangeran Barry sambil tersenyum.     

  "Tepat Yang Mulia, Pangeran Nizam yang sangat cerdas itu akan langsung tahu kalau Andalah yang menculik Putri Alena. Pangeran Nizam akan gila kalau tahu istrinya di culik dan Ia akan langsung menyerang ke tempat anda dengan sangat panik.     

  Saat itu Hamba yakin kalau Pangeran Nizam akan kehilangan kewaspadaannya dan saat Ia kehilangan kewaspadaan, Anda dapat membunuhnya dengan mudah. Kemudian Anda dapat menikahi Putri Alena."     

  "Apakah mungkin Putri Alena akan menerimaku jika Aku telah membunuh suaminya," Pangeran Barry tampak berpikir keras. Orang dihadapannya ini benar - benar senior dalam kejahatan. Pangeran Barry selalu berpikir kalau Ia adalah orang yang paling jahat, tetapi nyatanya Perdana Menteri Salman jauh lebih jahat dibandingkan dengan dirinya.     

  Nizam ini secara hukum adalah menantunya, suami dari putrinya. Dan semua orang tahu bagaimana Putri Rheina sangat mencintai Nizam dan bagaimana Nizam dan Putri Rheina hidup berdampingan selama bertahun - tahun. Perdana Menteri Salman bahkan lebih sering bersama Nizam ketika kecil dibandingkan dengan bersama Ayah Kandung Nizam yaitu Raja Al - Walid.     

  Tetapi sekarang Perdana Menteri Salman malah ingin menyingkirkan Nizam dari kehidupannya. Membunuh Nizam, Ayah Nizam dan menikahi ibunya Nizam. Entah kejahatan apa yang pernah dilakukan oleh anggota keluarga kerajaan Azura hingga memiliki perdana menteri sejahat itu.     

  "Hamba tentu tidak bisa menjanjikan hal itu kepada Yang Mulia karena apakah nantinya Putri Alena dapat menerima Yang Mulia atau tidak dapat semua tergantung dari kepintaran Yang Mulia untuk dapat mengambil hati Putri Alena. Yang pasti menikahi dan mendapatkan cinta Putri Alena akan lebih mudah dilakukan ketika Pangeran Nizam sudah mati dibandingkan dengan Pangeran Nizam masih hidup. Benarkan? " Perdana Menteri Salman kembali memainkan lidahnya untuk merangkai kata - kata manis penuh racun ke dalam pikiran Pangeran Barry     

  Pangeran Barry menganggukan kepalanya sambil tersenyum manis. Ketika Ia tersenyum manis maka hilanglah kesan galak dan kejam. Pangeran Barry memang tidak setampan pangeran Abbash tetapi jika orang - orang melihat wajahnya maka dapat dikatakan sangat keterlaluan kalau mengatakan Pangeran Barry jelek.     

  Ibaratnya ketampanan Pangeran Barry adalah bulan purnama yang menyinari langit di malam yang gelap. Dimana keindahan sinarnya akan dinikmati orang - orang dengan penuh kekaguman. Sinarnya menimbulkan perasaan romantis di setiap relung hati. Sedangkan ketampanan Pangeran Abbash seperti mentari yang menerangi dunia dan menjadikan sinar rembulan lenyap jika mentari itu sudah bersinar.      

  Perdana Menteri Salman tidak pernah melihat Pangeran Barry sedekat ini. Ia hanya melihat dari kejauhan. Betapa tampannya Pangeran Barry membuat Ia menyadari kalau Pangeran Barry merupakan saingan terberat dari Nizam dalam segi apapun kecuali akhlaknya tentu saja.     

  Pangeran Barry tersenyum karena Ia menyadari kalau semua yang dikatakan Perdana Menteri Salman ini sangat masuk di akal. Seumur hidupnya Ia tidak akan pernah mendapatkan Alena jika Nizam masih hidup. Jika Ia menculik Alena maka Ia akan memancing Nizam untuk datang dan Ia akan menyiapkan segala daya upaya untuk membunuh Nizam. Sepanjang tidak ada penyerangan besar - besaran antar prajurit maka Ia berani menghadapi Nizam tentunya dengan siasat kelicikan.     

  "Aku menjadi tidak sabar," ucap Pangeran Barry sambil  mengambil gelas minuman yang ada di meja samping lalu meminumnya. Matanya terpejam ketika minuman beralkohol itu meluncur masuk ke dalam tenggorakannya. Jakunnya bergerak dengan indah di atas permukaan kulit yang teramat putih bagaikan pualam. Rahangnya yang kokoh itu tidak dapat menyembunyikan keperkasaannya sebagai seorang laki - laki.     

  Di dalam urusan dengan wanita Ia tidak jauh berbeda dengan adiknya. Ia mampu menghadapi beberapa wanita dalam satu malam bahkan mengumpulkannya dalam satu tempat tidur. Ia mampu merampas beberapa mahkota wanita sekaligus. Pangeran Barry sangat jawara dalam urusan wanita dan itu semua dia lakukan dengan wajah yang dingin dan tanpa cinta tentunya.     

  Pangeran Barry berjalan dengan pikiran yang menerawang membayangkan wanita yang dicintainya. Ia tidak mengerti mengapa Ia harus mencintai Alena? Mengapa tidak wanita lain? Ia sudah memiliki beberapa istri sah dan banyak wanita di dalam harem tetapi mengapa tidak ada satupun dari mereka yang mengisi kekosongan hatinya?      

  Pangeran Barry terkadang bertanya dalam hatinya. Apakah dia benar - benar mencintai Alena atau Ia menginginkan Alena karena ingin merebutnya dari Nizam. Nizam yang selalu menjadi saingan yang tidak pernah Ia kalahkan. Sehingga apa yang dimiliki Nizam ingin Ia miliki juga.     

  Ataukah Ia merasa puas karena sudah menyakiti Nizam kalau seandainya Alena dapat Ia miliki. Pangeran Barry sangat tahu betapa Nizam sangat mencintai Alena dan Ia juga masih ingat bagaimana Nizam mengejar Pangeran Abbash seperti orang gila ketika tahu Pangeran Abbash menculiknya. Ia membayangkan bagaimana Nizam akan mati dengan penuh penderitaan kalau tahu istrinya akan menjadi miliknya.     

  Tetapi kemudian Putri Mira melintasi benaknya. Bagaimana reaksi Putri Mira terhadap dirinya jika Ia tahu kalau Kakaknya akan membunuh Nizam. Sebenarnya usulan dari Putri Mira dan Perdana Menteri Salman adalah sama hanya bedanya kalau Perdana Mentri Salman menginginkan Nizam mati sedangkan Putri Mira menginginkan Nizam hidup dan menjadi suaminya.     

  Ketika Putri Mira mengusulkan kalau Ia harus menyentuh Putri Alena, Ia sudah memikirkan matang - matang dan akan melakukannya. Tetapi ketika Perdana Menteri Salman mengatakan kalau Ia tidak mungkin dapat memiliki Alena jika Nizam tidak Ia bunuh. Membuatnya berpikir kalau usulan dari Perdana Menteri Salman lebih masuk di akal.     

  Dia ingin memiliki Alena seutuhnya dan Ia juga ingin menjadikan Alena isteri dan ibu dari anak - anaknya tanpa harus khawatir Nizam akan membunuhnya. Bukankah Nizam tidak akan tinggal diam walaupun Alena sudah Ia sentuh. Ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi kalau Ia menculik Alena tanpa membunuh Nizam.     

  Yang pertama adalah, Ia akan dibunuh langsung dan yang kedua adalah Ia akan dibiarkan hidup tetapi dibuat cacat atau menderita. Sangat mustahil Ia akan dibiarkan hidup bahagia bersama Alena jika memang Nizam masih hidup.     

  Jadi pemikiran dari Putri Mira kalau Ia menyentuh Putri Alena maka Nizam tidak akan mau menerima Alena kembali karena sudah ternoda dan kemudian Nizam akan berbalik mencintai Putri Mira sebagai ganti dari Putri Alena. Itu adalah  pemikiran yang sangat tidak rasional.     

  Pangeran Barry kemudian menatap Perdana Menteri Salman yang juga sedang menikmati minumannya. Tatapan matanya tampak berkilat dengan tajam. Sekonyong - konyong Pangeran Barry bertanya sesuatu hal yang membuat Perdana Menteri Salman hampir menyemburkan minumannya keluar.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.