CINTA SEORANG PANGERAN

Chemistry



Chemistry

0Pekarangan kantor pengadilan sangat penuh oleh wartawan yang ingin mengetahui perkembangan berita Alena dan Hartono. Ditambah para pengawal dari Azura dan kepolisian membuat suasana sedikit ricuh. Saking berdesakan sampai-sampai ada wartawan yang terjatuh dan hampir saja terinjak kalau Ia tidak segera di tarik oleh AKBP Santosa yang kebetulan berjalan di belakang Nizam. "Hati-hati, Mas. Mencari nafkah itu jangan sampai membahayakan keselamatan sendiri." Kata AKBP Santosa sambil mengamankan pria itu ke tepi.     

Wartawan itu berdiri sejak subuh hanya untuk mengambil posisi yang paling dekat dengan buruannya. Ia juga belum sarapan sehingga ketika dia terdesak oleh barisan belakang tubuhnya menjadi limbung dan mau terjatuh.     

Ia sangat berterima kasih kepada polisi yang menolongnya karena kalau tidak ditarik dia pasti sudah terinjak-injak. Ia lalu mengucapkan terima kasih atas pertolongan AKBP Santosa. Sementara itu Nizam sendiri tetap fokus melindungi Alena. Alena berjalan cepat-cepat menuju ruang sidang. Ia berusaha tidak terpengaruh oleh keriuhan yang sedang terjadi.     

Tidak lama kemudian setelah mereka berada diruang sidang maka persidangan yang pertama akan segera dimulai. Para saksi sudah siap. Alena melirik ke arah Sisca yang duduk dengan angkuh dikursi dekat pengacara Pak Hartono. Pak Hartono sendiri tidak datang karena Ia hanya akan memantau di Kantor nya. Ia tidak tahan mendengar tentang anaknya.     

Alena membayangkan tentang masa lalunya bersama Sisca. Sisca yang pendiam dan selalu mengikutinya. Selama duduk di bangku SMA, Sisca selalu setia mendampinginya kemana saja. Alena tidak pernah mengira kalau Sisca memiliki perasaan benci kepadanya. Dan ternyata kebencian itu ketahuan setelah bertahun-tahun kemudian.     

Sisca bukannya tidak tahu kalau Alena sedang melihatnya. Hatinya sangat geram melihat Nizam begitu perhatian terhadap Alena. Sementara Ia, tidak memiliki siapapun. Kenapa Alena hidupnya selalu paling beruntung. Ia cantik, kaya dan banyak yang menyukai. Sementara Ia bukan siapa-siapa. Setiap pria yang ditaksirnya lalu diperkenalkan pada Alena, ujung-ujungnya pria itu pasti menyukai Alena. Ia sudah iri sejak masih SMA. Ia selalu dendam dan ingin mengalahkan Alena.     

Sejak bertemu di Amerika Sisca sudah berniat ingin mengalahkan Alena untuk membalas sakit hatinya. Sisca sengaja mengenalkan Andre kepada Alena untuk sekedar menunjukkan bahwa Ia memiliki kekasih yang tampan dan kaya raya. Dan Ia tidak kalah dengan Alena tapi siapa sangka Andre malah tertarik pada Alena.     

Bahkan disaat Sisca dengan curang membuat dirinya hamil dan mengandung anak Andre agar Andre tetap ada disisinya. Andre tetap tidak memperdulikannya. Andre malah terus terobsesi ingin memiliki Alena.     

Suasana masih terlihat tenang. Para Hakim masih sedang melakukan persiapan sehingga belum muncul di ruang sidang. Tetapi kemudian akhirnya Alena tidak tahan untuk terus berdiam diri sambil menatap Sisca. Alena akhirnya berdiri ingin menghampiri Sisca dan mengajaknya bicara. Tetapi ketika Alena berdiri, Nizam menatapnya dan bertanya. "Mau kemana?"     

"Mau bicara dengan Sisca, mau menjelaskan sesuatu"     

"Menjelaskan apa? Sebentar lagi Sidang akan dimulai. Nanti saja dipersidangan kita lihat. Siapa yang salah dan siapa yang benar."     

"Tapi Nizam, sebenarnya Aku merasa berdosa kepada Sisca, jadi Aku juga ingin meminta maaf. Aku sangat kasihan kepadanya"     

Nizam menatap wajah Alena dengan takjub. Entah apa yang ada dalam otak Istrinya. Bagaimana bisa Alena begitu baik hati terhadap wanita yang sedang mencoba memanfaatkan nya untuk kepentingan pribadi. Sudah jelas-jelas Sisca bukan wanita yang baik hati. Ia kejam dan ambisius. Bahkan Dimata Nizam Ia terlihat lebih kejam dari Reina. Atau mungkin Reina belum terlihat sisi kejamnya.     

"kasian kenapa? , Honey please don't be so naif !"     

"Gara-gara Aku, Ayah anaknya meninggal. Aku mau minta maaf dan menghiburnya dan mendoakannya semoga dia segera mendapatkan gantinya"     

"Honey...Dia tidak butuh hiburan. Wanita itu tidak sungguh-sungguh mencintai Andre. Dia perempuan yang gila harta..Dan Doa yang kau panjatkan itu perlu ditambahkan semoga Ia menjadi seorang ibu yang lebih bertanggung jawab dan tidak memanfaatkan anaknya untuk mengejar ambisinya."     

"Mengapa Kau memiliki pemikiran seperti itu. Dia memang mungkin sedikit ambisius tetapi dia sangat menyayangi anaknya. Coba lihat dia sekarang membawa anaknya ke ruang sidang. Itu tanda dia menyayangi anaknya. Kalau tidak mengapa tidak dia tinggal anaknya di rumah. Kan repot kemana-mana bawa bayi" Kata Alena berapi-api.     

Nizam tersenyum, "Alena ku sayang, permata hatiku. Kalau ada pemilihan Putri yang paling baik hati dan berjiwa besar dan berpikiran polos Kau pasti akan menjadi juara nya.     

Sisca tidak menyayangi anaknya, tapi Dia sedang memanfaatkan anaknya untuk Manarik simpati para hakim. Dia wanita yang sangat jahat. Dia tahu kau tidak bersalah. Tetapi dia malah mau memberikan kesaksian palsu untuk menjatuhkan mu.     

Kau tahu kenapa? Bukan untuk membuktikan rasa cintanya kepada Andre. Tetapi untuk itu Ia hanya punya satu motivasi. Yaitu menginginkan harta Andre. Kalau benar dia mencintai Andre. Ia tidak akan membawa anaknya kemana-mana untuk saat ini. Ia seharusnya menjauhkan anaknya dari bahaya yang mungkin saja mengancam dia."     

"Aku tidak mengerti, Bahaya apa yang akan mengancamnya?, Jelaskan kepadaku" Kata Alena sambil menatap suaminya dengan mulut terbuka keheranan. Nizam mendekatkan mulutnya ke wajah istrinya. "Baiklah akan Aku ceritakan. Tapi tolong tutup mulutmu Alena,Kau membuat Aku gerah"     

Alena menutup mulutnya yang terbuka tadi, Ia tidak bertanya mengapa Nizam gerah melihatnya.     

"Seorang Ibu pasti sangat mengkhawatirkan keselamatan anaknya. Apalagi sekarang, apa yang Ia lakukan adalah sedang menebar kebencian kita. Dan dia tahu kita memiliki banyak orang disekeliling kita. Harusnya yang paling utama dia mengamankan anaknya tapi lihat dia malah membawa anaknya kemana-mana.     

Sekarang Aku mulai sependapat denganmu. Kemungkinan dia benar-benar tidak gila cinta tapi dia gila harta."     

"Oh Nizam, mengapa Kamu sangat pandai dan cerdas. Apa otakmu bisa ditransfer ke kepalaku sedikit saja? Biar Aku menjadi ikut cerdas" Mata Alena berbinar-binar Ia baru paham dengan penjelasan suaminya. Ia kini merasa tidak terlalu berdosa terhadap Sisca.     

"Kamu tidak perlu menjadi seperti diriku. Aku menyukaimu apa adanya." Nizam menjawab pujian Istrinya dengan senang. Dia senang kalau sudah melihat Alena kagum kepadanya.     

"Oh..it's so sweet" Alena mengusap tangan Nizam. Ia mendadak ingin mencium suaminya. Tapi sebelum wajah Alena mendekat, telunjuk Nizam menahan keningnya. "Mau apa Kamu?" Tanyanya dengan perasaan heran.     

"Mau mencium Kamu." Kata Alena pendek.     

Wajah Nizam merah padam. "Kau pikir ini dimana? Ini Ruang pengadilan. Dasar gadis tidak tahu malu" Nizam mengomel.     

"Memangnya, Kamu pria yang tahu malu?" Alena balik mengomel. Nizam tersenyum geli. "Iya.. karena Kamu yang sering menggodaku membuat Aku terkadang jadi tidak punya malu." Nizam tersenyum, Alena mencubit pinggang Nizam. Nizam malah menggeliat geli.     

Nizam dan Alena terus kasak-kusuk berdua. Berbisik-bisik sambil tersenyum. Gesture tubuh mereka memperlihatkan chemistry yang sangat kuat. Sehingga para wartawan yang sedari tadi mengabadikan adegan mereka menjadi ragu apakah benar Alena menggoda Andre. Karena mana mungkin Alena menggoda Andre kalau sekarang mereka melihat sendiri bagaimana Alena dan suaminya begitu romantis dan bahagia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.