CINTA SEORANG PANGERAN

Akhirnya



Akhirnya

0Nizam keluar dari kamarnya diikuti oleh Alena. Ali dan Fuad tampak terheran-heran ketika berdekatan dengan Nizam. Bau wangi parfum tercium dari ujung rambut hingga kaki. Sungguh sangat berbeda. Mau bertanya langsung kepada Nizam mereka tentu saja tidak berani. Akhirnya mereka malah jadi saling berpandangan sambil mengerutkan kening. Dan ketika berpapasan dengan Pangeran Thalal. Pangeran Thalal langsung bertanya sambil hidungnya mengendus-ngendus tubuh Kakaknya.     

"Kenapa tubuh Kakak harum sekali. Apa Kakak mandi minyak wangi?" Katanya dengan wajah keheranan. Ia tidak pernah mencium kakaknya sewangi ini. Biasanya Nizam harum kalau pergi ke mesjid saja. Itupun baunya hanya samar-samar saja. Sekarang bahkan bau harum tubuh Nizam tercium dalam jarak 5 meter. Memang bau harumnya enak di hidung tapi tetap saja menimbulkan kecurigaan.     

Nizam berbalik ke arah Pangeran Thalal dan mendorongnya dengan kesal. "Menyingkirlah yang jauh kalau Kau tidak suka dengan bau tubuhku"     

Tubuh Pangeran Thalal terdorong ke belakang. Alena menutup mulutnya yang tidak dapat ditahan sudah mengeluarkan suara tawa. Karena Alena tidak tahan bau tubuh Nizam maka Nizam terpaksa mengenakan parfum hampir disekujur tubuhnya. Dan itu sangat membuatnya cukup kesal. Tapi Ia tidak mau memulai konfrontasi dengan Alena yang kemungkinan sedang mengandung anaknya.     

"Kenapa Kakak jadi galak? Aku kan bertanya baik-baik. Ada apa dengan Kakakku, Kakak Putri Alena?" Tanya Pangeran Thalal keheranan. Alena menutup mukanya sambil mengikuti langkah suaminya yang berjalan dengan cepat. Nizam begitu menyadari langkah Alena yang tergesa-gesa mengikuti langkahnya, langsung melambat kembali.     

"Hati-hati Alena, Jangan berjalan cepat-cepat." Nizam mencekal tangan Alena lalu menuntunnya penuh sayang.     

Pangeran Thalal hanya memandang dengan perasaan iri. Ia jadi teringat dengan Cynthia dan cintanya yang hampir dipastikan akan kandas sebelum dimulai, layu sebelum berkembang. Kalaupun Ia dan Cynthia sama-sama saling mencintai tapi Kakaknya Nizam tidak akan pernah mengijinkannya untuk bersama dengan Cynthia.     

Kenyataan bahwa Kakaknya memiliki rencana tertentu untuk Chyntia akan menjadi alasan yang tidak dapat Ia terjang untuk terus melaju. Ia tahu persis setiap kakaknya menginginkan sesuatu maka hampir dapat dipastikan semua harus Ia peroleh. Sangat berbeda dengan dirinya yang banyak pertimbangan dan tidak memiliki keberanian sebesar kakaknya. Mungkin Ia memiliki sifat-sifat sedikit spontan. Tapi Ia kurang memiliki kapasitas untuk kemudian memperjuangkannya.     

Sementara Kakaknya penuh pertimbangan dan hati-hati sebelum bertindak tapi setelah Ia yakin maka Ia akan mati-matian untuk memperjuangkannya. Pangeran Thalal mengalihkan pandangannya ke arah yang lain. Ia tidak ingin melihat genggaman tangan Nizam ditangan Alena yang seakan mengejek ketidakberdayaannya. Apalagi kemudian Ia lalu melihat Cynthia dan Arani yang sudah menunggunya di lobi hotel.     

Mata Pangeran Thalal dan Cynthia sesaat saling bersiborok. Kemudian pandangan mata itu seakan saling menyelami satu sama lain. Seakan saling meyakinkan perasaan apakah yang sebenarnya sedang terjadi diantara mereka. Kemudian Cynthia menundukkan pandangannya walau bagaimanapun Ia tidak kuasa menahan gelora hatinya yang meluap-luap seakan hendak merobohkan dinding hatinya yang mulai rapuh diterjang gelombang cinta.     

Pangeran Thalal pun tidak mempunyai keberanian untuk tetap mempertahankan pandangan matanya. Ia segera mengalihkan pandangan matanya ke arah yang lain dengan wajah muram. Betapa sakitnya cinta pertama yang Ia alami. Entah sampai kapan Ia dapat melupakan deritanya. Sementara Ia pernah mendengar bahwa cinta itu deritanya tiada akhir.     

"Cynthia, temani Aku ke rumah sakit kandungan, Aku harus memeriksakan Alena. Kata Nizam sambil tetap menuntun Alena.     

"Oh..Ya Tuhan..Alena, Puji Tuhan, Apakah Kau sedang mengandung?" Cynthia menatap Alena dengan perasaan yang gembira. Alena tersenyum lebar, "Mudah-mudahan saja Cynthia makanya Aku hendak memeriksakan diri"     

"Memang sudah adakah tanda-tandanya?" Cynthia merasa sangat excited sekali.     

"Ya... entahlah dari kemarin Aku mual-mual terus. Dan yang terparah Aku tidak tahan mencium bau tubuh Nizam.". Nizam mengerang sambil menekan genggaman tangannya pada tangan Alena. Tanda Ia sedikit kesal pada Istrinya.     

"Ah..ha...ha...ha... itukah sebabnya bau tubuhmu seperti yang tercebur ke dalam kolam minyak wangi?" Kata Cynthia.     

Nizam hanya melotot sambil mengepal. Dari raut-raut wajah yang ada disekeliling merek dapat dipastikan bahwa mereka sedang menahan senyumnya. Termasuk Pangeran Thalal. Ia langsung saja merasa cocok dengan komentar Cynthia yang lucu, cerdas dan mengena sekali. "Ah.. Cynthia seandainya Aku dan Kau dapat bersatu.     

****     

Alena dan Nizam menunggu hasil pemeriksaan lab. Karena pastinya dalam kandungan Alena tidak dapat dideteksi dengan mudah karena usia kehamilan yang mungkin masih sangat muda.     

Maka tes yang paling akurat tentu saja melalui alat test pack pada air seni. Alat test pack dapat mendeteksi hormon kehamilan yang terbentuk sejak hari pertama sel telur dibuahi dan menempel pada dinding rahim. Semakin lama hormon kehamilan itu semakin banyak dan hasilnya semakin akurat. Jika dilakukan pada saat yang tepat maka tingkat akurasi keberhasilan pemeriksaannya dapat mencapai 99%.     

Nizam duduk dengan gelisah. Agaknya kalau tidak dilarang Ia sudah merokok untuk mengusir rasa gelisah. Sementara Alena terlihat lebih santai dan tanpa beban. Hamil atau tidak baginya hanya tinggal menunggu waktu. Nizam yang paling memiliki banyak kepentingan terhadap kehamilan Alena. Ia benar-benar sangat gelisah.     

Alena menggenggam tangan suaminya dengan lembut. "Tenanglah.. apapun yang terjadi, itu adalah yang terbaik untuk kita"     

Nizam tersenyum manis mendengar kata-kata Alena yang begitu bijaksana. "Senang melihat mu begitu bijaksana" Kata Nizam.     

"Ha..ha..ha..Aku jadi malu. Kau ini.."     

"Kamu semakin terlihat cantik kalau bersikap dewasa"     

"Jadi kalau Aku bersikap kekanak-kanakan maka Aku tidak cantik?"     

" Sebenarnya tetap cantik hanya sedikit menyebalkan saja.."     

Alena langsung cemberut Ia mencubit pinggang Nizam dengan keras. Nizam sampai mengaduh merasakan sakit pada pinggangnya.     

Tidak lama Dokter Desy masuk dengan wajah misterius. Terus terang Ia suka melihat pasangan pengantin baru di depannya ini. Suaminya yang dingin dan penuh karisma sementara Istrinya polos dan lucu. Mereka terlihat saling melengkapi satu sama lain.     

"Bagaimana dokter?" Tanya Nizam dengan tidak sabar.     

Dokter itu malah tersenyum, Nizam menjadi sedikit geram Ia merasa dipermainkan. Tapi Ia tidak sedang berada di Azura tapi Ia ada di Indonesia maka menunggu dengan sabar menjadi hal yang terbaik.     

"Dokter??" Nizam bertanya lagi.     

"Well... baiklah Cangrotulation.. Kalian akan segera menjadi Ayah dan Ibu.."     

"Alhamdulillah...!!" Nizam langsung berseru bahagia Lalu Ia sujud syukur. Dokter itu hanya senyum-senyum. Hilang sudah rasa kesal Nizam karena dokter tadi berlama-lama memberikan berita kehamilan Alena. Alena juga bersorak bahagia. Mereka berpelukan dengan penuh kebahagiaan.     

"Mohon dijaga kehamilannya karena usia kehamilannya masih terlalu muda."     

Lalu kemudian dokter itu mulai memberikan petunjuk pada pasangan muda itu tentang hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh wanita yang sedang hamil muda.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.