CINTA SEORANG PANGERAN

Kembali Meminta



Kembali Meminta

0Cynthia memeluk tubuh Pangeran Thalal yang bersimbah darah. Dua orang pengawalnya langsung menghampiri Pangeran Thalal. Yang seorang langsung memeriksa lukanya dan yang seorang lagi berlari menghentikan kendaraan yang melintas. Pengawal itu mengacungkan sepuluh lembar uang seratusan ribu sebagai alat komunikasi tercepat. Sebuah Taxi langsung berhenti.     

"Ya Tuhan..Yang Mulia bertahanlah." Pengawal pribadi Pangeran Thalal yang bernama Hafiz memapah tubuh Pangeran Thalal lalu memasukkannya ke dalam Taxi. Cynthia ikut masuk sambil tak henti-hentinya menangisi Pangeran Thalal yang hampir tak sadarkan diri.     

Kejadiannya begitu cepat dan tidak terduga. Cynthia menyesali kecerobohannya yang berjalan tanpa melihat arah. Sehingga Ia tidak melihat motor yang melaju dengan cepat, menyebabkan Ia hampir tertabrak motor tersebut. Kalau saja Pangeran Thalal tidak menyambar tubuhnya Ia pasti sudah tertabrak dengan telak.     

Tapi karena menyelamatkannya, Kepala Pangeran Thalal yang sedikit merendah ketika memeluk tubuh Cynthia terkena Sambaran stang motor yang begitu keras. Kecepatan motor dan kerasnya stang motor menghasilkan benturan yang cukup keras sehingga merobek pelipis dan kepala Pangeran Thalal. Darah segar yang mengalir deras membuat Pangeran Thalal langsung roboh.     

Cynthia menggenggam erat tangan Pangeran Thalal. Kepala Pangeran Thalal berada dipangkuannya. Cynthia menekan luka dikepala Pangeran Thalal menggunakan jas Pangeran Thalal agar darah berhenti mengalir.     

.     

"Maafkan Aku yang Mulia. Bertahanlah yang Mulia..."Cynthia menatap Pangeran Thalal dengan perasaan menyesal. Pangeran Thalal balas menatap wajah Cynthia.     

"Aku berharap sedang tidak ada di surga karena ada bidadari yang berada dihadapanku."Pangeran Thalal berkata sambil melihat Cynthia dengan mata yang berbinar.     

Pengawal Pangeran yang bernama Hafiz hampir saja tersedak mendengar majikannya yang sempat-sempatnya merayu seorang gadis dalam keadaan terluka cukup parah.     

Mata Cynthia melebar hingga matanya yang biru semakin cerah mendengar kata-kata rayuan Pangeran Thalal yang menyebalkan. Ia bukanlah Alena yang mudah klepek-klepek kalau dirayu Nizam. Ia malah mengeram kesal. "Beraninya Kau bercanda disaat Aku hampir mati ketakutan" Katanya     

"Aku senang telah menyelamatkanmu, Kau sekarang berhutang nyawa kepadaku. Menikahlah denganku untuk membayarnya"     

"Kau bajingan pemeras yang tidak tahu malu, Aku bersumpah akan menghajarmu setelah luka-luka mu sembuh"     

"Hajarlah sebelum Aku yang akan menghajarmu nanti" Pangeran Thalal malah memejamkan mata. Tidur dipangkuan Cynthia dalam keadaan darurat sungguh membuat hatinya merasa bahagia.     

Cynthia mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Ia tahu persis ke arah mana Pangeran Thalal berkata. Ia akan menghajar dirinya bermakna kalau Ia akan pasti menikahi Cynthia dan Ia akan menghajarnya dimalam pertama nanti.     

Diam-diam Cynthia sedikit ketakutan. Kalau seandainya Ia benar-benar akan menikah dengan Pangeran Thalal. Bagaimana kalau nasibnya serupa Alena dimalam pertamanya. walaupun Ia sudah tidak suci lagi tapi Ia baru melakukan satu kali sewaktu SMA dan itu sudah lama sekali. Ia bahkan sudah lupa bagaimana rasanya.     

Waktu itu Ia melakukan karena emosi gejolak anak SMA yang ingin mencoba sesuatu yang baru. Setelah itu Ia tidak pernah melakukannya karena Ia memang tidak pernah punya pacar. Bukankah bagi dirinya pacaran hanya membuang-buang waktu saja. Lagipula memang Ia tidak berhasrat untuk memiliki kekasih karena Ia cenderung minder dengan status keluarga dan fisiknya yang memang tidak terlalu ramping.     

Berada di Azura membuat berat badan tubuhnya menurun drastis. Ia sendiri mengakui sekarang badannya terlihat sangat ramping dan cantik. Berada di Istana Ia tidak bisa makan sembarangan lagi. Semua makanan penuh gizi dan mengandung sedikit lemak. Dengan tinggi badan 175 dan badan ramping Ia kini mirip seperti seorang peragawati.     

Cynthia duduk membeku mendengarkan ancaman Pangeran Thalal. Pangeran ini benar-benar lebih konyol dari kakaknya. Dia berkata sangat penuh percaya diri seakan Ia memang sudah bisa menebak isi hatinya yang ternyata memang tidak bisa dipungkiri Ia mencintai Pangeran Thalal. Tapi Sekarang Ia melihat wajah Pangeran Thalal yang tampan seakan berubah menjadi seperti monster.     

***     

Nizam baru terlelap ketika handphonenya berbunyi. Dengan mata terpejam Ia menggapai handphone dimeja kecil samping tempat tidur. Ia mengangkatnya, Tidak banyak yang tahu no telp dirinya. Karena telepon untuk urusan resmi yang pribadi akan menghubungi Arani. Dan urusan pekerjaan akan menghubungi sekertaris pribadinya. Dan dua orang itu sangat tahu diri untuk tidak meneleponnya saat dia berada dikamar berdua dengan Istrinya di malam hari. Jadi kalau handphone nya berbunyi pasti ada berita yang sangat penting. Itulah yang menyebabkan dia menggapai handphonenya.     

Ia juga bertindak cepat untuk meraih handphonenya, Nizam takut dering ringtone handphonenya mengganggu tidur Alena. Nizam lupa kalau Istrinya adalah serupa dewa tidur yang memiliki keahlian tingkat tinggi dalam hal memejamkan matanya. Alena dapat dengan cepat tertidur tapi lambat bangun.     

Jangankan dering handphone suara ledakan bom juga agaknya tidak akan bisa mengganggu tidurnya. Bukankah dulu waktu malam pertama Alena sama sekali tertidur walaupun Nizam mencoba menidurinya dan baru terbangun setelah merasakan kesakitan yang teramat sangat.     

Kemampuan Alena dalam memejamkan mata hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang memiliki kehidupan yang tenang, polos, apa adanya, tidak memiliki banyak pikiran dan tidak pernah menyimpan dendam sehingga Ia sangat mudah terlelap.     

Mata Nizam terbelalak melihat wajah yang muncul di handphonenya. "Cynthia???" Ia langsung bangkit dari tidurnya. meng-slide layar handphonenya dan mulai berbicara perlahan.     

"Astaghfirullah..Dimana? Bagaimana kondisinya? Tunggulah Aku segera ke sana? Jangan menangis..Semua akan baik-baik saja" Nizam segera menutup handphonenya. Ia melepaskan piama tidurnya dan segera mengenakan pakaian yang layak. Tidak lupa Ia membetulkan letak selimut Alena. Ia mencium pipinya segera keluar kamar. Diluar Ia melihat ada Ali dan seorang pengawal muda yang tidak terlalu Ia kenal. Mungkin Fuad sedang istirahat.     

Melihat Nizam keluar dari kamar mereka langsung berdiri dan memberikan hormat.     

"Kita ke rumah sakit, Pangeran Thalal kecelakaan, Panggilkan Arani!!" Wajah Ali berubah sedikit tegang. Ia segera mengetuk pintu kamar Arani. Arani keluar dari kamar dengan pakaian sudah lengkap. Ia mendengar berita dari Ali. Sehingga Arani langsung bertindak cepat. Ia segera menyimpan 3 orang pelayan dikamar Alena dan asisten pribadi Alena. Ia juga menyimpan Fuad dan penjaga pribadi Alena untuk berjaga di depan kamar Alena. Sebelum akhirnya mereka pergi menuju Rumah sakit.     

***     

Ia melihat Chyntia duduk di depan UGD dimana Pangeran Thalal sedang ditangani. Begitu melihat Nizam. Tidak dapat ditahan lagi budaya baratnya muncul. Ia memeluk Nizam dan menangis dibahunya. Nizam yang memang lama di luar negeri menganggap tindakan Cynthia hanyalah tindakan yang wajar untuk meluapkan emosinya. Ia mengelus punggung Cynthia sambil menenangkan Cynthia yang ketakutan.     

Menyadari kedudukan Pangeran Thalal yang merupakan salah satu Pangeran utama setelah Nizam, membuat Cynthia merasa nyawanya akan terancam apabila pihak kerajaan tahu bahwa yang menyebabkan Pangeran terluka adalah dirinya.     

Dengan terbata-bata Cynthia menceritakan segalanya dan Nizam mendengarkan dengan seksama. Ia lalu berkata menenangkan Cynthia yang gemetar ketakutan.     

"Semua akan baik-baik saja. Aku akan melindungimu. Kamu berada dibawah kekuasaanku. Tidak akan kubiarkan siapapun menyentuhmu." Nizam menepuk-nepuk tangan Cynthia dengan lembut.     

Tentu saja Nizam tidak akan membiarkan Cynthia terluka. Melukai Cynthia sama saja melukai Alena. Alena pasti akan lebih memilih dirinya terluka daripada membiarkan Cynthia terluka. Apalagi melihat kondisi Alena sedang hamil jangan sampai Alena stress menghadapi masalah Cynthia.     

Nizam masuk ke dalam ruangan tindakan. Didalam Ia melihat dua orang Pengawalnya sedang menunggui Pangeran Thalal. Para Pengawal itu langsung menundukkan kepalanya dan Nizam menatap mereka dengan buas. Tapi Nizam masih tersadar Ia berada di ruang UGD dimana ada beberapa dokter dan perawat yang sedang menangani Pangeran Thalal.     

Luka Pangeran Thalal sedang dijahit dan Ia melihat semua baik-baik saja. Ia tidak berani mengganggu tindakan Dokter. Dengan bahasa isyarat dimatanya Ia meminta para pengawal Pangeran Thalal keluar mengikutinya. Pengawal itu langsung menunduk seraya mengikuti langkah Nizam.     

Begitu mereka diluar ruangan UGD, Nizam berbalik dan Ia langsung memukul dua orang pengawal Pangeran Thalal dengan keras. Masing-masing satu kali.     

Mereka langsung tersungkur. Cynthia memekik kaget. Arani Segera memberikan isyarat kepada Cynthia untuk diam.     

"Beraninya kalian lalai menjaga Pangeran Thalal. Penjaga tidak berguna. Kalian terpilih dari ribuan orang. Tapi tidak bisa melaksanakan tugas dengan baik. Kalau seandainya ada apa-apa dengan Pangeran Thalal maka kepala Kalian sebagai gantinya." Nizam benar-benar murka, mukanya merah padam.     

"Kami mengaku bersalah. Kami telah lalai menjaga Pangeran Thalal. Kami bersedia dihukum berat" Kedua pengawal itu berlutut. Nizam mengibaskan tangannya menyuruh mereka menyingkir dari hadapannya. Nizam lalu kembali masuk ke ruang UGD.     

Para pegawai rumah sakit sedang menyiapkan ruangan VVIP untuk Pangeran Thalal. Sementara Pangeran Thalal sendiri sudah dalam keadaan tertangani dengan baik. Lukanya sudah diperban. Dan pakaian penuh darahnya sudah berganti dengan pakaian rumah sakit.     

Melihat kakaknya masuk. Pangeran Thalal tersenyum. "Maafkan Aku Kakak, Aku sudah mengganggu waktu istirahatmu"     

"Bocah bodoh, bagaimana bisa Kau berkata seperti itu. Kalau ada apa-apa denganmu, apa yang harus aku katakan pada Ibu Ratu Zenita?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.