CINTA SEORANG PANGERAN

Berhutang Budi



Berhutang Budi

0Orang tua Cynthia menjadi jengah dan merasa malu ketika Nizam menjelaskan bahwa semua kesalahan hubungan ini adalah kesalahan Nizam dan keluarganya. Secara psikologis orang tua Cynthia jadi serba salah. "Yang Mulia bukan maksud Saya untuk menyalahkan Anda, Pangeran Thalal dan keluarganya" Ayahnya Cynthia sedikit tergagap.     

"Jadi sebenarnya permasalahannya adalah Pangeran Thalal begitu menginginkan Cynthia untuk menjadi pendamping hidupnya. Saya sangat berharap ada keberuntungan pada Pangeran Thalal agar bisa hidup bersama dengan orang yang dicintainya"     

Orang tua Cynthia saling berpandangan. Bingung. Ayahnya Cynthia terdiam sejenak kemudian berkata dengan perasaan berat, "Tetapi Yang Mulia bukankah keyakinan antara Anak kami dengan adik Yang Mulia berbeda."     

Nizam tersenyum lalu berkata lagi. "Ini sudah kami pikirkan. Saya pribadi tidak akan memaksa agar Cynthia pindah keyakinan tetapi memang ada beberapa hal yang tidak bisa dihindari dan diluar wewenang Saya sebagai Kakak Pangeran Thalal yang bertanggung jawab terhadap masalah ini.     

Yang pertama karena mereka akan menikah di Indonesia maka mereka harus memiliki keyakinan yang sama walaupun hanya di atas kertas. Karena itu kemungkinan agamanya adalah agama yang sesuai dengan Kami." Nizam terdiam sejenak melihat reaksi orang tua Cynthia.     

Ayahnya Cynthia mengerutkan keningnya. Terlihat Ia tidak setuju dan Nizam tidak kaget. Orang tua mana yang akan setuju tiba-tiba anaknya mau pindah keyakinan walaupun cuma di atas kertas. Tapi Ayahnya Cynthia masih waras untuk tidak memaki-maki Nizam. Nizam tetap tenang sambil menunggu kata-kata yang hendak dikeluarkan oleh Ayahnya Cynthia.     

Chyntia juga tampak gelisah Ia memainkan tangannya. Usianya sama dengan usia Alena sekitar 20 tahun. Kenyataan Ia belum menikah dan masih dalam wewenang orangtuanya membuat Cynthia masih terikat oleh perlindungan orang tuanya secara fisik dan administrasi.     

Setelah beberapa saat kemudian Ayahnya Cynthia membuka mulutnya dengan berat hati.     

"Maafkan Saya Yang Mulia Pangeran, Saya merasa keberatan"     

Wajah Cynthia langsung pucat pasi. Ia menatap wajah Nizam yang malah tersenyum manis membuat orang tua Cynthia jadi gemetar. Apa yang sebenarnya ada di dalam pikiran pemuda tampan di depan mereka itu.     

"Orang tua yang bijaksana adalah orang tua yang memperhatikan anaknya dari segi emosi intelektual, sosial fisik dan spiritual. Dan Anda sebagai orang tua Cynthia sudah melakukan hal itu semua.     

Dari segi emosi intelektual Anda sudah berhasil memberikan pendidikan sampai ke perguruan tinggi. Dari segi sosial fisik Anda berhasil menjadikan Cynthia sebagai sosok wanita yang sehat secara fisik dan sangat baik dalam pergaulan sosialnya.     

Dan sekarang Anda juga membuktikan kepada Saya tentang kepedulian Anda tentang kehidupan spiritual Cynthia. Terus terang Saya pribadi sangat menghormati dan menghargai Anda. Begitulah seharusnya fungsi orang tua bagi anaknya" Nizam terdiam menatap wajah orang tua Cynthia yang mulai berseri-seri bahagia mendengar pendapat Nizam yang sangat menghargai mereka.     

Tadinya mereka sangat ketakutan Nizam akan murka mendengar keberatan mereka. Mereka langsung mengagumi analisa Nizam yang luar biasa. Hati mereka jadi sangat bangga terutama Ayahnya Cynthia.     

Hanya Cynthia yang menatap tajam ke arah Nizam yang tetap pasang wajah tersenyum. Si Rubah itu kelihatannya sedang memberikan madu sebelum akhirnya memberikan racun kepada orangtuanya.     

"Hanya saja, Hubungan antara orang tua dan anak seperti busur dan anak panahnya. Anda adalah busur panah sebagai alat untuk melesatkan anak panah tersebut. Mungkin Anda bisa mengarahkan anak panah tersebut ketika belum meluncur tetapi Ketika Anak Panah sudah meluncur Anda tidak bisa lagi mengendalikan kemana anak panah itu akan berakhir.     

Cynthia hanyalah anak panah yang melesat tidak sesuai dengan harapan Anda. Apakah Cynthia yang bersalah? Tentu saja tidak. Pangeran Thalal adalah angin yang membuat Cynthia meluncur ke arah lain. Tuan dan Nyonya Johnson. Sangatlah tidak bijak membuat Cynthia menderita karena kesalahan yang tidak Ia perbuat. Bantulah Ia agar menjadi anak panah yang tetap bertahan hidup dengan bahagia dimana pun Ia berada dalam kondisi dan situasi apapun.     

Saya berjanji tidak akan pernah memaksakan keyakinan Kami kepadanya, Kecuali jika Cynthia sendiri nanti yang menghendaki"     

Orang tua Cynthia langsung tertunduk lesu tidak berdaya. Kata-kata Nizam membuat hati mereka jadi goyah bagai pohon berakar serabut yang ditarik orang dengan sekali sentakan. Ayahnya Cynthia lalu berpaling ke arah Cynthia     

"Apakah Kau mencintai Pangeran Thalal?" Tanyanya kemudian.     

Cynthia meneteskan air matanya menjawab dengan suara serak menahan Isak tangisnya.     

"Ya...Aku sangat mencintainya... Maafkanlah Aku Mom, Daddy..Aku anak yang tidak berbakti" Cynthia memeluk ibunya lalu menangis tersedu-sedu.     

"Apa kau sudah memperhitungkan segala resikonya hidup bersama Pangeran Thalal"     

Cynthia menganggukan kepalanya dengan hati mantap.     

"Aku sangat mencintai Pangeran Thalal dan siap menghadapi apapun yang akan terjadi"     

Ayah Cynthia memeluk Cyntia dengan erat. "Semoga Tuhan memberkati mu dimanapun Kau berada dan dengan siapapun Kau hidup"     

Nizam mengatupkan mulutnya dengan erat sebenarnya Ia tidak iklash Cynthia harus mengubah keyakinannya. Karena sebenarnya Ia sangat menghargai perbedaan diantara mereka hanya saja Pangeran Thalal terlihat begitu mencintai Cynthia dan sekarang Ia juga melihat Cynthia ternyata juga sangat mencintai adiknya. Ia hanya berharap kalau ini menjadi yang terbaik. Ia sudah tahu bahwa orang tua Cynthia sudah menyetujui hubungan antara Pangeran Thalal dan Cynthia tanpa Ia harus menjelaskan kondisi yang kedua.     

Nizam kemudian meminta Cynthia untuk mengantarkan orang tuanya ke hotel sementara Ia akan mengurus pernikahan Cynthia dan Pangeran Thalal. Nizam berdiri ketika orang tua Cynthia beranjak keluar diikuti oleh Cynthia. Sebelum Cynthia melangkahkan kakinya, Cynthia memalingkan wajahnya ke arah Nizam lalu berkata , " Mulutmu sungguh beracun"     

Nizam menyeringai mengerikan, "Orang tuamu bukanlah orang bodoh yang bisa aku tekan dengan mudah. Pastinya mereka secerdas dirimu. Kau berhutang budi kepadaku. Aku pastikan kelak Kau harus membayarnya"     

Cynthia mencibirkan bibirnya dengan sebal. "Kamu memang seekor rubah yang sangat licik"     

Nizam hanya tersenyum penuh kemenangan menatap Cynthia yang berjalan mengikuti orang tuanya. Ia lalu memalingkan wajahnya ke Arani.     

"Kita ke hotel dulu menengok Alena, kemudian Kita ke kedutaan Azura untuk mengurus semua perizinan."     

"Yang Mulia bagaimana kalau Kami saja yang mengurusnya"     

Nizam menggelengkan kepalanya."Tidak, Biar aku yang mengurusnya. Pernikahan ini cukup rumit karena melibatkan urusan administrasi tiga negara. Aku ingin semua berjalan lancar besok. Aku tidak mau menundanya. Setelah selesai Pernikahan ini Aku harus ke Surabaya untuk mengunjungi orang tua Alena."     

Arani menganggukan kepalanya penuh rasa hormat.     

"Sekarang Kita ke kamar Pangeran Thalal dulu. Ia pasti gelisah menunggu berita dariku"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.