CINTA SEORANG PANGERAN

Menikahlah denganku.



Menikahlah denganku.

0Pangeran Thalal kaku di atas kursinya. Kedua tangannya memegang tangan kursi dengan kerasnya. Buku-buku jarinya sampai memutih. Seumur hidupnya Ia belum pernah menyentuh seorang wanita. Padahal usianya sudah mendekati 23 tahun. Bahkan pandangan matanya pun sangat dijaga.     

Kuliah jurusan psikologi diluar negeri tidak menjadikan hidupnya bergaya seenaknya. Sama dengan kakaknya Nizam. Baginya seorang wanita halal untuk disentuh jika mereka sudah menikah secara sah dimata agama ataupun negara. Sah di mata Agama agar mereka dapat berhubungan secara halal. Sah secara Negara agar hak-hak si wanita terlindungi dengan baik.     

Pangeran Thalal sangat menghormati dan menghargai wanita sebagai ibu atau calon ibu dari seorang anak. Menghormati seorang wanita berarti sama saja dengan menghormati ibu yang melahirkan kita. Dan hari ini Ia baru menyadari bahwa kalau ternyata jenis wanita itu tidak selamanya Sama. Selama ini dia selalu menganggap bahwa seorang wanita itu bertingkah lembut, penakut dan pemalu.     

Tapi ternyata hari ini dia bertemu dengan seorang wanita yang begitu berterus terang. Bahkan kehidupannya yang bagi sebagian orang memalukan dia bicarakan dengan hati tegar.     

Cynthia bukannya tidak tahu kalau Pangeran Thalal sedang shock.. Sehingga Ia yang sekarang berinisiatif memberikan segelas air putih kepada Pangeran Thalal. Air itu diambil oleh Pangeran Thalal dan langsung ditenggaknya sampai habis untuk menghilangkan rasa kagetnya.     

"Aku tahu bahwa Kamu sangat kaget. Hanya saja, tidak usah segitu kagetnya sampai bagai disambar petir disiang hari. Wajahmu sampai pucat pasi bagai bulan kesiangan"     

"Ba.. bagaimana bisa seorang wanita kehilangan kesuciannya sebelum menikah?" Pangeran Thalal lupa kalau gadis yang didepannya adalah seorang gadis dari negara liberal bukan gadis Azura.     

"Mengapa tidak? bagi kami bercinta adalah kebutuhan dasar setiap makhluk hidup sama halnya dengan makan dan minum. Asalkan kita bertanggung jawab terhadap percintaan yang kita lakukan seperti misalnya mengenakan alat kontrasepsi agar mencegah kehamilan yang diinginkan."     

"Cynthia.. bagiku bercinta seperti itu tidak bedanya dengan tingkah hewan yang tidak memiliki adab sebagai mana manusia mahkluk hidup yang paling sempurna yang ada dimuka bumi ini. "     

Cynthia terdiam mungkin karena emosi maka Pangeran Thalal melupakan teori-teori ilmu psikologinya. Apa Pangeran Thalal tau kalau mereka memang berasal dari dua dunia yang berbeda pandangan terutama tentang bercinta. Jadi wajar dong kalau Ia melakukan hal itu. Lagipula pria di negaranya tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Mereka biasa saja ketika menikah dengan wanita yang sudah tidak suci lagi.     

"Pangeran apa Anda lupa kalau Saya berasal dari Amerika dan bukan dari kerajaan mu atau di Indonesia. Di antara kita pasti memiliki prinsip hidup yang berbeda.     

Pangeran Thalal langsung terdiam. "Maaf...Aku lupa, Maafkan Aku. Seharusnya Aku tidak menyamakan paradigma diantara kita." Wajah Pangeran Thalal melunak.     

Entahlah kenapa Cynthia tiba-tiba teringat waktu Alena pernah mencoba hendak menipu Nizam dengan mengatakan bahwa Alena sudah tidak suci lagi. Dan tanggapan Nizam waktu itu Ia akan menerimakan Alena apa adanya.     

Dia tidak keberatan tentang hal itu. Cynthia baru menyadari betapa Nizam benar-benar sangat mencintai Alena hingga hatinya begitu besar. Nizam bahkan tidak berkomentar panjang lebar seperti halnya Pangeran Thalal yang malah seakan mempertanyakan tentang moralnya sebagai seorang wanita. Ternyata antara Nizam dan Pangeran Thalal memang sedikit berbeda. Tapi Ia tidak terlalu ambil pusing. Bukankah memang antara Ia dan Pangeran Thalal tidak ada hubungan apa-apa.     

"Marilah kita lupakan pembicaraan yang kurang menyenangkan ini, Cynthia apakah rencanamu kedepannya? Apakah Kau akan menetap selamanya di Azura?" Kata Pangeran Thalal.     

"A..aku tidak tahu, Aku tinggal karena ingin menjaga Alena. Kedudukan dia sekarang tidak terlalu bagus"     

"Apa maksudmu dengan tidak terlalu bagus? Kakakku begitu mencintai dia. Aku perhatikan Ia bahkan mampu menghancur leburkan Azura hanya untuk Kakak Putri Alena"     

"Itulah.. semakin Kakakmu mencintainya maka kedudukan Alena akan semakin terancam."     

"Bagaimana bisa?" Pangeran Thalal tampak mengerutkan keningnya.     

"Apa Kau pikir sekarang di istanamu tidak sedang bergejolak. Istana Azura sekarang ini seperti permukaan laut yang tenang tapi didalamnya sebenarnya sedang terjadi pengumpulan energi yang besar-besaran untuk kemudian akan dihantamkan ke permukaan" Cynthia bicara begitu tenangnya.     

Pangeran Thalal menyipitkan matanya. Ia sedikit terpesona mendengar analisa Cynthia.     

Cynthia lalu melanjutkan perkataannya.     

"Tindakan Nizam yang menjadikan Alena lebih berarti dari segalanya termasuk adat istiadat dikerajaanmu akan membuat geram beberapa orang bahkan mungkin semua pejabat yang berpandangan kolot. Tindakan Nizam yang mengeluarkan Alena dari Harem dan menyimpan di ruangannya akan membuat gerah orang-orang yang putri-putrinya ada di Harem termasuk Putri Reina tentunya. Dan bukankah Kamu tahu yang berada di Harem bukanlah putri-putri yang berasal dari sembarangan orang. mereka berasal dari keluarga yang memiliki kedudukan penting. Mereka bukan sekumpulan orang-orang bodoh yang menerima begitu saja diperlakukan seperti itu.     

Apakah kondisi Ratu Sabrina yang mulai melunak juga akan menjadi bumerang yang dilemparkan dan sebentar lagi akan berbalik menyerangnya. Kondisi Putri Reina yang sama sekali tidak dipedulikan oleh Nizam tidak akan dibiarkan begitu saja oleh perdana menteri. Aku sangat yakin sekarang mereka sedang mencari celah untuk menekan kakakmu dan Alena" Cynthia menghela nafas panjang     

"Aku tidak akan membiarkan sahabatku sendirian menghadapi mereka. Aku akan ada disampingnya untuk menjaganya"     

Pangeran Thalal menggelengkan kepalanya menyadari bahwa wanita yang didepannya ternyata bukan wanita sembarangan. Ia tidak pernah berpikiran sejauh itu. Betapa setianya Cynthia dan betapa cerdasnya Ia.     

"Cynthia, Apa kau kira kakakku akan membiarkan semua ini terjadi? Apakah Ia tahu apa yang sedang terjadi?"     

Cynthia menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu, apakah Kakakmu menyadarinya atau tidak? tapi Aku yakin kakakmu bukan orang bodoh. Ia sekarang tampak sibuk. Aku tidak tahu apa yang sedang direncanakannya. Yang pasti Ia sedang merencanakan sesuatu yang akan menghadang semua tindakan makar yang mungkin terjadi."     

Mendengar semua penjelasan Cynthia seakan membuka hati dan mata Pangeran Thalal. Yaah...Pangeran Thalal seakan-akan menemukan sesuatu yang dicarinya selama ini. Pangeran Thalal lalu menatap wajah Cynthia dengan tajam. Matanya yang lembut berubah jadi penuh gairah. Cynthia jadi salah tingkah ditatap seperti itu. Ia merasakan badannya panas dingin. Tapi Pangeran Thalal tetap menatapnya penuh perasaan kagum.     

"Kenapa Kamu menatap ku seperti itu?" Kata Cynthia sambil memerah.     

"Maukah Kau menikah dengan ku? " Tiba-tiba Pangeran Thalal berkata.     

Cynthia terkejut luar biasa. Matanya terbelalak lebar. "AA.. APA?" Suara Cynthia bagai orang yang tercekik.     

"Maukah Kau menikah dengan ku?" Pangeran Thalal mengulangi perkataannya.     

"Pangeran Mohon jangan bercanda yang tidak lucu" Cynthia mencibir sebal.     

"Aku serius, Jangan Kau pikir Aku bercanda?" Pangeran Thalal menatap dengan pandangan tidak suka karena Cynthia meragukan lamarannya.     

"Bagaimana bisa dua orang yang tidak saling mengenal langsung menikah? Bukankah harus ada penjajakan terlebih dahulu."     

"Aku tidak membutuhkan suatu penjajakan sebelum menikah. Penjajakan bagiku dilakukan setelah menikah..Kami Bangsa Azura tidak mengenal istilah pacaran. Kami nikahi dulu baru kami kenali dan Kami pacari."     

Cynthia langsung terbatuk-batuk Ia sampai harus minum bergelas-gelas air. Sialnya Pangeran Thalal hanya menatapnya yang sedang batuk-batuk tidak ada upaya yang dilakukan seperti misal menepuk-nepuk punggungnya agar batuknya reda. Ia hanya berulang kali menyodorkan gelas minumannya.     

Sialan..kaku amat laki-laki ini seribu kali lebih kaku dari Nizam. Nizam saja berani membopong Alena ketika Alena tak sadarkan diri sewaktu hendak diperkosa oleh Padahal posisinya waktu itu belum menikah dengan Alena. Sementara Ia terbatuk-batuk sampai kesakitan Pangeran Thalal cuma menonton.     

"Kenapa Kau tidak menepuk-nepuk punggung ku?" Cynthia protes sambil mengusap air mata yang menetes di karena tersedak maka Ia batuk-batuk sampai mengeluarkan airmatanya.     

"Maaf Kamu belum menjadi muhrim ku". Kata Pangeran Thalal sambil memberikan tisu untuk menghapus air mata Cynthia.     

"Ya Tuhan... Pangeran Thalal, betapa kakunya hidup mu"     

"Maaf Cynthia, Ini masalah prinsip"     

"Kalau begitu kenapa Kamu meminta ku untuk menikah dengan mu, Kau tahu Aku memiliki pandangan hidup yang berbeda denganmu?"     

Pangeran Thalal terdiam, Wajahnya langsung muram. Dengan pelan dia berkata. "Maukah Kau menyamakan pandangan hidup kita??"     

Cynthia terdiam sesaat lalu bertanya dengan tajam. " Siapa ke siapa yang akan kita samakan? Pandangan hidup kita ke pandangan hidupku atau pandangan hidup kita ke pandangan hidupmu??"     

"Tentu saja Kau yang ikut ke hidupku" Pangeran Thalal langsung mengdoktrin.     

"Baiklah Yang Mulia, Maka jawaban ku adalah, TIDAK!!!"     

Pangeran Thalal langsung terdiam tak berdaya. Cynthia ngomel-ngomel dalam hati. Belum apa-apa laki-laki ini sudah hendak mendominasinya. Wajah Manis kelakuan kaya orang barbar, enak saja nyuruh orang merubah keyakinan sama prinsip.     

Semua harus ada prosesnya. Ini masalah yang sangat krusial. Agama adalah hak Azasi semua orang. Prinsip hidup yang paling mendasar. Kalau orang sudah pindah-pindah keyakinan hanya dengan alasan cinta dan mencintai maka tidak akan ada lagi prinsip keyakinan yang haqiqi dalam hidup ini. Seseorang harus paham dan tahu dulu tentang merubah suatu keyakinan hidup.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.