CINTA SEORANG PANGERAN

Doakan bayi Saya



Doakan bayi Saya

0Begitu Nizam keluar dari mobil beberapa polisi tampak berjajar untuk menjagai Nizam. Bahkan Komandan polisi ikut serta hadir dan menyalami langsung serta mempersilakan Nizam untuk masuk.     

AKBP Santosa pemimpin dari kantor kepolisian tersebut tampak sangat menghormati Nizam. Walau bagaimanapun Nizam adalah Pangeran dari negara Azura. Secara diplomatis ini adalah tentang hubungan dua negara dan bukannya tentang seorang Nizam.     

Alena mengikuti langkah Nizam memasuki kantor kepolisian. Tubuhnya sebenarnya termasuk tinggi untuk ukuran wanita orang Indonesia yang rata-rata memiliki tinggi 150 - 165. Alena memiliki tinggi 165. Tetapi karena Ia berada disamping Nizam yang badannya Tinggi besar maka jadilah Ia seperti terlihat sangat mungil.     

Semua mata memandang takjub pada Nizam. Dikira mereka wajah seperti Nizam hanya ada dalam komik manga. Tapi nyatanya Ia ada dalam kehidupan nyata. Betapa rupawannya Nizam sampai-sampai para pria juga lebih suka memandangnya daripada memandang Alena.     

AKBP Santosa adalah pria gagah berusia 37 tahun. Dia adalah pemimpin yang sangat disegani karena sikap tegas dan wibawanya. Wajahnya tampan dan sangat gagah. Tapi entahlah hari ini pria gagah itu seakan tenggelam dalam pesona Nizam.     

Para Polwan yang sedari tadi menunggu, begitu melihat Nizam maka sontak terkesima. Untung ga pada mimisan. Nizam hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis. Memberikan hormat kepada siapa saja yang menatapnya dengan tatapan takjub.     

Nizam sadar diri bahwa fisiknya memang sering membuat orang-orang sukar untuk menahan diri untuk tidak memandangnya. Tidak seperti Pangeran Thalal yang cenderung lebih menikmati perhatian orang-orang disekitarnya Nizam malah terlihat tidak terlalu suka. Ia merasa risih dan sebal dengan semua perhatian mereka.     

Ia sedikit benci kalau orang-orang terlihat bertingkah berlebihan-lebihan terhadapnya. Biasanya para bodyguardnya akan menyingkirkan orang-orang yang terlalu mendekatinya. Bahkan tidak segan-segan memberitahu untuk tidak memoto Nizam dari dekat.     

Karena Alena melangkah sedikit perlahan maka Nizam mengulurkan tangan kanannya menggenggam tangan kiri Alena lalu menariknya untuk masuk ke dalam. Para wanita yang melihat langsung meleleh melihat Nizam begitu romantis. Mereka semakin ingin melihat lebih dekat dan berfoto Selfi bersama.     

Tetapi kemudian tingkah mereka yang sebentar lagi menuju taraf histeris perlahan mereda karena AKBP Santosa tampak sedikit melotot menyuruh mereka untuk tidak keterlaluan.     

Tetapi peringatan Komandan mereka. hkan ada seseorang yang sedang hamil menghampiri Nizam dan Alena tanpa malu-malu bahkan sedikit nekat.     

"Yang Mulia, Saya sedang hamil 7 bulan. Mohon kiranya yang Mulia mendoakan anak Saya sambil mengusap perut Saya." Katanya dalam bahasa Inggris yang terpatah-patah.     

Nizam sangat terkejut. Di negaranya tidak akan ada wanita hamil yang minta dielus perutnya oleh laki-laki lain. Ia tercekat, tangannya semakin erat menggenggam tangan Alena.     

Sementara itu Komandan polisi terlihat tampak biasa saja. Karena biasanya memang suka ada para wanita hamil yang perutnya ingin dipegang oleh para artis idola atau seseorang yang dikagumi. Untuk sekedar diberi doa.     

Alena tahu Suaminya sedang minta tolong dirinya agar dihindarkan dari suasana yang tidak nyaman ini. Alena tahu Suaminya tidak mau memegang wanita yang bukan muhrimnya. Wajah Nizam terlihat sedikit kelam.     

Alena menatap wanita hamil itu sambil tersenyum. "Berapa bulan kandungannya Bu?" Tanya Alena     

"Tujuh Bulan yang Mulia" Katanya sambil menatap Alena yang tersenyum manis.     

Alena lalu menyimpan tangannya di perut wanita itu lalu mengelusnya dengan lembut.     

"Dede..sayang. Semoga sehat dan lancar ketika lahirannya. Maafkan Paman Nizam tidak bisa memegangmu. Maklum Dia bukan orang Indonesia yang sangat ramah..he..he..he..biar bibi yang mewakili untuk mendoakan mu" Kata Alena sambil berbisik-bisik di perut buncit itu. Dan hal ini cukup membuat si wanita hamil itu sangat senang.     

Ia menggenggam tangan Alena. "Terima Kasih yang Mulia. Mohon maaf jika Saya lancang"     

"Tidak apa-apa...Saya juga sedang hamil. dan suka ingin yang aneh-aneh." Kata Alena sambil tersenyum     

Semua mengguman Alhamdulillah. Nizam berbisik ditelinga Alena. "Terima Kasih sayang. Kau sudah memberikan nafas buatan untukku" Katanya sebelum mereka masuk ke aula yang sudah dipersiapkan untuk menyambut Rombongan Nizam.     

Alena mencubit pinggang Nizam dengan gemas. "Lebih fleksibel dikit atuh Zam" Kata Alena.     

"Aku sudah menahan diri dari tadi. Tapi wanita itu malah ingin aku megang perutnya.     

"Ih . namanya juga wanita hamil"     

"Awas kalau kamu ngidam seperti itu."     

"Aku tidak akan. Tapi eh..itu AKBP Santosa cakep juga. Apa boleh aku ngidam ingin dielus juga olehnya. Aku pikir dia pasti bersedia.     

Alena melirik ke arah Nizam. Nizam menatap Alena dengan buas. "Langkahi dulu mayatku, Baru kau boleh dipegang laki-laki lain"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.