CINTA SEORANG PANGERAN

Gugupnya Pangeran Thalal



Gugupnya Pangeran Thalal

0Cynthia berjalan dibelakang Alena dengan perasaan sedikit gugup. Mereka sedang berjalan di lorong Bandara untuk menuju pesawat pribadi milik Nizam. Disamping Nizam tampak berdiri sosok pria tampan dengan wajah yang sedikit berbeda dengan Nizam. Walaupun mereka memiliki struktur tulang wajah yang mirip tapi wajah dan mata pria itu terlihat lebih lembut dan murah senyum. Begitu melihat Cynthia Dia tersenyum lebar.     

"Salam untukmu Cynthia, sahabat dari Kakak Putri Alena" Katanya sambil menangkupkan kedua tangannya di dada. Cynthia membalasnya dengan canggung. Terakhir bertemu adalah waktu hendak lomba ketangkasan pada perayaan pernikahan Alena dan Nizam. Sekarang bertemu lagi.     

Dia bertambah tampan Dimata Cynthia. Badan Pangeran Thalal sebenarnya lebih pendek sedikit dari Nizam hanya tapi badannya lebih ramping dibandingkan dengan Nizam. Ia memang bukan pecandu olahraga seperti kakaknya. Sehingga Ia kalah kekar dan tegap dari Nizam. Kalau postur tubuh Nizam lebih mirip atlit maka postur tubuh Pangeran Thalal lebih mirip peragawan.     

Alena menyaksikan momen itu lalu dengan kerasnya Ia berdehem.     

"Kenapa Kakak ?" Pangeran Thalal bertanya seraya menoleh ke Alena tanpa curiga apa-apa.     

"Apa..Kakak sakit?" Pangeran Thalal tetap tersenyum manis. Wajah tampan itu sebenarnya tanpa tersenyum pun sudah mirip wajah orang yang sedang tersenyum apalagi kalau sedang tersenyum. Manisnya wajah Pangeran Thalal bisa membuat kupu-kupu tiba-tiba hinggap karena dikiranya ada sumber madu nyasar di wajah orang.     

Alena langsung batuk-batuk kecil seakan-akan sedang sakit tenggorokan.     

"Iya nih, belakangan badan Kakak sedang tidak fit, Agaknya karena sering kurang tidur..." Sebenarnya perkataan Alena tidak dimaksudkan untuk membuat pernyataan dengan kalimat ambigu yang memiliki makna ganda. Tetapi karena Alena adalah pengantin baru maka efek dari kalimat Alena membuat jengah orang yang mendengarnya. Bahkan mata Pangeran Thalal sampai melebar mendengar kata-kata Kakak iparnya.     

Ia sudah lama mendengar tentang kepolosan dan kekonyolan Alena istri kakaknya. Tapi baru kali Ia merasakan sendiri kekonyolannya. Hingga hampir saja Pangeran Thalal ngakak guling-guling. Tapi kemudian Ia sadar disampingnya ada kakaknya yang sedang menatapnya tajam. Pangeran Thalal langsung menutup mulutnya.     

Setelah menatap tajam ke mata adiknya lalu Nizam melirik tajam ke Istrinya bagai hendak menelan Alena. Cynthia yang sadar dia sebenarnya sedang digoda oleh Alena dengan dehemannya menjadi semakin ngedumel. Alena malah terheran-heran melihat reaksi orang-orang mendengar perkataannya.     

"Kenapa Kalian semua menatapku seperti itu?Apa ada yang salah? Ooh.. kalian semua pasti mengira Aku kurang tidur karena ngapa-ngapain dengan Nizam..."     

"Tutup mulutmu, Alena!!!" Nizam membentak Alena. Alena terdiam kaget. Wajahnya berubah mendung. Dibentak di depan semua orang sangat menyakitkan. Padahal Ia merasa tidak salah. Melihat wajah Alena yang cemberut dengan air mata hampir tumpah. Nizam langsung merasa menyesal. Ia segera mengejar Alena yang berjalan cepat mendahului rombongan yang akan naik pesawat menuju Indonesia.     

"Alena.. Honey..maaf Aku bukannya bermaksud menyakitimu" Nizam merangkul bahu Alena sambil tersenyum manis. Alena malah semakin cemberut. Melihat Alena cemberut malah membuat Nizam jadi bergairah. "Alena kalau Kamu cemberut terus nanti di pesawat Kamu harus siap-siap.." Bisik Nizam.     

"Siap-siap apa ?" Alena menatap suaminya.     

"Siap-siap berbaring dibawah tubuhku."     

"Aah..Nizam kamu dasar menyebalkan, kenapa tidak Kamu bunuh saja Aku" Alena ngomel-ngomel. Tapi cemberutnya langsung hilang. Masa iya dipesawat Ia harus melayani Nizam juga. Alena lalu berusaha tersenyum manis. Nizam lalu mengelus kepala Alena dengan penuh kasih.     

Pangeran Thalal berjalan menjajari langkah Cynthia yang mendadak jadi pendiam. Ia salah tingkah berjalan disamping Pangeran Thalal. Seumur hidupnya Ia belum pernah merasakan perasaan gugup disamping seorang pria. Ia adalah orang yang cerdas dan lugas tapi kalau jatuh cinta Cynthia berasa gugup juga.     

"Cynthia, Lucu juga ya Kakakku itu, Tidak pernah kubayangkan sebelumnya, Pria setangguh kakakku kelemahannya ada dikaki gadis selucu Kakak Putri Alena. Dulu Kami kira Putri Reina akan jadi istri yang begitu ideal untuk Kakak Nizam. Putri Reina itu cantik, cerdas, ambisius, dan putri perdana menteri kami. Tapi kemudian Kakak Putri Alena datang. Dan Ia merubah segalanya. Terus terang Aku sendiri lebih suka Dia bersama Kakak Putri Alena." Pangeran Thalal berhenti sejenak Ia lalu melirik gadis bule disampingnya itu. Ia melihat Rambut pirang yang sepanjang bahu, kulit putih dan mata yang kebiru-biruan yang bersinar gugup. Entahlah Pangeran Thalal merasakan bahwa gadis yang disampingnya sedang gelisah.     

"Cynthia..." Pangeran Thalal memanggil nama Chyntia dengan lembut. Cynthia langsung tergagap menjawab.     

"Ya..ya.. kenapa Kamu lebih suka kakakmu dengan Alena dan bukannya dengan putri Reina." Cynthia mencoba tetap konsentrasi.     

"Karena Kakakku sekarang sikapnya lebih mirip manusia normal daripada manusia super yang tidak punya hati"     

Tidak dapat ditahan Cynthia tertawa kecil mendengar Pangeran Thalal menyebut kakaknya manusia super yang tidak punya hati. Pangeran Thalal menikmati wajah Cynthia yang tertawa. Entahlah kenapa wanita bule disampingnya terasa menarik dan menyenangkan.     

"Tahukah Kamu, Bagaimana Kami teman-temannya mengira bahwa Dia penyuka sesama jenis karena dia tidak pernah tertarik dengan wanita. Ia lebih sering terlihat dengan laki-laki yang kami kira pacar-pacarnya. Padahal mereka adalah pengawalnya. Ha...ha..ha.. siapa kira dia jatuh cinta juga terhadap Alena." Cynthia mulai bersikap lebih terbuka. Ia merasakan bahwa Pangeran Thalal begitu ramah dan sangat berbeda dengan Nizam.     

"Tapi Cynthia..terus terang ada hal yang masih misterius bagi kami, Bagaimana Kakakku Nizam bisa jatuh cinta pada Kakak Putri Alena. Setahuku dia bukan pria yang mudah jatuh cinta bahkan terhadap gadis tercantik dijagat raya sekalipun."     

Cynthia langsung terdiam Ia membaca situasi dulu apakah Pangeran Thalal ingin menjebaknya atau sekedar ingin tahu. Tapi bukan Cynthia namanya kalau dia tidak bisa menjawab.     

"Mengapa tidak? Kakakmu kan ternyata manusia normal juga. Pria biasa yang ternyata punya hati dan perasaan. Coba lihat kelakuan Kakakmu sekarang. Dia banyak melakukan hal-hal yang melanggar adat istiadat kerajaanmu demi seorang gadis yang bernama Alena."     

Pangeran Thalal kembali melirik gadis yang berjalan disampingnya. Sama seperti halnya Nizam Ia termasuk pria yang jarang berbincang dengan lawan jenis. Kata-kata Cynthia yang selalu penuh analisa diam-diam membuat Pangeran Sarjana Psikologi itu menjadi semakin tertarik.     

"Tentu saja. Hanya...Yang tidak Aku pahami adalah bagaimana Kakakku bisa jatuh cinta kalau dia sebenarnya tidak pernah memandang wanita."     

Cynthia langsung menghentikan langkahnya.     

"Jangan Kau bilang, Kau sedang mencurigai Aku sebagai dalang dibalik semua ini'     

Pangeran Thalal malah cengengesan sambil mengusap dagunya yang tampak habis dicukur.     

"Kamu gadis yang cerdas Cynthia. Nah sekarang ceritakan padaku. Bagaimana kalian atau tepatnya Kamu menjebak Kakakku untuk jatuh ke pelukan sahabatmu"     

Cynthia tersedak. "Betapa terus terangnya Kamu. " Cynthia cemberut kesal sambil mempercepat langkahnya. Pangeran Thalal melihat Cynthia seperti akan melarikan diri tanpa sadar Ia mencekal tangan Cynthia. Dan sesaat kemudian Ia langsung melepaskan pegangannya diiringi perasaan Cynthia yang berdebar keras.     

"Ma..maafkan Aku, Cynthia. Aku bukannya bermaksud tidak sopan" Pangeran Thalal langsung gugup. Seumur hidupnya Ia belum pernah menyentuh seorang wanita. Wajahnya merah padam. Cynthia jadi merasa gemas ingin rasanya Ia mengelus wajah tampan yang memerah itu.     

"Tidak apa, Pangeran. Aku tahu kamu tidak sengaja" Cynthia mencoba memahami. 'Apaan sih masa cuma megang tangan aja segitu nervous nya. Ternyata Pangeran Thalal lebih parah dari kakaknya kalau masalah berhubungan dengan wanita' Cynthia bicara dalam hatinya. Pangeran Thalal lalu diam. Dia tidak bicara apa-apa lagi. Wajahnya tetap memerah sampai mereka naik ke atas pesawat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.