CINTA SEORANG PANGERAN

Dokter Desy



Dokter Desy

0Nizam terus tersenyum sangat manis pada Dokter Desy. Dokter berusia 40 tahun tampak jadi salah tingkah. Padahal Ia tadi begitu bersemangat menjelaskan tentang segala hal yang berkaitan dengan kehamilan. Sampai kemudian Ia tersadar bahwa Nizam terus menerus menatapnya. Nizam begitu bahagia mendengar penjelasan dari Dokter Desy. Ia merasa bahwa Dokter itu sangat cerdas melebihi kecerdasan dokter Weilla. Dokter cantik berkulit putih tapi sedikit gemuk ini sangat menarik perhatiannya. Nizam jadi berpikiran lain.     

Alena belum memiliki dokter kandungan pribadi. Ia merasa kurang cocok dengan dokter kandungan ibunya. Walaupun dari segi kepercayaan Ia sangat mempercayainya tetapi kenyataan bahwa Dokter Weilla tidak mampu memberikan informasi yang Memuaskan dia membuat Ia merencanakan akan mencari dokter yang lain.     

Dari awal perjumpaan dengan Dokter Desy ketika menjelaskan bagaimana cara berhubungan agar memperoleh hasil yang maksimal membuat Ia sangat tertarik pada Dokter Desy. Kedudukan Dokter Desy yang berada di luar kekuasaannya sebagai putra Mahkota Kerajaan Azura juga menjadikan Dokter Desy bertindak lebih lepas dan Santai. Sehingga informasi yang disampaikan sangat informatif dan bukan informasi yang hanya sekedar membuatnya bahagia.     

Hanya yang jadi masalah Siapakah Dokter Desy dan bagaimana caranya agar Dokter itu bisa ikut bersama mereka ke Azura.     

"Dokter bolehkah nanti saya membuat appointment dengan dokter diluar jadwal praktek dokter?"     

Dokter Desy langsung merasa berdebar, Duh..nih Pangeran mau ngapain. Karisma dia sungguh sukar ditolak. Ia benar-benar mengagumi Nizam sebagai sosok suami yang begitu sempurna dimatanya. Ketampanan yang baru dia lihat seumur hidupnya membuat Ia terkadang berpikir apakah Ia sedang berbicara dengan manusia biasa atau ada salah satu dewa Yunani yang nyasar dalam wujud manusia? Ia sudah terbiasa menyampaikan berita kehamilan kepada para pasangan suami-istri tetapi melihat ekspresi excited yang begitu ditampakkan Nizam membuat Ia merasa bahwa ternyata di dunia ini ada seorang suami yang segitu bahagianya melihat kehamilan istrinya. Sementara Istrinya sendiri bersikap lebih santai.     

Bukan perasaan cinta yang muncul sebenarnya tetapi perasaan hormat dan kagum yang muncul pada dirinya. Bagi Pangeran setampan dan sekaya Nizam mendapatkan wanita mana saja hanya tinggal menunjukkan jari telunjuk tapi Pangeran Nizam malah menunjukkan rasa cinta yang begitu besar pada Istrinya. Kalau tidak bisa dikatakan Pangeran Nizam begitu tergila-gila dengan Istrinya. Herannya lagi Istrinya malah bersikap biasa saja. Dengan mata telanjang siapapun sudah bisa menebak siapa yang paling mencintai diantara mereka.     

Pangeran Nizam tidak dapat menahan pandangan mata cintanya pada Istrinya. Sedangkan Alena malah bersikap acuh tak acuh. Jadi membuat gemas dirinya sebenarnya sikap Istrinya Pangeran Nizam itu seperti apa? Walaupun Ia sangat cantik untuk ukuran orang Indonesia tapi kalau dibandingkan dengan para wanita dari negara Azura pastinya jadi terlihat biasa.     

Malah kesan kekanak-kanakan Alena terlihat mendominasi wajahnya. Disandingkan dengan Pangeran Nizam yang begitu berkarisma menjadi perpaduan yang menarik. Sebenarnya Ia tidak terlalu mengenal mereka tapi dari pembicaraan yang terdengar diantara mereka dan raut wajah Alena yang memang polos dan lugu membuat Dokter Desy sudah bisa menebak karakter diantara mereka.     

"Ayo Nizam..Aku sangat lapar. Aku juga mual ingin makan sesuatu yang asam-asam," Kata Alena sambil bangkit. Nizam segera berdiri lalu mengucapkan terimakasih sambil berkata. "Nanti sore jam 4, Saya tunggu di Hotel tempat saya menginap. Sekertaris Saya akan mengurusnya" Kenapa suara Pangeran Tampan itu seakan seperti suatu titah yang tidak bisa Ia tolak. Padahal dia adalah seorang dokter Kepala Departemen obstetri dan ginekologi. Prestasinya yang cemerlang membuat karirnya semakin menanjak dengan pesat. Pentingnya posisi Nizam membuat Ia merasa harus menanganinya secara langsung dan tidak bisa mewakilkan ke dokter lain yang walaupun secara pengalaman mungkin lebih berpengalaman tetapi dari segi hierarki jabatan dialah yang paling berhak menanganinya.     

Dokter Desy langsung menganggukan kepalanya dengan hormat. Nizam membalas anggukan kepalanya. " Saya sangat mengapresiasi segala tindakan Dokter terhadap istri Saya." Kata Nizam sambil mengelus punggung Alena. 'Oh..that is so sweet..' Dokter Desy langsung terasa meleleh menyaksikan betapa romantisnya Nizam pada Istrinya.     

***     

Begitu Nizam dan Alena keluar dari kamar periksa. Pangeran Thalal, Cynthia, Arani termasuk para pengawal mereka menatap penuh harap. Bahkan para wartawan lokal dan Azura berkumpul di ujung lorong koridor ditahan oleh satpam Rumah Sakit. Nizam tersenyum lebar. "She is pregnant"     

Semua langsung bertepuk tangan seraya mengucapkan Alhamdulillah. Cynthia memeluk Alena dengan erat. "Cangrotulation Honey..we proud of you"     

"Thanks Cynthia" Kata Alena sambil tersenyum bahagia.     

Melihat tingkah dan wajah rombongan Pangeran dari Azura itu membuat gelombang aura kebahagiaan mereka terpancar hingga ke arah mereka, membuat mereka langsung merangsek maju ingin mewawancarai mereka.     

"Pangeran..Yang Mulia Tolonglah berikan kami berita baik Anda!" Seorang wartawan berteriak ke arah Nizam. Nizam memalingkan wajahnya ke arah mereka. Tersenyum sambil melambaikan tangannya. Melihat tingkah Pangeran Nizam membuat mereka semakin diberi hati. Para Wartawan langsung mendorong satpam hingga satpam tidak berdaya dan langsung terdesak ke pinggir koridor. Tanpa bisa dicegah lagi mereka langsung menghambur ke arah Nizam dan Alena. Tapi sebelum mereka mencapai Nizam dan Alena. Pengawal Nizam dan Pangeran Thalal langsung membuat barikade. Arani memandang Ke arah Nizam meminta pendapat harus bagaimana. Nizam langsung menganggukan kepalanya. "Berikan mereka waktu dalam konprensi pers nanti malam pukul 8.     

Sekertaris Nizam langsung angkat bicara.     

"Tolong untuk tidak bertindak anarkis. Kami berjanji akan memberikan kesempatan kepada kalian untuk mewancarai Yang Mulia pukul 8. Sekarang berikan kami jalan. Tuan putri Alena membutuhkan ruang yang cukup untuk bernafas."     

Para Wartawan berubah menjadi tenang apalagi ketika kemudian Pangeran Nizam berbisik pada Arani. Arani menganggukan kepalanya.     

"Selain Kalian dapat mewancarai Yang Mulia. pangeran juga mengundang semua wartawan untuk makan malam bersama Kami di Hotel Gardenia. Jangan Lupa sebagai upaya keamanan bawalah kartu identitas dan kartu pers-nya."     

Para wartawan langsung bersorak dan bertepuk tangan. "Terima kasih yang Mulia. Semoga Yang Mulia panjang umur. Dan Putri Alena kandungannya sehat selalu..."     

Nizam tersenyum sambil menjawab Aamiin. Ia lalu melangkah pergi sambil menuntun Alena dengan penuh kasih sayang. Kilatan lampu blitz pada kamera langsung menyambar ke arah mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.