CINTA SEORANG PANGERAN

Pangeran Gila



Pangeran Gila

0Persiapan untuk acara berburu tampak semakin matang. Semua pelayan tampak sibuk mulai dari pelayan di bagian dapur, bagian penyediaan pakaian, bagian pemeliharaan kuda, pengamanan dan banyak lagi.      

Semua yang akan pergi adalah para pangeran, pejabat, istri raja, istri para pangeran dan para putri. Tetapi tentu tidak semuanya karena semakin banyak maka akan semakin sukar pengamanannya dan juga istana tentu saja tidak boleh kosong. Jadi yang akan ikut sekitar 500 orang.     

Yang paling terlihat paling tegang tentu saja bagian keamanan. Yang akan pergi semuanya adalah orang penting. Kalau sampai ada kesalahan maka kepala mereka menjadi taruhannya.      

Makanya di istana tempat menginap para peserta, para penjaga sudah ada disana jauh sebelum para pesertanya datang. Clear area dari orang - orang yang tidak berkepentingan bahkan sudah satu bulan sebelum acara berlangsung.     

Hutan itu adalah hutan umum yang jauh dari Kota Amanda sebagai ibu kota Kerajaan Azura. Tempat berburu itu ada diluar kota dekat dengan hulu sungai Zahara. Area berburu itu ada di kaki gunung yang memang sengaja dijadikan penangkaran binatang - binatang yang akan diburu.     

Untuk menjaga kelestarian binatang buruan, pemburuan tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Hanya orang - orang tertentu yang bisa berburu dan harus membayar dengan biaya yang sangat mahal. Tetapi setiap menjelang ulang tahun Ratu Sabrina karena memang selalu diakhiri oleh berburu maka pemburuan dua bulan sebelumnya sudah di larang. Agar binatang - binatang tetap tersedia bagi para penghuni istana yang akan berburu.     

Ratu Sabrina sangat menyukai daging kijang. Itulah sebabnya pemenang perburuan ini adalah yang berhasil mendapatkan kijang. Daging kijang itu kemudian akan dipanggang oleh chef istana yang sengaja didatangkan dari istana Azura. Perlombaan tidak hanya berburu saja. Tetapi lomba berkuda untuk para putri, lomba memasak daging kijang dan lomba berburu untuk para pengeran dan anak dari para pejabat yang terpilih.     

Alena sendiri sudah berlatih dengan keras. Setiap hari pagi dan sore dia sudah pergi ke istal dan berlatih berkuda. Tentu saja dengan pengawasan Nizam. Tidak sedikitpun dia melepaskan matanya dari Alena walaupun para pejabat membicarakan sikap Nizam yang berlebih - lebihan.      

Nizam lebih memilih menemani Alena daripada menghadiri rapat atau berdiskusi tentang permasalahan kerajaan. Para pejabat dan tetua sudah sangat resah melihat Nizam lebih memilih Alena dibandingkan dengan kerajaan.     

Pangeran Thalal tampak ikut resah dengan berita ini. Di tengah kesibukannya mengurus si kembar dan Pangeran Atha, Pangeran Thalal juga sibuk mengurus Raja Al- Walid yang semakin lemah. Daya tahan tubuhnya makin memburuk padahal obat dan perawatan berjalan terus menerus. Pangeran Thalal bahkan sampai kehilangan kepercayaan kepada dokter yang merawat ayahnya itu. Tetapi Ia dan Nizam tidak bisa menggantinya karena dokter yang merawat raja adalah orang terpilih yang ditentukan oleh para pejabat dan tetua.      

"Apakah Yang Mulia sedang memikirkan kakakmu?" kata Cynthia sambil menyimpan kopi di depan meja.     

Pangeran Thalal malah menarik tubuh Cynthia agar duduk dipangkuannya. Cynthia memekik kecil dan Ia lantas mencubit perut suaminya yang nakal. Pangeran Thalal mengaduh. Pangeran tampan yang menggemaskan itu melambaikan tangannya meminta para pelayan untuk meninggalkan mereka. Tentu saja yang dimaksud dengan meninggalkan itu adalah tidak meninggalkan dalam arti sebenarnya tetapi hanya menjauh saja agar mereka tidak melihat keintiman Pangeran Thalal cynthia.     

Begitu para pelayan tidak ada maka Pangeran Thalal langsung mencium Cynthia dengan lembut. Seakan Ia ingin meluapkan kegundahan perasaannya dengan mencium bibir Cynthia. Betapa lembut dan menyenangkan membuat Pangeran Thalal merasa gemas. Dia semakin meraja lela dengan tangan yang tidak tentu arah meraba kemana - mana. Cynthia sibuk menepiskan tangan nakal itu sambil berusaha bangun dari pangkuan Pangeran Thalal.     

'Yang Mulia ini bagaimana? Kan tadi malam sudah. Mengapa jadi sibuk seperti ini. Bukankah tadi Yang Mulia kelihatannya murung." kata Cynthia samibil merapatkan duduknya. Pangeran Thalal malah meradang, " Apa yang sudah? baru sedikit."      

Cynthia melongo mendengar perkataan Pangeran Thalal. Pangeran Thalal bercinta sampai tubuhnya hampir mau pingsan tetapi dia bilang sedikit, dasar kuda Azura. Menyebalkan sekali. Seandainya ini di dalam kamar dan tidak ada satupun yang melihat. Ia pasti sudah memukul kepala Pangeran Thalal. Tapi sungguh tidak sopan menyentuh kepala Pangeran di depan para pelayan. Apalagi Pangeran Thalal itu tidak sama dengan Nizam.     

Pangeran Thalal masih sangat Azura dibandingkan dengan Nizam yang sudah banyak terkontiminasi dengan pemikiran liberalnya dimana adat kerajaan banyak yang tidak Nizam lakukan. Nizam hanya mengikuti perintah agamanya dan tidak dengan perintah kerajaan. Termasuk dalam memuliakan istrinya. Nizam tidak akan perduli kalau Alena menyentuh kepalanya atau mengucek - ngucek rambut dikepalanya. Sepanjang itu dilakukan sebagai ungkapan kasih sayang.     

Cynthia menurunkan tubuhnya dari tubuh Pangeran Thalal sambil berkata, "Tidak Yang Mulia. Aku masih ingin hidup. Anak - anak masih kecil dan membutuhkan banyak pengasuhan dariku. Jika Yang Mulia terus menerus menggagahiku maka Aku akan mati muda karena kelelahan." kata Cynthia dengan sopan.      

Pangeran Thalal langsung tertawa terbahak - bahak mendengar perkataan Cynthia. Ditepuknya tubuh bagian belakang istrinya dengan gemas membuat Cynthia memekik kesakitan. Sebenarnya tidak terlalu sakit sih. Ini seperti memukul anak kecil yang nakal menggunakan telapak tangan di tubuh belakangnya.     

"Aduh..! Yang Mulia ini kelihatannya selalu lupa kalau Yang Mulia memiliki kekuatan kuda? Sekarang tubuhku pasti merah." Cynthia mengusap tubuhnya sambil meringis. Setiap kali Pangeran Thalal menabok tubuh belakangnyanya maka kulit bulenya itu pasti akan memerah.     

"Dan kau tahu kalau kulitmu memerah, Itu malah membuat Aku semakin ingin melakukannya. Gairahku terbangkitkan kalau Aku memukul tubuhmu itu." Pangeran Thalal malah menatap Cynthia dengan nakal.     

"Kau sangat mesum. Jauh lebih mesum dari kakakmu." kata Cynthia sambil cemberut.     

"Kakak Nizam itu sebenarnya bukanlah orang yang  hangat apalagi romantis. Dulu banyak yang mengatakan kalau dia adalah orang yang diciptakan tanpa hati. Ia tidak pernah menangis, tidak pernah tertawa lebar dan senyumnya hanya menampilkan sebaris gigi.     

Sekarang dia sangat penuh perasaan dan tergila - gila dengan Kakak Putri Alena. Dan ini yang sedang membuatku resah sebenarnya. Istana semakin panas dengan Kakak Nizam yang tampak lebih mementingkan Kakak Putri Alena dibandingkan dengan urusan kerajaan. Kelihatannya semua pendukung Perdana Mentri Salman sudah mulai mencari - cari cara untuk menggeser kedudukan Kakak Nizam." kata Pangeran Thalal.     

Cynthia malah mengangkat bahunya sambil meminum kopi yang ada di depannya. Pangeran Thalal mengerutkan keningnya dan bertanya.     

"Bukannya itu kopi untukku? Mengapa Kau minum?" Pangeran Thalal mengerutkan keningnya.     

Cynthia terbengong lalu Ia tertawa terkehkeh. "Aku lupa Yang Mulia. Aku akan minta pelayan untuk buatkan yang baru."     

"Tidak usah, biar kita minum segelas berdua saja biar romantis." kata Pangeran Thalal sambil menjulurkan lidahnya dan menyapukanya ke pinggiran bibirnya.     

"Dasar Yang Mulia gila! " Sungut Cynthia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.