CINTA SEORANG PANGERAN

Indahnya Cintamu, Jonathan ( 5 )



Indahnya Cintamu, Jonathan ( 5 )

0"Tutup tubuhmu, jangan kau pamerkan seperti itu !!" Kata Alena dengan galak. Nizam menurunkan kaosnya menutupi dada dan perutnya yang kotak-kotak, Ia lalu menelengkupkan tubuhnya. Nizam merajuk bagaikan anak kecil yang ingin permen tapi ditolak oleh ibunya.     

"Sudah .. sudah jangan merajuk. Malu sama Axel dan Alexa." Kata Alena sambil mengelus punggung Nizam disebalik kaos putihnya. Punggung itu begitu kokoh membuat Alena ingin membaringkan kepalanya di punggung itu.     

"Kamu selalu menyakitiku, lain kali kalau kau menyakitiku lagi Aku akan melaporkanmu ke polisi karena melakukan kekerasan dalam rumah tangga" Kata Nizam sambil manyun     

"Coba saja kau laporkan kalau berani. Karena kalau kamu melapor maka Kamu akan puasa selamanya" Alena menjawab dengan kejam.     

Nizam langsung bangun dan memeluk Alena. "Tidak sayangku.. Aku hanya bercanda, jangan Kau masukan ke dalam hati. Ayo cubit lagi..ini cubitlah " Kata Nizam sambil membuka kaosnya lagi memperlihatkan perutnya yang tadi dicubit Alena. Alena tertawa Ia mencium pipi Nizam dengan gemas.     

"Enggalah..Aku juga cuma bercanda, Kaukan tahu kalau Aku juga engga akan kuat. Berada didekatmu saja tubuhku sudah gemetar, sekarang juga Aku sudah begitu tersiksa apalagi kalau selamanya " Kata Alena sambil nyengir.     

Nizam tertawa mendengar kata - kata Alena. Alena ini memang tipe perempuan yang kadang tidak tahu malu. Kalau Ia kepengen maka Ia akan minta bahkan memaksanya. Dan Nizam menyukai itu, Ia adalah tipe pria yang tidak menyukai wanita yang malu - malu kucing.     

Dia suka kalau sekali - kali wanita itu memperlihatkan keinginannya sehingga Ia merasa dibutuhkan dan bukan hanya membutuhkan. Bukankah kewajiban suami itu adalah memberikan kebutuhan lahir dan batin sehingga seharusnya wanitalah yang lebih sering meminta. Tetapi tentu saja tidak semua pria menyukai wanita agresif semua tergantung selera masing - masing.     

"Lantas kenapa Kau mencubitku?" Nizam menjadi penasaran, Ia kini tiduran di pangkuan Alena. Alena mengusap - usap rambut Nizam dengan lembut. Rambut coklat ikal itu sangat menawan, Nizam memejamkan matanya.     

Alena berkata berkeluh kesah" Isabella itu menyebalkan. Dia begitu dingin kepadaku tetapi ketika Aku menyebut namamu maka Ia langsung menjadi hangat dan riang. Aku curiga dia menyukaimu"     

"Memangnya kalau dia menyukaiku kenapa?" Nizam bertanya sambil mengusap-usap tangan Alena.     

"Aku cemburu dan kesal " Suara Alena terdengar sangat kesal.     

"Kalau kau kesal hanya karena orang lain menyukaiku maka Kau akan tersiksa terus menerus, bukankah Kau tahu Aku memiliki harem yang isinya semua menyukaiku?"     

Alena jadi cemberut, " Iya Kau benar..Aku juga mungkin nanti akan membuat harem yang isinya semua laki - laki yang menyukaiku "     

Nizam langsung mengeram, "Dirikanlah!! maka harem itu akan aku bakar semua dengan isinya"     

Alena memukul dada Nizam, " Dasar Kau kepala batu, Kau punya harem tetapi Aku tidak boleh punya harem"     

Nizam terkehkeh, "Akukan mau membubarkan haremku, Kau jangan khawatir. Tidak akan kuijinkan wanita lain menyentuhku. Bagiku Kau adalah cintaku di dunia dan di akhirat. Kau akan jadi bidadariku di sini dan di alam sana"     

"Aku tahu, karena Kau sangat mencintaiku dan Aku sangat mencintaimu" Alena memeluk dan mencium suaminya dengan penuh kelembutan.     

***     

Arani terkejut ketika Alena datang ke kamarnya. Apalagi datangnya dengan Cynthia. Dua wanita yang sangat penting itu menerobos masuk ke dalam kamarnya sambil membawa tablet dan kotak - kotak kecil yang dibawa oleh Cynthia.     

Arani tergagap ketika Alena langsung mendorong bahunya untuk duduk di sofa dalam kamarnya.     

" Duduklah Arani, Aku mempunyai kejutan untukmu"     

"Kejutan ? Kejutan apakah Yang Mulia" Tanya Arani sambil terheran - heran. Ia juga melihat Cynthia yang langsung duduk di sampingnya sambil menyimpan beberapa kotak kecil itu di atas meja.     

"Pertama - tama Aku ingin Kau melihat - lihat pakaian pengantin ini untukmu, coba lihatlah..semua bagus - bagus" Kata Alena sambil memperlihatkan tabletnya. Arani tercengang melihatnya. Alena men-slide layarnya. " Coba lihat yang ini. Yang ini sangat bagus.. full renda - renda dan beberapa detil payet. sederhana dan sangat elegan" Kata Alena sambil memperlihatkan gambar sebuah gaun pengantin.     

Arani langsung menggelengkan kepalanya, "Tidak!! Jangan!! Hamba tidak mau mengenakan gaun pengantin seperti itu. Ampuni hamba Yang Mulia" Arani menjadi pucat pasi.     

"Lantas kau akan mengenakan pakaian seperti apa. Tidak mungkin Kau menikah hanya dengan mengenakan celana panjang dan jas seperti ini. Apa bedanya nanti Kau dan Jonathan. Kalau Kau berpakaian laki - laki nanti kalian akan menjadi seperti pasangan gay yang menikah. Iyakan Cynthia??" Kata Alena. Cynthia yang sedang santai langsung menganggukan kepalanya tanda setuju.     

"Aku setuju sekali. Kau harus tampil sangat cantik dan feminin sehingga Si Jonathan itu akan pingsan karena terpesona" Kata Cynthia.     

"Tetapi Nathan sudah berkata bahwa Ia akan menerima hamba apa adanya" Arani tergagap Ia tidak pernah mengenakan gaun kecuali dulu waktu masih jadi pelayan di kerajaan.     

"Maksudmu Kau mau menolak keinginanku??" Alena tiba - tiba memperlihatkan taringnya. Membuat Cynthia menganggukan kepalanya. ' Benar Alena.. seperti itu kalau seorang Ratu bertindak harus sedikit ada intimidasi agar bisa menjaga wibawa' Cynthia berkata dalam hatinya.     

Melihat Alena menatapnya dengan gusar, Arani langsung menciut. Ia adalah asisten Nizam dan Ia tahu jelas bagaimana posisi Alena di hati Nizam. Nizam akan sanggup mengeringkan seluruh sungai di Azura jika Alena yang meminta. Sekarang Alena hanya memintanya untuk mengenakan gaun pengantin. Masa iya Arani menolaknya.     

Walaupun Ia illfeel sekali melihat gaun - gaun feminim itu, mau tidak mau Arani menganggukan kepalanya. " Baiklah Yang Mulia " Arani pasrah. Nizam saja tidak mampu melawan kekuatan Alena apalagi dirinya.     

"Itu baru benar, Arani. Mari kita memilih lagi pakaian pengantinnya" Kata Alena dengan penuh semangat. Ia puas karena Arani tidak menolak lagi. Ia dan Cynthia sudah bertekad akan me-make over Arani untuk membuat kejutan bagi Jonathan     

Setelah dia bolak - balik memilihkan untuk Arani bersama Cynthia. Akhirnya mereka memutuskan untuk memilih salah satu pakaian yang mereka pikir sangat cocok untuk Arani. Alena segera mengirimkan chat untuk Isabella agar pakaian itu dikirim besok bersama perhiasan dan sepatunya termasuk penata riasnya. Arani tidak berkata apa - apa lagi.     

"Oh..ya kami juga punya sesuatu yang tak kalah pentingnya untukmu" Kali ini Cynthia berkata dengan senyum di tahan. Mata Arani membesar dengan sangat lebar, entahlah Ia merasa ada sesuatu yang tidak enak akan terjadi. Apalagi melihat dua orang sahabat itu saling pandang sambil senyum - senyum mencurigakan.     

Cynthia mengambil sebuah kotak lalu Ia mengeluarkan sesuatu di dalamnya. Arani terbeliak ketika Cythia memperlihatkan sebuah lingrie berwarna biru. Alena tertawa melihat Arani semakin pucat pasi. Perut Arani mual dan keringat dingin langsung mengalir. Ia menjadi sangat ketakutan, rasa takutnya melebihi ketika Nizam menyuruhnya berkelahi melawan dua puluh orang laki - laki ahli bela diri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.